Site icon nuga.co

Facebook Mengganti Fitur Trending Miliknya

Laman “the independent”  menulis bahwa Facebook akan menghapus fitur “trending”nya dan menggantikan

“Kami juga akan menghapus produk-produk dan integrasi partner pihak ketiga yang mengandalkan API Trends,” kata petringgi Facebook  Hardiman

Fitur pengganti  menurutnya akan disesusikan dengan pola konsumsi berita para pengguna

Facebook telah bergeser menjadil lebih condong ke video di perangkat mobile.

Sebab itu, pihaknya juga bakal menerapkan sejumlah perubahan terkait penyajian berita.

Pertama, Facebook sedang menguji coba label “Breaking News” untuk posting dari penerbit berita di linimasa, juga notifikasi.

Lalu ada juga “Today In” yang akan menyuguhkan berita-berita terkini dari penerbit berita setempat di kota tempat tinggal pengguna.

Terakhir, khsusus untuk wilayah Amerika Serikat, Facebook bakal menambahkan seksi “Facebook Watch” di mana para penggunanya bisa menonton tayangan langsung, berita harian, dan laporan mendalam mingguan yang eksklusif tersedia di laman Watch.

Pada empat tahun lalu, Facebook menambahkan fitur “Trending” berupa kolom dengan deretan topik-topik yang sedang hangat dibicarakan para pengguna jejaring sosialnya, mirip-mirip Trending Topics di Twitter.

Namun, berbeda dengan Twitter, kolom Trending di Facebook rupanya jarang dilirik. Facebook pun belakangan memutuskan untuk menghapus fitur yang sedari awal hanya tersedia di lima negara itu.

“Dari riset, kami menemukan bahwa semakin lama orang-orang semakin menganggap produk ini Trending kurang berguna,” tulis Head of News Products Facebook, Alex Hardiman dalam sebuah posting di laman Newsroom Facebook.

Menurut Hardiman, Trending rata-rata hanya menyumbang satu setengah persen dari jumlah klik keseluruhan para penerbit berita.

Dengan kata lain, Trending tak laku dan jarang ditengok oleh para pengguna Facebook.

“Kami juga akan menghapus produk-produk dan integrasi partner pihak ketiga yang mengandalkan API Trends,” imbuh Hardiman

Facebook kini memang sedang menghadapi dilemma karena ditinggalkan para remaja.

Survei yang dilakukan oleh lembaga riset pasar Pew menemukan bahwa telah terjadi perubahan dalam preferensi remaja Amerika Serikat terhadap media sosial.

Bila dulu remaja setempat gandrung pada Facebook, kini mereka memilih alternatif yang lebih visual, yakni Instagram, YouTube dan Snapchat.

Peringkat pertama dalam survei ini adalah YouTube, dengan proporsi delapan puluh lima persen responden mengatakan bahwa mereka memakainya untuk menikmati konten video.

Peringkat kedua adalah Instagram dengan proporsi tujuh puluh dua  persen responden mengaku memakainya, kemudian di peringkat ketiga adalah Snapchat

Sementara itu, sebagaimana dilansir  dari TechCrunch,  Facebook hanya mencapa lima puluh satu persen.

Ini mengindikasikan pemakainya merosot jauh ketimbang survei serupa pada dua tahun silam.

Salah satu faktor pendorong perubahan itu, menurut Pew, adalah tingkat kehadiran smartphone dalam kehidupan pengguna.

Pada periode survei kali ini jumlah smartphone dan kekuatannya sudah meningkat pesat.

Sekitar sembilan puluh lima persen responden survei Pew yang datang dari kalangan usia remaja tersebut mengatakan sudah memiliki akses ke smartphone. Sedangkan sisanya, terutama di keluarga dengan penghasilan rendah, mengatakan memiliki laptop dan komputer desktop.

Lebih rincinya, Pew juga menemukan bahwa lima puluh satu persen responden yang mengaku memakai Facebook berasal dari kelompok dengan rentang pendapatan yang variatif.

Dari total responden kategori penghasilan tinggi ada tiga puluh enam persen yang mengaku memakainya, sementara itu dari total responden berpenghasilan rendah ada 7tujuh puluh persen yang mengatakan memakainya.

Exit mobile version