Site icon nuga.co

Facebook Pakai Instagram untuk Melatih AI

Miliaran foto yang diunggah ke Instagram akan dipakai oleh Facebook untuk melatih algoritma artificial intelligence atai AI bikinan mereka.

Menurut Facebook, foto yang akan dipakai tersebut diambil dari foto dengan hashtag yang banyak dipakai publik.

Hal ini adalah salah satu cara untuk melatih software tanpa perlu manusia untuk menganalisa datanya.

Hasil latihan ini disebut Facebook bakal menghasilkan algoritma yang bisa mengalahkan benchmark terbaik di dalam industri, seperti ditulis The Verge,  hari ini, Jumat, 04 Mei.

“Kami sebelumnya selalu bergantung pada data yang dikurasi oleh manusia, data yang diberi label oleh manusia.”

“ Jika tak ada manusia yang meluangkan waktu untuk memberi label terhadap sesuatu yang spesifik pada gambar, sistem computer vision paling canggih pun tak akan bisa mengidentifikasi ini,” ujar Mike Schroepfer, CTO Facebook.

Namun berbeda dengan gambar di Instagram, di mana para penggunanya dengan sukarela sudah memberi label sendiri ke dalam foto-foto yang mereka unggah.

Hal itu membuat Facebook bisa mengambil data-data yang relevan dan menggunakannya untuk melatih computer vision buatannya, juga mengenali objek.

Secara garis besar, sistem AI yang dikembangkan Facebook digunakan untuk membantu manusia dalam memoderasi konten yang ada di platform Facebook.

Baru-baru ini Facebook sendiri menambah dua puluh ribu orang untuk memoderasi konten tersebut.

Facebook berusaha menerapkan AI untuk memoderasi konten setelah mereka tersandung kasus Pilpres AS yang disusupi oleh Rusia, skandal privasi data Cambridge Analytica, dan berbagai pertanyaan terhadap Facebook soal cara mereka memoderasi konten yang menyebar di platformnya itu.

Sementara itu, fitur terbaru dari Facebook kini memungkinkan berbagai aktivitas yang dilakukan oleh user dan  bisa dihapus sesuai kehendak hati.

Mark Zuckerberg mengumumkan bahwa Facebook memiliki fitur terbaru bernama “Hapus Riwayat”.

Ia mengungkapkannya dalam Facebook, konferensi tahunan yang ditujukan bagi para pengembang dan entrepreneur yang berniat untuk mengembangkan produk terkait jejaring sosial tersebut.

Zuckerberg menjelaskan bahwa fitur tersebut memiliki kemampuan dalam menghapus riwayat kegiatan meramban di dalam Facebook.

Salah satu aspek dalam riwayat tersebut adalah situs-situs yang dikunjungi user melalui jejaring sosial tersebut.

Selain itu, tool baru tersebut juga memungkinkan pengguna Facebook dalam melihat informasi mengenai aplikasi dan situs yang mereka telah gunakan atau kunjungi.

Hal tersebut pun didukung dengan diberikannya keleluasaan bagi user dalam mematikan pilihan untuk menyimpan informasi tersebut pada akun miliknya.

Dikeluarkannya fitur baru ini, sebagaimana diakui oleh Zuckerberg, merupakan usahanya bersama tim dalam melawan sejumlah kegiatan publikasi yang melenceng selama 14 tahun perjalanan jejaring sosial tersebut.

Selain itu, pria yang kerap disapa Zuck ini juga mengaku dirinya tidak memberikan jawaban memuaskan terkait dengan kontrol terhadap data pengguna.

“Satu hal yang saya pelajari dalam pengalaman saya saat menghadiri Kongres adalah saya tidak memberikan jawaban yang cukup jelas terhadap pertanyaan mengenai data. Kami memastikan kontrol untuk itu akan jelas dan kami akan memiliki pengembangan berikutnya nanti,” ujarnya.

Jawabannya mengenai kontrol data tersebut merujuk pada saat dirinya menghadap para senator Amerika Serikat bulan lalu.

Di samping mengumumkan fitur baru, Zuck juga mengimbau para user untuk tidak menghapus cookies di dalam perambannya.

Menurutnya, hal tersebut dapat merusak pengalama pengguna dalam mengunakan Facebook.

“Facebook milikmu tidak akan sebagus semula jika harus mempelajari pilihan dan preferensimu,” ucapnya seperti ditulis The Guardian

Exit mobile version