Site icon nuga.co

Awas! Radiasi Ponsel Bisa Memicu Kanker

Sebuah penelitian terbaru kembali menegaskan bahwa radiasi ponsel bisa memicu kanketr.

Ya, ponsel  kini menjadi salah satu barang yang tak bisa lepas dari genggaman. Namun, realita itu justru tak baik bagi kesehatan.

Penelitian terbaru menemukan bahwa radiasi ponsel dapat meningkatkan risiko kanker si penyakit mematikan.

Studi dari National Toxicology Program ini menemukan bukti yang menunjukkan gelombang radio berupa radiasi dari beberapa jenis ponsel dapat meningkatkan risiko terkena kanker otak dan hati.

Penelitian ini dilakukan dengan bereksperimen pada tiga ribu hewan pengerat. “Kami percaya bahwa hubungan antara frekuensi radiasi dan tumor pada tikus jantan benar adanya,” ujar ilmuwan senior di National Toxicology Program, John Bucher dalam sebuah pernyataan, mengutip NY Times.

Hewan-hewan pengerat itu terpapar radiasi selama sembilan jam pada setiap harinya. Hal itu terus terjadi selama kurun waktu dua tahun.

Hasilnya, sekitar dua hingga tiga persen tikus jantan yang terpapar radiasi memiliki glioma ganas atau kanker otak yang mematikan. Sebanyak lima hingga tujuh persen tikus jantan juga terkena tumor hati ganas.

Kendati demikian, Bucher menyebut bahwa tingkat dan durasi paparan pada tikus jauh lebih besar daripada yang biasa terjadi pada manusia.

Tingkat radiasi terendah yang digunakan pada studi ini sama dengan paparan maksimum yang diizinkan untuk pemakaian ponsel. Sedangkan tingkat radiasi tertinggi adalah sebanyak empat kali dari paparan yang diizinkan.

Mengutip The Independent, frekuensi radiasi yang diberikan pun sama dengan yang terdapat pada teknologi ponsel generasi awal,

Kendati demikian, para ahli berpendapat bahwa meski dalam jumlah sedikit, paparan radiasi ponsel tetap dapat meningkatkan risiko kanker pada manusia.

Selain itu sebuah penelitian juga mengungkapkan tingkat radiasi ponsel poruk Cina ternyata jauh lebih tinggi dari produk negara lain.

Sebanyak sepuluh dari enam belas smartphone dari produsen asal China terindikasi punya tingkat radiasi lebih tinggi dari merek ponsel lainnya. Hal ini berdasarkan data yang dirilis oleh Federasi Perlindungan Radiasi Jerman

Tak cuma itu, dari hasil dokumen federasi ini juga menemukan bahwa smartphone yang memiliki kartu sim ganda punya efek radiasi lebih tinggi dari ponsel yang hanya memiliki kartu SIM tunggal.

Federasi Jerman ini membuat daftar komprensif mengenai total radiasi yang dipancarkan oleh berbagai jenis smartphone di telinga dan tubuh manusia.

Federasi ini telah mengumpulkan semua ponsel komersil yang beredar di Jerman sejak 2002. Pemeriksaan nilai SAR dilakukan ketika ponsel dioperasikan di telinga, misal saat menerima panggilan dan ketika beroperasi ketika ponsel diletakkan di dekat tubuh, demikian tertulis dalam webnya.

Meski demikian, hingga saat ini memang tak ada ketentuan universal mengenai berapa jumlah radiasi yang bisa diterima tubuh dan tidak membahayakan. Tapi Jerman memiliki sertifikasi lingkungan yang dinamakan Der Blaue Engel.

Sertifikasi ini hanya meloloskan ponsel yang memiliki tingkat radiasi kurang dari 0,6 watt perkilogram.

Berdasarkan dokumen itu, ada tiga ponsel dengan nilai radiasi tertinggi.

Tingkat radiasi tadi diukur dalam satuan specific absorption rate watt per kilogram. Satuan ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa banyak radiasi yang diserap tubuh ketika digunakan. Federasi Jerman merekomendasikan radiasi yang aman untuk tubuh maksimal senilai dua watt per kilogram.

Angka ini ditetapkan lantaran efek panas dari radiasi ponsel. Namun angka ini belum mengukur potensi kerusakan tubuh lainnya seperti kanker atau kerusakan DNA

SAR yang ditetapkan FCC dihitung berdasarkan panggilan telepon selama tiga puluh menit ketika ponsel digenggam di dekat telinga.

Memegang ponsel lebih jauh dari tubuh saat melakukan panggilan akan membantu mengurangi efek radiasi. Misal dengan menggunakan earphone. Mengirim teks juga punya tingkat radiasi lebih kecil ketimbang menelepon dan streaming.

Meski demikian, Jeffrey Shuren, Direktur Pusat Keamanan Perangkat dan Radiologi pada Federasi Administrasi Makanan dan Obat (FDA) AS berani menyebut bahwa radiasi ponsel yang ada saat ini masih dalam batas aman.

Hal ini didukung oleh studi dari salah satu divisi Institusi Kesehatan Nasional di AS dan sejumlah penelitian lainnya, seperti diungkap The Verge.

“Meski dengan penggunaan yang sering oleh orang dewasa, kami tidak melihat adanya peningkatan tumor, seperti tumor otak,” seperti tertulis dalam keterangan FDA.

Untuk mengurangi radiasi ini para peniliti juga memberikan beberapa cara.

ada baiknya agar pengguna menjaga jarak dengan ponselnya. Dinas kesehatan California juga menyarankan lima hal berikut.

Ponsel juga perlu dijauhkan saat ponsel sedang bekerja keras terhubung dengan BTS.

Misal saat streaming video, video call, atau voice call menggunakan aplikasi pesan instan. Saat bertelepon, pengguna bisa menggunakan headset atau speakerphone.

Jauhkan juga dari tubuh ketika sinyal ponsel tampak lemah, misal hanya satu atau dua bar. Begitu juga ketika sedang berada di kendaraan yang bergerak cepat.

Karena ponsel sedang kerja keras menjaga kestabilan koneksi perangkat dengan BTS satu dengan lainnya seiring pergerakan pengguna.

Ponsel baiknya ditaruh di tas saat tidak digunakan. Jangan ditaruh di kantong. Jauhkan juga dari kepala saat sedang tidur.

Disarankan agar pengguna melepaskan headset saat tidak bertelepon. Sebab, headset juga melepaskan sedikit energi RF, bahkan ketika telepon tidak digunakan.

Menurut Komisi Perdagangan AS, produk yang menghalangi dengan sinyal ponsel malah membuat sinyal ponsel bekerja lebih keras dan memancarkan lebih banyak energi RF.

Meski demikian, teknologi ponsel ini masih terus berkembang, seperti disebutkan Digital Trends. Bukan tak mungkin radiasi ini bisa berkurang ke depannya.

Exit mobile version