Site icon nuga.co

Rossi Salah Prediksi Kondisi Motornya

Valentino Rossi membuat kesalahan paling mendasar dalam karirnya  akibat keyakinan yang yang berlebihan  terhadap kecepatan  motor M1 Yamaha miliknya.

“Kesalahan Rossi akibat kepercayaan diri yang besar terhadap tunggangannya musim ini. Ia salah prediksi. Ia  sangat percaya motornya musim ini lebih kompetitif dibandingkan musim lalu,” tulis “crash,” Kamis, 21 Juli 2016

Kondisi ini telah menuntun Rossi pada kenyataan pahit lewat selisih poin yang lima puluh sembilan dari  Marc Marquez di paruh musim.

Pada musim lalu, Rossi rutin naik podium meskipun performa motornya tidak sebaik milik Jorge Lorenzo dan Marc Marquez.

Rossi bahkan memimpin klasemen jelang seri terakhir sebelum ditaklukkan Lorenzo secara menyakitkan di akhir musim.

Sejak awal musim, Rossi telah menyatakan bahwa performa motornya musim ini lebih baik dan itu dibuktikan dengan penampilan apik The Doctor di lintasan.

Sayangnya, Rossi sering melakukan blunder sehingga kini harus menerima nasib pahit tertinggal dengan selisih yang signifikan.

Pada musim lalu, Rossi tak pernah gagal finis di paruh awal, dan terus berlanjut hingga musim usai. Sementara pada tahun ini, Rossi sudah tiga kali gagal finis dan harus pulang dengan nol poin.

Di GP Amerika Serikat, Rossi melakukan blunder dengan terjatuh di awal perlombaan. Masalah makin pelik bagi Rossi saat motor yang diakui kehebatannya malah mengalami masalah di Mugello, Italia.

Gagal finis di enam seri awal, peluang Rossi untuk bersaing di perburuan gelar kembali terbuka setelah ia memenangi GP Katalonia.

Rossi ‘hanya’ tertinggal dua puluh empat poin dengan posisi dirinya sangat percaya diri menghadapi seri GP Belanda.

Namun kepercayaan diri Rossi ini yang kemudian jadi bumerang baginya. Rossi terlalu berambisi memburu kemenangan tanpa menghitung batas dan situasi yang ada di sekitarnya.

Di Assen, Rossi tampil brilian dan melesat di baris depan saat hujan deras mengguyur perlombaan.

Ketika posisinya sejatinya sudah aman, Rossi memilih untuk memacu gasnya secara maksimal melebihi batas aman untuk semakin menjauhkan dirinya dari kejaran pebalap di belakangnya.

Akhirnya, ia malah terjatuh dan memberikan jalan lapangan bagi Marquez untuk memperbesar keunggulan.

Kecerobohan Rossi kembali terulang di GP Jerman. Rossi yang ada di nomor urut dua dan tengah bersaing dengan Andrea Dovizioso mengabaikan perintah tim untuk segera masuk pit dan mengganti motor.

Rossi terus bersaing dengan Dovizioso tanpa memperhatikan Marquez sudah ganti ban dan memburu dengan cepat dari belakang.

Ketika akhirnya Rossi masuk pit, Marquez dengan mudah menusuk ke barisan terdepan dan tak lagi terkejar oleh Rossi.

Selisih 59 poin dengan sembilan seri tersisa bukanlah pekerjaan mudah bagi Rossi untuk tetap memimpikan gelar juara.

“Situasi saat ini sangat sulit. Di sembilan seri awal, saya banyak membuang kesempatan meraih poin yang semestinya bisa saya dapat karena kesalahan yang saya lakukan.”

“Jarak yang terbentang dengan Marquez saat ini sangat menyulitkan,” kata Rossi berterus terang.

Di paruh kedua kompetisi, Rossi masih bisa jadi ancaman Marquez bila ia mulai tampil nothing to lose dan tampil lebih tenang dalam perlombaan.

Dengan beban untuk jadi juara yang jauh lebih berkurang karena situasi sulit saat ini, Rossi akan bisa lebih tampil lepas di sembilan seri tersisa.

“Kami masih ada di pertengahan kejuaraan. Sembilan seri tersisa masih merupakan jarak yang panjang.”

“Tim kami harus bekerja lebih baik, tampil lebih kompetitif, meraih hasil maksimal, dan kemudian barulah melihat apa yang akan terjadi di akhir kompetisi nanti,” tutur Rossi.

Hingga sembilan seri yang sudah dijalani musim ini, Rossi tiga kali gagal finis.

Di GP Americas dan GP Belanda, pebalap asal Italia itu melakukan kesalahan dengan mengalami kecelakaan tunggal. Sementara di GP Italia motor M1 yang ditunggangi Rossi mengalami kegagalan mesin.

Pihak Yamaha menyatakan rusaknya mesin motor M1 milik Rossi saat balapan dan Jorge Lorenzo di sesi pemanasan dikarenakan gangguan rev limiter atau alat pembatas putaran mesin di perangkat kontrol elektronik.

Dibanding kegagalan finis di GP Americas dan GP Belanda, Rossi justru menganggap masalah mesin di GP Italia sebagai titik awal keterpurukannya hingga paruh musim ini.

“Musim mulai berubah menjadi buruk di Mugello. Jika saya mampu meraih 20 poin atau 25 poin dari balapan itu, peluangnya mungkin akan sangat berbeda,” ujar Rossi seperti dikutip dari GPOne.

“Mungkin di GP Belanda saya seharusnya mengambil risiko lebih sedikit dan situasinya akan berbeda. Tapi, situasinya berakhir seperti itu,” sambung The Doctor.

Baik di GP Italia dan GP Belanda, Rossi sebenarnya memiliki peluang besar meraih kemenangan. Di GP Italia, pebalap gaek tahun itu sedang bersaing ketat dengan Lorenzo yang akhirnya menang di Mugello. Sedangkan di Belanda, Rossi terjatuh ketika memimpin balapan.

“Ada hasil karena kesalahan dan juga karena ketidakberuntungan, itu sebabnya jarak poin saya dengan Marquez sangat besar. Tapi, masih ada setengah musim tersisa,” tegas Rossi.

Rossi dan para pebalap MotoGP lainnya saat ini sedang menjalani tes di Sirkuit Red Bull Ring, Austria. Rossi mengatakan hasil dari tes di Austria sangat penting baginya menghadapi paruh kedua musim.

“Kami butuh sesuatu untuk mengubah halaman. Saya harus meraih poin lebih banyak daripada yang sudah saya raih saat ini,” ucap Rossi

 

Exit mobile version