Site icon nuga.co

Rossi Sedang Mengalami Masa Terburuk

Valentino Rossi seperti sedang menjalani masa terburuknya mengikuti balapan di MotoGP.

Sejak  tujuh tahun lalu, Rossi gagal finis untuk tiga balapan MotoGP secara beruntun; Mugello, Katalunya dan terakhir di Assen, Belanda.

Meski mendapatkan hasil buruk di tiga balapan terakhir, tapi Rossi masih melihat hal positif di MotoGP Belanda. Dia mengaku ingin memanfaatkan hasil setelan motor saat sesi pemanasan MotoGP Belanda sebagai modal di balapan Sachsenring Jerman nanti.

Tanpa poin di tiga balapan terakhir, Rossi kini terpuruk di posisi kelima klasemen sementara MotoGP. Rossi juga terpaut 88 poin dari Marc Marquez.

“Ini bukan waktu yang positif buat kami. Akhir balapan di Assen benar-benar memalukan karena saya merasa bagus saat pemanasan, saya kencang tapi kembali berakhir dengan nilai kosong,” kata Rossi seperti dikutip crash.

“Hal bagusnya, kami akan langsung balap di MotoGP Jerman Sachsenring dan bergegas benahi kekurangan. Penting bagi kami untuk meneruskan progrres yang didapatkan di balapan Minggu.”

Rossi jarang menang di MotoGP Jerman. Sirkuit Sachsenring menjadi salah satu trek sulit bagi Rossi.

Tahun lalu, dia bisa finis di posisi kedua di belakang Marc Marquez. Nmun kemenangan Rossi di Sachsenring terjadi pada 2009 lalu.

Prestasi Rossi di tahun ini memang mengkhawatirkan. Di usianya yang sudah menginjak empat puluh  tahun, Rossi terus menemui ‘jalan’ menuju pintu pensiun.

Sementara itu, mantan pembalap MotoGP Giacomo Agostini mengkhawatirkan aksi valentino Rossi yang sedang buruk. Dia menilai kini saatnya Rossi untu memikirkan masa depan.

Salah satunya dengan mempertimbangkan pensiun. Dia meyakini, meski Rossi suka balapan, waktunya sudah lewat.

“Vale telah melakukan apa yang bisa ia lakukan. Tapi saat ini ia tak bisa bertahan di depan, dan ini memunculkan banyak masalah. Waktu akan berlalu bagi semua orang. Sama seperti Maradona, Cassius Clay, dan saya. Jika tidak, saya juga bakal tetap balapan sekarang,” ungkap Ago via QS seperti yang dikutip Tutto Motori.

Agostini pun mengakui, bahwa keputusan pensiun pasti akan sangat sulit diambil oleh semua atlet. Meski begitu, ia yakin seorang pebalap sekaliber Rossi harus benar-benar matang memikirkan masa depannya.

Jelang balapan MotoGP Jerman, pebalap Yamaha Valentino Rossi terbuka menerima kritikan atas hasil buruk yang didapatnya pada ajang MotoGP musim ini.

Rossi kembali sial di MotoGP Belanda. Pebalap gaek itu gagal finis setelah terjatuh dan menabrak Takaaki Nakagami di tikungan delapan pada lap kelima.

Kegagalan finis di Belanda merupakan yang ketiga beruntun bagi Rossi. Sebelumnya, The Doctor gagal finis di GP Italia dan GP Catalunya. Rossi menabrak Joan Mir di Mugello dan gagal menghindari sepeda motor Jorge Lorenzo di Catalunya.

Tiga kali gagal finis secara beruntun membuat Rossi tertinggal 88 poin dari Marc Marquez di puncak klasemen jelang MotoGP Jerman. Kondisi itu membuat peluang Rossi menjadi juara dunia MotoGP sangat kecil.

Belakangan Rossi dan rekan setimnya di Yamaha, Maverick Vinales, mengkritik pihak Yamaha yang tidak mampu membuat sepeda motor

Namun pada balapan di MotoGP Belanda, Rossi justru menjadi satu-satunya pebalap Yamaha yang terpuruk. Vinales berhasil menjadi pemenang di Assen, pebalap Yamaha Petronas Fabio Quartararo merebut podium ketiga, sedangkan Franco Morbidelli (Yamaha Petronas) berhasil finis di posisi kelima.

Dalam wawancara dengan GP One, Rossi mengaku terbuka menerima kritikan. Mantan pebalap Honda dan Ducati itu siap disalahkan jika benar menjadi penyebab Yamaha tidak mampu bersaing di MotoGP .

“Masalah  bisa karena pebalap [saya]. Bisa ya, bisa tidak. Saya pikir ini situasi yang luas untuk dijelaskan. Tapi, Yamaha sangat kuat di sini  Di Barcelona kami meraih satu podium, di sini kami meraih dua podium. Kami harus meluruskan masalah yang ada,” ujar Rossi.

Pernyataan Rossi kemudian diperkuat Morbidelli. Jebolan VR46 Academy itu membuka kemungkinan gaya membalap dirinya dan Rossi tidak cocok dengan sepeda motornya  karena kedua pebalap itu selalu kesulitan di saat yang bersamaan.

“Saya dan Rossi punya gaya membalap yang sama, jadi mungkin ya [karena masalah pebalap]. Ketika Rossi merasakan masalah, saya juga merasakannya. Tapi, saya berharap kami bisa tampil lebih cepat di balapan selanjutnya,” ujar Morbidelli yang kalah empat belasw detik dari Vinales di Assen, dikutip dari Crash.

Namun begitu Rossi masih tetap  jadi pebalap nomor satu tim pabrikan tersebut meski tiga kali gagal finis secara beruntun di MotoGP

Rossi tidak mampu mendulang angka di tiga seri berurutan, yaitu di MotoGP Italia, MotoGP Catalunya, dan MotoGP Belanda. Padahal tiga seri tersebut merupakan tiga seri yang jadi favorit Rossi.

Namun hal tersebut tidak menggoyahkan status Rossi sebagai pebalap terbaik Yamaha di MotoGP musim ini. The Doctor saat ini ada di peringkat kelima dengan nilai tujuh puluh dua poin.

Meski masih jadi pebalap nomor satu Yamaha, jarak Rossi dengan Fabio Quartararo dan Maverick Vinales makin rapat. Quartararo ada di peringkat keenam dengan catatan enam puluh tujuh poin sedangkan Vinales ada di posisi ketujuh

Saat Rossi gagal finis, Quartararo dan Vinales sendiri justru tampil apik. Quartararo berhasil naik podium dalam dua seri terakhir sedangkan Vinales mampu memenangkan balapan MotoGP Belanda akhir pekan lalu.

Vinales sendiri mengakui bahwa dirinya masih harus mewaspadai Rossi meski pebalap  itu gagal finis di tiga seri terakhir.

“Saya akan coba untuk terus melanjutkan dengan pendekatan mentan yang sama. Kemenangan adalah hasil dari kerja tim yang bagus.”

“Namun saya bukan pebalap nomor satu di Yamaha. Sosok Valentino Rossi sangat besar. Kalian tidak akan pernah bisa menganggap remeh dirinya. Mungkin saja dia bisa meraih kemenangan di Jerman,” ucap Vinales dikutip dari Tuttomotoriweb.

Sebelum balapan MotoGP Belanda digelar, Rossi menyadari bahwa peluang untuk ikut dalam perburuan gelar juara dunia MotoGP sudah nyaris tertutup.

Exit mobile version