Site icon nuga.co

Ini Dia Fitur Hemat Baterai dari Opera

Aplikasi media sosial “Opera” tak menghentikan langkahnya memberi kemudahan bagi penggunanya dengan  meluncurkan fitur hemat daya alias power saver pada browser versi desktop.

Menurut laman situs “speedweek,” Sabtu 14 Mei 2016, “power saver” diyakini mampu menghemat baterai laptop hingga lima puluh persen dibandingkan ketika pengguna menggunakan Google Chrome.

Klaim tersebut berasal dari uji cobai yang dilakukan Opera pada laptop Lenovo, yang ditenagai dengan Core i, RAM dan Windows.

Cara, dalam keadaan baterai penuh penguji membuka Google Chrome untuk mengakses sebelas situs populer secara bersamaan pada tab terpisah.

Lalu, tiap situs dijelajahi hingga lima kali dan akhirnya dibiarkan selama semenit. Tes tersebut diulang sampai laptop benar-benar kehabisan baterai.

Berikutnya, pengujian serupa juga dilakukan pada peramban Opera yang sudah mengaktifkan mode hemat baterai.

Pada rilisnhya, Sabtu pagi WIB, Opera  mampu berjalan tiga jam lebih lama ketimbang Google Chrome.

Penghematan yang cukup signifikan itu terjadi berkat beberapa optimasi layanan, yakni mengurangi aktivitas dari tab latar belakang, menyesuaikan page-drawing frequency, dan pengaturan parameter video playback.

Cara mengaktifkan mode hemat daya cukup sederhana.

Setelah charger laptop dicabut, ikon baterai akan muncul di sebelah kolom pencarian di peramban Opera.

Pengguna hanya perlu mengklik ikon baterai itu.

Saat baterai menipis, Opera juga bakal otomatis menyarankan pengguna untuk mengaktifkan mode hemat daya.

Fitur ini baru dirilis dalam versi pengembang.

Untuk menjajalnya, pengguna bisa mengunduh versi Opera tersebut melalui tautan ini.

Sementara itu, Growth Director Asia, Opera Software, Ivollex Hodiny juga mengatakan, pengguna internet sekarang mulai tertarik dengan video dengan durasi di atas sepuluh menit.

Riset yang dilakukan perusahaan pembuat browser asal Norwegia itu dilakukan melalui film pendek buatannya yang berjudul “Arah Kisah Kita” yang mulai dirilis pada  Februari lalu di kanal YouTube perusahan, situs micropaage Opera, dan jejaring sosial miliknya.

“Lima puluh persen penonton menonton film pendek Arah Kisah Kita hingga akhir cerita dengan durasi selama lima belas menit,” kata

Fakta tersebut sekaligus mematahkan penemuan yang berbeda yang mengatakan kecenderungan netizen selama ini hanya tertarik pada konten video berdurasi di bawah sepuluh menit saja.

Namun, menurut Hodiny, untuk menjaga agar netizen tetap setia menonton video hingga akhir itu ada syaratnya, yaitu konten yang relevan.

“Dengan konten cerita yang relevan, Opera mampu mengajak netizen untuk menikmati video ini  hingga akhir,” ujar Hodiny.

Film pendek Arah Kisah Kita buatan Opera memang sengaja dibuat “menggantung”. Opera kemudian menggandeng sejumlah YouTubers untuk membuat alternate ending  dari film produksinya itu.

“Semoga konsep serupa dapat kami replikasi di masa mendatang dan menghasilkan lebih banyak lagi karya kolaborasi konten video yang berkualitas,” tandas Hodiny

Exit mobile version