Site icon nuga.co

Rossi Tak Sesali Gagalnya Podium Misano

Valentino Rossi tak menyesali kegagalan podiumnya di Misano, MotoGP San Marino, Minggu malam WIB lalu, 14 September 2015, akibat kesalahan strategi dan finis pada posisi lima. Kegagalan itu juga membawa berkah bagi Rossi karena selisih angkanya dengan pesaing utamanya, Jorge Lorenzo, yang gagal menyelesaikan lomba akibar “crash”

Finis di posisi kelima hanya memberi tambahan sebelas angka bagi Rossi yang menyebabkan jarak poinnya dari Lorenzo menjadi dua puluh tiga.

Meski diancam awan mendung, Rossi melesat sejak start dan sukses mempertahankan urutan tiga hingga tikungan pertama. Bahkan, dia terus meninggalkan Dani Pedrosa dan bisa menempel ketat Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.

Performa Rossi kian meyakinkan karena dia mencatatkan waktu putaran 1 menit 33.894 detik, yang mana itu adalah fastest lap di perlombaan. Pembalap berkebangsaan Italia ini pun langsung menyabet posisi satu saat lomba diguyur hujan.

Namun, strateginya yang mengulur-ulur masuk pit untuk kali kedua ternyata keliru. Rossi langsung tertinggal oleh Marc Marquez, Bradley Smith, Scott Redding, dan Loriz Baz. Dia lantas harus mengakhiri lomba di posisi lima, atau setidaknya lebih baik dari Lorenzo yang terjatuh.

“Benar bahwa klasemen jauh lebih penting daripada memenangi race. Beruntung, Jorge kecelakaan dan saya bisa meraih tambahan sebelas poin. Ini bagus untuk klasemen. Tapi memalukan gagal naik di podium, sebab saya ingin mengklaim tiga besar di depan seluruh penonton,” kata Rossi, seperti dilansir MotoGP.com.

“Itu adalah balapan yang gila dan Anda harus mengganti motor dua kali. Anda membutuhkan keberuntungan dan berpikir cepat untuk memahami situasi. Lima masih tergolong hasil bagus dan kami sekarang menatap lomba di Aragon,” terangnya.

Dalam posisi unggul di klasemen Valentino Rossi, mengaku tak bisa berleha-leha The Doctor menilai X-Fuera –julukan Lorenzo– memiliki peluang untuk mengejarnya di lima seri sisa MotoGP 2015.

Wajar Rossi berpikiran demikian. Lorenzo memiliki catatan gemilang di lima sirkuit terakhir yang bakal dipentaskan tahun ini: Aragon, Motegi, Phillip Island, Sepang dan Ricardo Tormo.

Juara dua kali MotoGP itu berhasil menjadi yang terbaik di Aragon dan Motegi tahun lalu. Sementara di Phillip Island, Sepang dan Ricardo Tormo, rider berusia 28 tahun juga pernah merasakan podium teratas.

Karena itu, kewaspadaan tinggi patut dipasang Rossi. Terpleset sekali saja di salah satu race, bukan tak mungkin gelar dunia kesepuluhnya yang menjadi targetnya tahun ini bisa gagal direalisasikan karena Lorenzo siap mengejarnya di lima seri tersisa.

“Bagi saya dan Jorge, 23 poin jelas keuntungan baginya karena masih ada lima race tersisa. Jorge berpotensi menang di setiap race,” jelas Rossi seperti mengutip dari Speedweek,” Selasa 15 September 2015.

“Jadi jika Anda terlalu banyak berpikir tentang gelar juara, Anda bisa kehilangan sembilan poin di setiap race. Kehilangan sembilan poin dari lima race terakhir tentu menguntungkan bagi saya. Saya tetap harus mencoba dan mengakhiri balapan di depan Jorge,” urai mantan rider Ducati itu.

Rossi, belum mencoret Jorge Lorenzo dan Marc Marquez dalam persaingan memperebutkan gelar juara MotoGP 2015.

Pembalap berjuluk The Doctor menilai secara matematis poin dirinya masih bisa dikejar, artinya gelar juara masih bisa dimiliki pembalap lain.

“Bagi saya meski Marquez tertinggal enam puluh tiga poin, saya tidak akan mencoretnya dari persaingan juara jika secara matematis masih memungkinkannya untuk mengejar,” jelas Rossi seperti mengutip dari Speedweek, Selasa, 15 September 2015.

Sementara itu, rider Repsol Honda, Marc Marquez lebih realistis dalam melihat selisih angka dengan Rossi di sisa lima balapan. Dengan jujur ia mengatakan kesenjangan angka mereka sangat jauh.

“Kesenjangan ini terlalu jauh. Jaraknya cukup lebar. Lorenzo memang melakukan kesalahan. Namun menurut saya, dia pembalap yang punya kecepatan mengerikan terutama saat berada di lintasan kering. Dalam kondisi basah, giliran Valentino yang lebih cepat.”

Jarak enam puluh tiga angka terlalu banyak apalagi balapan hanya menyisakan lima kesempatan lagi,” ucap Marquez yang dikutip dari Crash.

“Target terbesar saya adalah memenangkan semua balapan yang tersisa. Jika saya bisa melakukannya, itu sudah lebih dari cukup untuk mengakhiri musim ini,” tambahnya

Exit mobile version