Site icon nuga.co

Facebook Alami Error Seperti Diretas

Anda mengalami error ketika sedang “in” di Facebook dibeberapa waktu lalu?

Terkejut?

Kalau jawabannya iya, Anda pastikan merasakannya seperti diretas.

Dan itulah yang dialmi Facebook secara teknis pada sistem platform-nya beberapa saat lalu.

Jika Anda otomatis dikeluarkan alias signed-out dari akun, bisa jadi Anda merupakan salah satu korban dari masalah teknis tersebut.

Lebih lanjut, ada beberapa pengguna yang mendapat pemberitahuan bahwa akun mereka kemungkinan dalam bahaya atau diretas

Lantas apa yang harus dilakukan?

Sesuai dengan anjuran Facebook  Anda diharuslan  menyetel ulang password lewat tautan yang dikirim ke e-mail masing-masing.

Perlakuan seperti itu biasanya untuk pengguna yang akunnya diretas atau sempat dimasuki orang lain. Facebook segera mengeluarkan pernyataan resmi untuk menjelaskan kondisi yang sebenarnya.

“Ada eror pada salah satu sistem kami yang menyebabkan sebagian kecil pengguna disuruh memperbaiki akunnya, padahal tak perlu,” begitu pernyataaan resmi Facebook, sebagaimana dilaporkan Engadget, Senin pagi WIB, 27 Februari 2017.

Facebook mengklaim telah memperbaiki masalah tersebut. Facebook juga meminta maaf sebab kesalahan sistemnya sempat membuat beberapa pengguna panik.

Dengan ini, pengguna yang disuruh memperbaiki akunnnya tak perlu menyetel ulang password. Cukup masuk alias log-in seperti biasa.

“Pengguna juga bisa menuruti perbaikan akun (jika mau). Tapi secara umum kami akan mencabut permintaan perbaikan akun,” kata perwakilan Faceboook.

Facebook bukan satu-satunya yang mengalami kesalahan sistem seperti ini.

Pada saat bersamaan, Google mengumumkan eror serupa untuk pengguna layanan router OnHub.

“Kami tahu beberapa pengguna bermasalah saat sign-in. Coba lagi sekarang, ini tak ada hubungannya dengan keamanan akun,” kata Google

Bersamaan dengan berita error itu, muncul kebijakan baru  bagi pendatang ke Amerika Serikat yang diharuskan  menyerahkan password Facebook atau media sosial lainnya.

Wacana ini muncul dalam diskusi soal kebijakan anti-imigran yang menjadi salah satu isu yang berkembang di sana

“Kami ingin mendapatkan media sosial mereka pendatang beserta password-nya. Jika mereka tak kooperatif, maka jangan datang,”  kata Kelly,  salah seorang petinggi keamanannya, sebagaimana dilaporkan TechCrunch

Aturan ini secara spesifik ditujukan bagi pendatang yang berasal dari tujuh negara mayoritas Muslim yang sudah disebut-sebut oleh Trump.

Ketujuhnya adalah Irak, Iran, Suria, Yemen, Somalia, Sudan, dan Libia.

Sebelumnya, Trump mengatakan imigran dan warga dari tujuh negara tersebut sama sekali tak boleh masuk ke Amerika Serikat.

Rencana itu kemudian mendapat kecaman dari berbagai pihak, sehingga membuka kembali ruang diskusi di internal pemerintahan.

Menurut Kelly, ketika seseorang mengatakan asal-usul dan pekerjaannya, maka ucapan itu perlu dibuktikan. Komunikasi dan kebiasaan di media sosial dianggap bisa dipercaya, sehingga pemerintah harus bisa mengaksesnya.

Usulan dari Kelly sendiri belum bersifat final. Masukan dari berbagai pihak masih disaring untuk diimplementasikan sebagai mekanisme kebijakan.

Diketahui, penggunaan media sosial dalam proses verifikasi bukanlah hal baru.

Exit mobile version