Site icon nuga.co

Vinales Senang Tak Cekcok dengan Rossi

Pebalap Movistar Yamaha, Maverick Vinales, mengaku lega tidak bertengkar dengan rekan setimnya, Valentino Rossi, di musim pertamanya bersama tim asal Jepang tersebut.

Vinales pindah ke Yamaha pada musim ini setelah dua tahun memperkuat Suzuki dan langsung menjadi salah satu favorit juara dunia MotoGP musim lalu.

Vinales meraih tiga kemenangan dari lima balapan awal, namun kemudian bermasalah dengan motor M1.

Vinales mengakhiri musim di peringkat tiga, unggul atas Rossi yang finis posisi lima setelah mengalami cedera patah kaki.

Dalam wawancara dengan Autosport, Vinales mengaku senang musim pertamanya bersama Yamaha tidak diwarnai perselisihan

“Sejujurnya, saya pikir menjadi rekan setim Rossi akan lebih sulit. Secara keseluruhan, kami mampu mengaturnya dengan baik. Kami saling menghormati meski melalui situasi yang rumit, dan itu sangat penting,” ujar Vinales.

Sejumlah pihak sempat memprediksi Vinales dan Rossi akan berselisih, sama seperti ketika Jorge Lorenzo masih memperkuat Yamaha.

Terlebih, Vinales menunjukkan tanda-tanda menjadi calon juara dunia MotoGP pada awal musim ini

Lebih lanjut, Vinales membantah Yamaha lebih memprioritaskan Rossi dalam mengembangkan motor M1. Juara dunia Moto3 itu memastikan Yamaha selalu bertindak adil terhadap kedua pebalap.

“Ketika sepeda motor bekerja dengan baik, saya dan Rossi sama-sama meraih hasil bagus. Saya tidak menyalahkan Yamaha. Tim selalu memberi saya seratus persen, itu tidak berubah,” ucap Vinales.

Mengevaluasi hasil musim ini, Vinales menganggap Honda dan Ducati mampu mengembangkan sepeda motor lebih baik di paruh kedua musim.

“Menurut saya kegagalan musim lalu setengahnya karena Honda dan Ducati bekerja dengan baik, dan setengah lainnya karena kami,” ujar Vinales.

Maverick Vinales menyatakan semua pihak berperan besar di balik kegagalan dirinya tampil konsisten sepanjang musim tahun ini.

Namun ia mengakui kesalahan dirinya yang kurang tegas dalam memutuskan sesuatu.

Vinales tampil spektaluer di awal musim namun kemudian menjalani performa buruk di paruh akhir musim.

Alhasil, Vinales harus puas duduk di posisi ketiga klasemen.

“Semua dalam komponen tim ini layak disalahkan. Saya sendiri pun seharusnya lebih tegas dalam meminta sesuatu, berdasarkan rasa yang saya dapatkan di lintasan.”

“Ini bukan karena para staf tidak mendengarkan saya, namun kami tak berhenti menguji hal-hal baru dan kemudian menjadi kebingungan.”

“ Mungkin kesalahan saya tak akan berlanjut bila saya terus menggunakan sasis lama,” ujar Vinales seperti dikutip dari Motorsport.

Vinales mengakui bahwa sebagai pebalap punya hasrat kuat untuk memenangkan perlombaan.

“Saya memiliki sedikit rasa sabar. Saya terus mencoba untuk selalu ada di depan di berbagai situasi, bahkan di setiap sesi latihan.”

“Paruh pertama kompetisi ini, nilai saya sembilan, namun di paruh kedua performa saya hanya pantas dinilai empat. Bila kami tak membuat awal yang hebat, maka mustahil bagi kami finis di posisi ketiga pada akhir musim,” kata Vinales.

Vinales menyebut MotoGP musim ini merupakan musim yang paling menyedihkan bagi dirinya.

Meski Vinales meraih posisi tertinggi sepanjang kariernya, peringkat tiga, di akhir musim, Vinales justru menyebut musim ini paling menyakitkan.

Pasalnya, sejak pindah ke Yamaha, Vinales menjelma jadi pebalap favorit juara. Kualitasnya sebagai pebalap ditunjang oleh pabrikan yang kompetitif musim ini.

Sayangnya, setelah tampil hebat di awal musim, Vinales tak bisa bersaing di paruh kedua musim.

“Dalam pandangan saya, ini adalah musim paling menderita sepanjang karier.”

“Saya memulai musim di posisi teratas dan saya yakin bahwa sulit bagi pebalap lain untuk mengalahkan saya. Saya merasa sangat kuat,” kata Vinales seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.

Vinales mengakui performa Yamaha terus menurun seiring musim berjalan. Akhirnya, Vinales benar-benar tak mampu mengimbangi Marc Marquez dan Andrea Dovizioso di beberapa seri terakhir.

“Untuk tahun depan, kami harus bisa mempertahankan harapan untuk jadi juara hingga seri terakhir. Jadi kami harus benar-benar mempersiapkan diri dengan baik di pramusim ini,” ucap Vinales.

Vinales mengaku dirinya tak terkejut dengan fakta bahwa Dovizioso justru mampu jadi lawan terakhir bagi Marquez musim ini.

“Saya tak terkejut dengan level performa yang ditunjukkan oleh Ducati. Mereka sudah terlihat kompetitif di beberapa seri pada tahun lalu. Setelah itu mereka menunjukkan hasil bagus pada tes jelang musim.”

“Saya justru terkejut dengan ketidakmampuan kami mempertahankan performa yang ada di awal musim. Kami berusaha untuk bangkit namun sayangnya kami tidak bisa ‘membaca’ kemampuan dan kondisi ban dengan baik,” kata pebalap asal Spanyol tersebut.

Exit mobile version