Site icon nuga.co

Google Gebrak dengan SMS Generasi Baru

Raksasa teknologi global, Google, menurut tulisan di laman situs “ubergizmo,” Jumat, 26 Februari 2016, sedang membuat perlawanan baru terhadap kemapanan SMS model sekarang dengan mengembangkan generasi terbaru pesan teks tersebut

Berbeda dengan SMS yang membutuhkan sinyal jaringan serta memakan pulsa setiap berkirim pesan, Google, akan membuat “Rich Communication Services” atau RCS sebagai suksesor layanan SMS.

Nantinya RCS akan dilengkapi fitur yang terdapat di layanan pesan instan pada umumnya, yakni group chat, berbagi konten gambar atau video, sampai kemampuan melihat si lawan bicara sedang mengetik pesan tersebut.

Fitur tambahan seperti laporan “read”, group chat, hingga file-sharing tidak tersedia di SMS versi Google mendatang itu.

Pesan teks Short Message Service kini menjadi layanan utama oleh para pengguna ponsel sebagai komunikasi.

Namun, sejak kemunculan aplikasi seperti WhatsApp, Line, dan Facebook Messenger, SMS sudah mulai dilupakan.

Pesan instan semacam WhatsApp dan lainnya itu memang lebih murah dari segi biaya, pengguna cukup berlangganan akses internet atau memanfaatkan koneksi WiFi agar bisa mengobrol sepuasnya dengan siapa saja.

Seperti juga ditulis di online “the telegraph,” langkah yang diambil Google ini merupakan wujud dari ‘perlawanan’ balik atas ‘gempuran’ aplikasi pesan instan WhatsApp dan aplikasi lainnya.

Bersama dengan perusahaan telekomunikasi besar seperti Vodafone, Deutsche Telekom, dan America Movil mengumumkan bakal mengembangkan “SMS generasi baru”.

Lantas bedanya apa dengan SMS yang ada kini?

Bedanya RCS dengani WhatsApp dan iMessage adalah, pengguna RCS nantinya bisa mengirim pesan kepada siapapun menggunakan ponsel, seperti normalnya orang-orang berkirim SMS saja.

Jika perangkat yang digunakan tidak mendukung RCS, pesan tersebut akan terkirim sebagai SMS.

Disebutkan bahwa layanan RCS sebenarnya sudah pernah dikembangkan sebelumnya berada di bawah nama “joyn” dan sempat ditawarkan di sejumlah negara namun gagal menghadang pertumbuhan WhatsApp, WeChat, dan lain-lain.

Maka dari itu, siasat Google apabila layanan RCS-nya betul-betul mendunia, perusahaan harus menyematkan RCS di sistem operasi besar dan diadopsi di semua operator.

Pembeda lain antara RCS dengan layanan over-the-top adalah pengguna tidak terbebas dari pulsa.

Google menginginkan para operator tetap menerapkan potongan pulsa seperti SMS, sekaligus membangkitkan pendapatan.

Layanan RCS disebut akan menggunakan sistem enkripsi dan proteksi privasi yang sama seperti aplikasi pesan instan lain.

Google berencana memperkenalkan aplikasi RCS pada perangkat Android yang dipercaya mampu mempercepat adopsi penggunaan layanan tersebut.

Diketahui niat awal Google mengembangkan RCS bermula saat perusahaan mengakuisisi layanan RCS, Jibe pada tahun lalu.

“Kelihatan bahwa Google memutuskan untuk mengembangkan klien daripada membenamkan RCS secara alami pada OS Android,” ungkap Pamela Clark-Dickson dari lembaga riset Ovum.

Di sisi lain adapun data dari analis di eMarketer yang menunjukan bahwa jumlah pengguna ponsel pintar yang menggunakan aplikasi pesan instan akan meroket tiap tahunnya hingga tiga tahun mendatang.

Selain dari pengembangan SMS versi baru, Google, hari-hari ini, memiliki tampilan beda di hasil pencarian Googlenyai.

Beberapa hasil pencarian Google dilengkapi dengan logo bergambar petir bertuliskan “AMP”.

AMP akronim dari Accelerated Mobile Pages, merupakan proyek Google yang bertujuan mempercepat akses ke laman sebuah situs mobile.

Situs yang mengaplikasikan AMP bisa diakses dengan lebih cepat dan hemat data ketimbang situs standar.

Google secara resmi meluncurkan AMP untuk pengguna gadget mobile, terutama di Indonesia.

Untuk mengakses AMP, caranya sangat mudah, pengguna tinggal mengetik kata atau subjek yang ingin dicari di kotak pencarian.

Kemudian, seperti biasa, Google akan menampilkan beberapa hasil pencarian yang ditandai dengan tanda petir. beberapa situs dengan AMP

Lantas, apa bedanya dengan hasil pencarian tanpa “AMP”?

Coba saja klik salah satu hasil pencarian dengan kata AMP.

Ya, ternyata situs yang sudah menggunakan AMP bisa dibuka jauh lebih cepat dari hasil pencarian lain.

Sekarang saat Anda mencari sebuah berita atau topik di Google melalui perangkat mobile, laman web relevan yang dibuat menggunakan AMP akan muncul.

Berita yang Anda pilih akan dimuat dengan sangat cepat, dan Anda akan merasakan mudahnya membaca seluruh artikel tanpa harus menunggu waktu loading yang lama.

Apakah sebenarnya AMP itu?

Ia merupakan proyek open source yang diumumkan secara global untuk pertama kalinya pada Oktober lalu.

Dalam kurun waktu empat bulan, ratusan penerbit, perusahaan teknologi, dan iklan telah bekerja bersama-sama untuk mengembangkan mobile web yang lebih baik bagi semua orang.

Hasil awal dari AMP menunjukkan bahwa laman web yang diperkuat dengan AMP akan dimuat empat kalii lebih cepat dan sepuluh kali lebih hemat data.

Hasil penelusuran Google berbasis AMP ini sudah bisa dinikmati di Indonesia.

AMP bekerja dengan menyederhanakan isi coding dalam suatu situs, dengan kata lain penerbit bisa menggunakan laman yang menggunakan HTML sepenuhnya dan laman sudah dioptimalisasi dengan AMP.

Saat pengguna Internet melakukan penelusuran melalui mesin pencari Google, maka kini otomatis Google menampilkan situs-situs yang mendukung AMP di deretan atas.

Bukan cuma itu, tampilanya juga dibuat sederhana yang membuat pengguna akan terus betah membaca berita.

AMP sendiri sejatinya sudah diperkenalkan Google sejak setahun terakhir, dan Google menepati janji untuk menggulirkan fitur tersebut di awal tahun ini.

Exit mobile version