Site icon nuga.co

“Coment” Postingan Facebook Pakai GIF

Facebook membuat terobosan  dengan  memberikan cara baru untuk mengomentari postingan teman selain menggunakan teks dan stiker

Komentar postingan itu dapat menggunakan GIF.

Format ini akan tersedia ketika pengguna ingin mengomentari status atau postingan teman.

Sebuah tombol GIF akan tersedia di antara tombol kamera dan stiker.

Cukup mengetikkan komentar apa yang ingin diberikan dan sejumlah GIF yang sesuai akan muncul.

Pencarian GIF juga sudah mengenali penggunaan bahasa Indonesia.

Format GIF sebenarnya sudah lebih dulu tersedia untuk pengguna Messenger.

Pengguna layanan pesan instan tersebut sudah bisa menggunakan GIF saat berkomunikasi secara personal dan dalam grup.

Facebook mencatat sepanjang tahun lalu pengguna Messenger sudah mengirimkan sekitar tiga belas triliun GIF atau sekira dua puluh lima ribu GIF per menit.

Jumlah tersebut naik tiga kali lipat dibandingkan setahun sebelumnya.

Layanan besutan Mark Zuckerberg ini juga mencatat pengguna Messenger dengan lebih dari empat ratus  juta GIF dikirimkan di tahun ini dan menjadikannya sebagai format untuk berkomunikasi paling populer.

Sementara itu, Facebook menggandeng GIPHY Studios untuk menciptakan dua puluh GIF yang bisa digunakan saat memberikan komentar di postingan teman

Selain itu Facebook juga datang dengan kecerdasan buatan atau AI

AI saat ini menjadi hal seksi yang dikejar berbagai perusahaan teknologi raksasa.

Sebut saja Microsoft, Apple, Amazon hingga Facebook berlomba-lomba mencerdaskan mesin AI mereka agar bisa berbicara dengan manusia senatural mungkin.

Facebook belum lama ini mengumumkan penelitiannya yang berhasil membuat mesin AI-nya semakin mirip cara bercakap-cakap manusia. Bot Facebook ini bahkan mampu bernegosiasi dan membuat janji.

Sebab, hingga saat ini, kebanyakan bot atau chatbot hanya bisa membuat percakapan singkat dan melakukan tugas ringan. Misal untuk memesan restoran.

Perusahaan yang berbasis di Menlo Park ini melatih mesin mereka dengan “menyuapinya” dialog di antara dua orang kemudian meminta mesin untuk menirukan langkah-langkah yang terjadi pada percakapan tersebut. Proses ini disebut supervised learning.

Dalam pelatihan, mesin diperintah untuk membagi beberapa item, setiap item berhubungan dengan satu nilai penting lain.

Tujuannya adalah melatih mesin bernegosiasi melalui pembagian item sehingga mesin memberikan pilihan yang paling mungkin.

Misalnya, mesin akan diberi perintah untuk membagi buku, bola, dan topi, antara dirinya dan orang lain.

Mesin akan berdialog dengan lawannya, mencari tahu apa yang diinginkan lawan dan mempertimbangkan keinginan sendiri. Ia akan membuat kesepakatan yang sama-sama disetujui.

Facebook mengklaim bot ini sudah cukup pintar. Bahkan, pengguna yang tidak menyadari bahwa ia sedang pembicaraan dengan AI.

“Cukup menarik, dalam eksperimen  pengguna tidak menyadari mereka sedang berbicara dengan sebuah bot dan bukan dengan orang lain. Ini menunjukkan bahwa bot telah belajar untuk berbincang Bahasa Inggris dengan lancar,” demikian keterangan Facebook dalam blog-nya.

Bot tersebut juga diklaim mampu menggertak, berpura-pura peduli meski mereka sebenarnya tak menginginkan hal tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan apa yang diinginkan.

Perlakuan ini tidak diprogram oleh para periset tetapi ditemukan sendiri oleh bot sebagai metode mencapai tujuan,” tambah Facebook.

Meski sudah mengalami kemajuan, Facebook mengatakan perkembangan ini masih jauh dari harapan agar bot bisa membantu perbincangan di dunia nyata.

Kemampuan bernegosiasi dan merencanakan ini akan digunakan untuk memberikan opsi kepada pengguna agar lebih mudah misalnya dalam menawar harga di marketplace.

“Bot ini bisa memberi alasan, bercakap-cakap, dan bernegosiasi. Ini semua adalah hal penting dalam membangun asisten digital personal,” tutur peneliti Mike Lewis dan Dhruv Batra, seperti ditulis Financial Express

Exit mobile version