Site icon nuga.co

Rossi: “Saya Bisa Lebih Cepat…”

Valentino Rossi menjadikan balapan MotoGP musim 2013 sebagai bagian dari babakan pengujung karirnya sebelum pensiun diakhir musim lomba 201. Rossi, seperti ditulis Kevin Schwantz di lama situs “Autosport,” Sabtu 21 September 2013, tidak menjadikan arena balapan tahun ini, dan tahun depan, sebagai pencapaian prestasi. Dia terlalu tua secara fisik sebagai pebalap, walau pun ia memiliki teknik yang sangat matang.

Schwantz, legenda MotoGP, memberikan apresiasi bagi keikutsertaan Rossi di sisa eksistensinya di
MotoGP. Ia merupakan tokoh sentral dalam babakan MotoGP selama lima belas tahun terakhir. Ia tahu masanya sudah lewat. Kini ada Marc Marquez, Jorge Lorenzo dan Dani Pedrosa yang muda dan sangat garang di lintasan

Valentino juga tahu ia tidak akan mau mengambil resiko dengan membalap secara gila-gilaan. Yan membalap dengan sangat terukur. Ia juga mengajarkan kepada pebalap muda untuk bertarung dengan perhitungan emosi. Tidak hanya mengandalkan kecepatan, teknik dan keberanian.

Meskipun meraih pencapaian lebih baik ketimbang saat membela Ducati pada dua musim sebelumnya, pembalap Yamaha, Valentino Rossi memang sering terhalang menembus tiga besar yang diisi oleh Marc Marquez, Jorge Lorenzo, dan Dani Pedrosa.

Usai tak mampu meraih satu pun kemenangan saat menunggangi motor Ducati, The Doctor bergabung dengan Yamaha dan diharapkan mampu menunjukkan kembali performa terbaiknya. Dan, setelah mampu menang pada MotoGP Belanda, pembalap asal Italia tersebut kebanyakan menempati posisi empat di belakang top three rider.

“Pada awal musim, saya berujar bahwa saya berpikir kalau dia akan memenangi balapan-balapan tahun ini. Tapi, apa yang saya pikirkan ternyata sulit untuk menjadi kenyataan, melihat kecepatan yang diraihnya untuk menyaingi para pembalap lainnya sejak awal musim,” ujar Schwantz, seperti dilansir Crash.

“Kemudian, dia melakukan start bagus di Misano pada lap-lap awal dan tepat berada di belakang Lorenzo, sebelum Marquez menyalipnya sehingga dia kembali ke posisi empat,” lanjut mantan pembalap asal Amerika Serikat yang memenangi 25 balapan sepanjang kariernya di kelas 500cc tersebut.

Schwantz juga mengatakan kalau Rossi sebenarnya mampu kembali menunjukkan performa terbaiknya jika saja lebih yakin akan YZR-M1 yang dikendarainya. Kendati demikian, secara keseluruhan Schwantz menilai The Doctor masih memiliki kemampuan untuk meraih kecepatan terbaik, kendati telah menginjak usia 34 tahun.

“Saya pikir, ada sesuatu yang hilang dari Vale sekarang. Jika bisa sedikit lebih percaya diri dengan motor dan dirinya, maka dia akan mampu menyaingi top three. Terlepas dari kalah dan menang dalam balapan, dia masih memiliki kecepatan, dan kita melihatnya dalam beberapa balapan terakhir. Dia masih cepat seperti yang lainnya,” tutupnya.

Namun begitu, Schawntz juga menyadari, factor usia Rossi yang memasuki 35 tahun secara fisik menghalanginya untuk bersaing dengan mengandalkan kecepatan. Secara fisik, pebalap yang melewati usia 30 tahun-an harus lebih mengandalkan teknik dan kematangan.

Dikatakannya, dengan cc motor yang lebih besar di MottoGP, yaitu 1.000 cc pengendalian diri haruslah prima. Dan Rossi mampu mengendalikan diri. Dengan posisi klasemen nomor empat Rossi sebenarnya pantas dinobat sebagai juara tanpa “trofi.”

Exit mobile version