Site icon nuga.co

Yamaha Kesulitan Pilih Rossi atau Vinales

Yamaha, seperti diungkapkan, manajer tim Movistar Yamaha, Massimo Meregalli sedang mengalami kebingunan untuk menentukan pilihan siapa yang lebih berpeluang jadi juara MotoGP musim ini

“Valentino Rossi maupun Maverick Vinales,” ujar Meregalli seperti dikutip “crash,” hari ini, Jumat, 07 Juli.

Vinales saat ini ada di posisi kedua klasemen.

Pebalap debutan Yamaha ini hanya tertinggal lima poin dari pemimpin klasemen saat ini, Marc Marquez.

Sementara itu Rossi juga masih menjaga peluang untuk jadi juara dunia. The Doctor ada di posisi keempat dengan selisih sepuluh poin dari Marquez.

Dengan kondisi demikian, Meregalli mengaku sulit untuk menentukan pebalap Yamaha mana yang lebih berpeluang dan difavoritkan untuk jadi juara MotoGP musim ini.

“Sangat sulit untuk mengatakan siapa yang lebih berpeluang. Setelah paruh pertama musim ini berakhir, keduanya hanya dipisahkan dengan selisih poin yang tipis.”

“Mustahil membuat prediksi. Yang pasti kami akan berjuang untuk mendapatkan dua tempat teratas di klasemen MotoGP musim ini,” kata Meregalli dalam wawancara dengan Motorsport.

Saat ini MotoGP tengah memasuki masa libur panjang setelah menggelar balapan terakhir pada GP Jerman akhir pekan lalu. Seri berikutnya MotoGP akan digelar di Rep.Ceko pada 6 Agustus mendatang.

Yamaha sendiri terakhir kali mengantarkan pebalap jadi juara dunia pada dua musim lalu.

Saat itu Jorge Lorenzo bersaing ketat dengan Rossi sebelum akhirnya Lorenzo menjadi juara lewat penentuan di seri terakhir di GP Valencia.

Sementara itu, Maverick Vinales menilai pengaturan sistem elektronik membuat performa motor Yamaha YZR-M1 miliknya justru melemah di beberapa seri terakhir.

Vinales tampil mengkilap dengan memenangkan dua seri awal MotoGP musim ini. Setelah itu Vinales juga sempat memiliki selisih dua puluh enam poin dengan pesaing terdekatnya sebelum GP Katalonia.

Namun performa kurang apik di tiga seri terakhir membuat Vinales akhirnya kini justru ada di posisi kedua dengan kondisi tertinggal lima poin dari pemimpin klasemen, Marc Marquez.

“Dalam beberapa seri terakhir, kami kesulitan. Kami memodifikasi pengaturan sistem elektronik dan kemudian kami kehilangan banyak tenaga.”

“Dalam tiap seri, tenaga dan kekuatan motor ini seperti terus berkurang. Saat ini kami butuh kekuatan dari sistem elektronik,” ujar Vinales seperti dikutip dari Motorsport.

Vinales mengaku dirinya kebingungan dalam beberapa seri menghadapi kondisi motor yang tak mampu konsisten.

“Dalam beberapa seri kami terlihat kebingungan. Kami harus bisa mempertahankan jalur yang telah kami lalui sejak awal musim ini, dan dengan pengaturan sistem elektronik yang sama.”

“Namun kami melakukan sejumlah perubahan sepanjang seri berlangsung,” ucap Vinale.

Vinales sendiri baru datang ke Yamaha musim ini untuk mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Jorge Lorenzo. Dengan kemampuan yang dimiliki Vinales, sejak awal pebalap Spanyol itu sudah dijagokan jadi salah satu favorit juara musim ini.

Sementara itu tentang sasis baru Yamaha, Vinales menilai sasis tersebut memang lebih pas bagi Rossi, bukan untuk dirinya.

“Sasis yang baru tidak berhasil untuk saya seperti kepada Valentino (Rossi) karena gaya membalap saya sangat berbeda (dibandingkan Rossi),” ucap Vinales seperti dikutip dari laman Diario Gol.

“Motor baru di Assen memiliki kekuatan besar tapi bukan yang terbaik untuk gaya balap saya.”

Pebalap asal Spanyol itu memang membuat debut impresif di Movistar Yamaha.

Memulai balapan grand prix musim ini, Vinales sukses meraih kemenangan beruntun di GP Qatar dan GP Argentina.

Selanjutnya di GP Spanyol Sirkuit Barcelona, pebalap 22 tahun itu hanya mampu meraih posisi sepuluh.

Ia bahkan gagal finis karena terjatuh di GP Belanda Sirkuit Assen.

Namun, masalah justru lebih banyak dihadapi Rossi, terutama desain sasis. Dari sembilan seri yang sudah dilakoni, The Doctor hanya mampu meraih satu kali podium pertama, yakni di GP Belanda, dimana Vinales terjatuh.

Kemenangan Rossi tersebut pun tak lepas dari perubahan sasis motor M1 yang dilakukan timnya. Berbeda dengan Rossi, Vinales merasa perubahan sasis tersebut merasa tidak tepat baginya.

“Sasis di awal-awal musim memberikan kami kepercayaan diri lebih, tapi pada akhir-akhir (putaran pertama) saya harus beradaptasi,” terang Vinales.

Exit mobile version