Site icon nuga.co

Valentino Rossi Mengerikan di MotoGP 2015

Disibukkan oleh uji coba pramusim di bulan Februari menjelang lomba di Maret 2015, para pebalap “ngeri” dengan performa Valentino Rossi yang sedang berada di puncak usai menutup balapan musim 2014 sebagai “runner up.”

Selain performanya yang menanjak, Rossi juga sedang di gelitik “birahi” untuk memenangkan titel kesepuluh karirnya di MotoGP sebelum pensiun dari lomba “kuda besi” itu di tahun berikutnya.

Tidak tanggung-tanggung, bos HRC, Honda Racing Corporation, Shuhei Nakamoto, mengaku takjub dengan raihan runner-up Vale – sapaan Rossi, di musim lalu.

Ia juga tak menyangka bagaimana The Doctor sanggup menguntit Márquez yang buat semua pembalap, terlalu cepat untuk dikejar.

Nakamoto melihat determinasi dan gairah Vale yang masih ingin terus belajar, mengubah gaya balapnya, agar tak lagi mau tertinggal dari Márquez.

Kemauan Vale untuk berubah itulah yang membuat Nakamoto angkat topi. Kendati pengalamannya sudah terbilang segudang, Vale tak merasa harus berdiam pada zona nyamannya.

“Biasanya jika Anda punya kehidupan dan karier yang sukses, maka orang-orang takkan berubah atau mereka tak mau berubah,” papar Nakamoto kepada MCN, Rabu, 21 Januari 2015.

Vale seperti mengimplementasikan bahwa ‘ketika bertemu orang-orang baru, saya selalu mengosongkan gelas saya terlebih dulu’.

Jika ingin bisa meladeni generasi baru, Vale pun merasa harus punya strategi dan gaya membalap yang baru.

Mau berubah lantaran masa-masa jayanya ketika memenangi tujuh gelar, tidaklah sama dengan era di mana banyak muncul para pembalap muda bertalenta.

“Tapi dia tetap berusaha mengubah posisi dan gaya membalapnya dan itu sangat mengesankan. Marc berada di level yang amat tinggi, seperti Rossi dahulu. Kemudian untuk Rossi bisa mendekati Márquez, sangat mengesankan dan saya angkat topi untuk dia,” ujarnya.

Setelah finis kedua pada musim lalu, torehan terbaik sejak enam tahun lalu Valentino Rossi kini menatap musim yang lebih baik lagi di 2015. Ia menyatakan tengah berada dalam performa terbaik sepanjang karier membalapnya.

Meski seri pertama MotoGP 2015 baru akan digelar satu bulan lebih lagi, seluruh pebalap dan tim yang akan berlaga musim ini sudah akan memulai periode sibuk seiring dimukainya ujicoba pramusim di Februari.

Desember dan Januari menjadi waktu yang terlarang buat seluruh tim dan pebalap melakukan ujicoba MotoGP. Seluruh aktivitas mempersiapkan diri menuju musim baru akan dimulai pada Februari.

Dua ujicoba pramusim pertama akan digelar di Sirkuit Sepang, Malaysia, yakni pada 4-7 Februari dan 23-26 Februari. Selanjutnya rangkaian ujicoba akan digelar di Sirkuit Losail, Qatar, pada 14-17 Maret.

Dari seluruh ujicoba pramusim tersebut, pada tiga hari pertama seluruh pebalap yang turun akan menggunakan ban Bridgeston. Sementara hari terakhir akan memakai ban Michellin, ini dilakukan sebagai bentuk persiapan jika pabrikan ban asal Prancis itu jadi kembali ke MotoGP pada 2016 mendatang. Demikian dikutip dari situs resmi MotoGP.

Seri pertama MotoGP tahun ini akan digelar Qatar pada 29 Maret mendatang. Total ada delapan belas seri dihelat dengan balapan penutup digelar di Valencia pada 08 November 2015.

Marc Márquez memang punya prestasi menyilaukan dan jadi kebanggaan buat Repsol Honda. Tapi bukan hanya Márquez yang meninggalkan kesan sensasional di musim 2014 lalu, melainkan juga rider gaek Yamaha, Valentino Rossi.

Meski di atas kertas menjadi pembalap paling sukses musim lalu dengan tujuh kali juara dunia MotoGP, tapi penampilan Rossi masih harus lebih inkonsisten. Ia memerlukan kata “bersaing” dengan Marc Marquez.

Rossi beranggapan Marquez dan Lorenzo masih menjadi pesaing terberat. Namun, itu bukan suatu masalah karena The Doctor merasa tengah dalam bentuk terbaik jelang gelaran musim depan.

“Saya bekerja sangat keras tahun ini pada semua detail-detail kecil. Semuanya telah berubah. Pertama-tama, rival saya berubah, mereka lebih muda dan lebih kuat ketimbang di waktu yang lalu. Saya lebih tua, tapi merasa dalam bentuk seratus persen,” kata Rossi kepada Autosport.

“Motor juga berubah, ban dan sistem elektronik banyak berubah. Terutama dari cara membalap banyak yang berubah dalam sepuluh tahun. Tapi, saya suka berkembang karena itu adalah bagian dari permainan,” lanjutnya.

“Saya sangat bangga dan bahagia finis kedua. Itu adalah musim yang sangat spesial karena saya bisa meningkatkan kecepatan dan hasil ketimbang musim sebelumnya,” tutupnya.

Para pebalap lain juga mewaspadai Rossi, selain Marquez.

“Saya masih percaya akan hal tersebut (meraih gelar ke-10). Kami sangat dekat dengan rival kami, tapi akan sulit. Lorenzo akan bertambah kuat tahun depan dan Marquez memenangkan gelar dunia dengan memenangkan 13 perlombaan melawan saya,” terang Rossi diberitakan Gpupdate.

“Hal ini berarti ia menang sebelas lebih dari kami, perbedaannya sangat besar. Untuk memangkas jarak tersebut, kami harus bekerja lebih baik dengan tim, bersama Silvano dan juga bekerja keras dengan Yamaha untuk membantu kami,” lanjutnya

Lebih lanjut Rossi membeberkan antusiasmenya yang tak pernah pudar untuk terus mengendarai Kuda Besi Yamaha. Ia bercemin dari penampilannya tahun ini, untuk diteruskan hingga 2016 mendatang.

“Saya sangat bahagia kepada performa saya musim ini. Bagi saya. inilah kunci untuk menentukan masa depan. Tahun lalu, saya tak sama sekali bahagia dan harus menentukan apakah melanjutkan atau tidak,” cerita Rossi.

“Target saya berada di depan, bertarung dengan tiga rider teratas dan memijaki podium di tiap perlombaan. Tahun lalu tidak selalu memungkinkan, saya bahagia dapat melakukannya tahun ini. Sepanjang musim ini, saya selalu kuat saat berlomba dan menjalani pertarungan yang seru,” pungkasnya.

Sumber : Crash, MSN, Autosport dan Gupdate

Exit mobile version