Site icon nuga.co

“Saya dan Marquez Akan Terus Bersaing”

Valentino Rossi secara terus terang mengungkapkan persaingannya dengan Marc Marquez akan sampai akhir musim bersamaan dengan pulihnya performa rider Repsol Honda itu dalam dua balapan terakhir, di Assen dan Sanchsering.

Oleh karena itu, selain bersaing dengan rekan setimnya, Jorge Lorenze, Rossi merasa Marquez adalah rival yang wajib terus diawasi.

Menurut The Doctor. Jumat, 24 Juli 2015, kepada “crash” penggunaan sasis musim lalu juga membantu Marquez tampil lebih kompetitif dari sebelumnya.

“Untuk Marc mengejar dua rider, saya dan Jorge, tentu itu akan lebih sulit. Tapi, tidak ada yang tak mungkin ketika masih banyak balapan harus dijalani, semua bisa terjadi,” jelas Rossi, seperti dilansir Fox Sports.

“Marc kembali menggunakan sasis tahun lalu dan ini membantunya secara psikologis serta juga teknik. Jadi, saya pikir dia akan menjadi sangat kompetitif dari sekarang sampai akhir musim,” sambungnya.

Rossi percaya Marquez belum bisa dicoret dari persaingan MotoGP 2015, meski menganggap motor Yamaha M1 miliknya lebih baik dari tahun lalu.

Rossi yakin tetap harus bertarung sekuat tenaga melawan Marquez.

“Untuk alasan ini dia tidak sepenuhnya keluar dari persaingan juara. Tapi, benar bahwa Yamaha M1 sangat bagus dibanding tahun lalu, dengan beberapa trek selanjutnya, di mana kami akan sangat kompetitif,” ungkapnya.

Sementara itu, pebalap Ducati, Andrea Dovizioso, masih menyinggung insiden yang melibatkan Valentino Rossi dan Marc Marquez di Sirkuit Assen bulan lalu.

Dovi –sapaan akrab Dovizioso– menilai Rossi memiliki taktik yang fantastis sehingga berhasil meraih kemenangan di sana.

Kala itu, The Doctor –julukan Rossi– bersaing ketat memperebutkan posisi terdepan sejak lap pertama melawan Marquez. Keduanya saling membalap, namun insiden sempat terjadi di lap dan tikungan terakhir.
Rossi yang tengah berada di depan siap melahap chicane atau tikungan menyerupai huruf S, dengan lebih dulu menikung ke sisi kanan.

Namun, di luar dugaan The Baby Alien –julukan Marquez– juga membuat keputusan yang sama seperti Rossi sehingga keduanya harus bersentuhan. Beruntung, keduanya tak terjatuh meski sempat sama-sama goyang dan keluar dari sirkuit.

Sejatinya Rossi yang paling diuntungkan dari insiden tersebut. Setelah bersentuhan, Rossi terpental ke gravel atau sebaran pasir di luar sirkuit, sehingga tak perlu melewati chicane dan tinggal melaju lurus. Hasilnya? Rossi keluar sebagai kampiun di Assen dengan keunggulan 1,2 detik dari Marquez.

“Di Assen Rossi telah melakukan taktik yang bagus untuk menyerang balik agresivitas milik Marquez. Apa yang terjadi di Assen sangat spesial. Jika Anda pergi melihat peraturan yang ada, Valentino jelas benar. Saya pikir race director telah membuat keputusan yang tepat,” jelas Dovi seperti mengutip Speedweek,” Jumat, 24 Juli 2015

Pada lain kesempatan Graziano Rossi, ayah Valentino Rossi, mengomentari peluang Rossi.

Graziano menilai jika anaknya jangan lekas puas dengan hasil positif di paruh pertama.

Menurutnya, Marc Marquez dan Jorge Lorenzo masih mempunyai potensi untuk mengudeta posisi juara dunia sembilan kali itu sebagai pimpinan klasemen sementara MotoGP 2015.

Graziano menilai jika rider Repsol Honda itu memiliki kemampuan tersembunyi. Sedang Lorenzo mampu meraih hasil yang sama dengan Baby Alien.

Ketika ditanya apakah Marquez dan Lorenzo masih pantas dianggap sebagai rival utama Rossi, Graziano menjawab. “Saya akan mengatakan ya. Keduanya sangat berbakat dan masih berambisi dalam mengejar angka.
Terus terang, saya sangat suka melihat Marquez berkendara. Dia selalu menciptakan gerakan atau manuver yang sulit dijiplak pembalap lain.

“Sekarang balap MotoGP semakin menarik, karena semua pembalap membuat perbedaan yang bagus selama berkendara. Inilah yang harus diwaspadai Rossi,” tandasnya

Tiga tahun lalu, Valentino Rossi kesulitan untuk bisa finis di posisi podium ketika masih menunggangi motor Ducati. Kini, Rossi berada di tengah jalan untuk menjadi juara dunia MotoGP 2015 bersama Movistar Yamaha.

Rossi mengisahkan bagaimana dia sempat berpikir telah mencapai batasnya sebagai seorang rider ketika masih bersama Ducati. Pembalap asal Italia ini merasa para pembalap lain lebih cepat darinya, sementara motor Ducati yang dikendarai tak maksimal.

“Pertama, setiap pembalap yang tak mencapai hasil seperti yang dia inginkan akan berpikir bahwa Anda tak bisa mengendarai motor dan telah mencapai batasnya. Dan dalam kasus ini, saya sudah semakin tua,” jelas Rossi, seperti dilansir Crash.

“Jadi persetan, Anda berpikir mungkin pembalap lain lebih cepat dari Anda dan saya tak bisa menyamainya,” lanjutnya.

Rider berjuluk The Doctor ini juga mengaku memiliki banyak masalah dengan Ducati, terutama pada bagian depan motornya. Rossi mengungkapkan, ketika dia mencoba lebih menekan motor Ducati-nya, seringkali yang terjadi malah tak sesuai ekspektasi.

“Jadi, setiap saat saya mendorong motor untuk lebih kencang, saya kecelakaan atau motor rusak. Itu ada situasi yang sulit,” bebernya.

MotoGP tahun ini telah berlangsung selama sembilan seri dan Rossi memimpin 13 poin atas rekan setimnya, Jorge Lorenzo, di klasemen sementara kejuaraan dunia. Persaingan MotoGP tahun ini juga masih melibatkan Marc Marquez dari Repsol Honda, yang berstatus sebagai juara bertahan.

Exit mobile version