Site icon nuga.co

Rossi: Musuh Abadi Saya Bernama Biaggi

Setelah bungkam selama bertahun-tahun, akhirnya, Valentino Rossi, pebalap MotoGP, membuka “rahasia” tentang musuh “abadi”nya.

“Rival abadai saya bernama Max Biaggi,” ujarnya seperti ditulis laman situs “crash” hari ini, Rabu.

Dengan pernyataan resminya ini,  Rossi seakan-akan membetulkan kesalahan yang selama ini dibuat media dan pengamat bahwa musuh abadi “the doctor” adalah  Jorge Lorenzo dan Marc Marquez .

Dalam wawancara bersama program acara Le Iene yang akan tayang di Italia pada Rabu, 22 Februari 2017,  Rossi ditanya mengenai rivalitas dengan Lorenzo dan Marquez.

Pebalap yang baru beberapa hari memasuki usia tiga puluh delapan tahun itu tak membantah bahwa Lorenzo adalah sebagai rivalnya di MotoGP saat ini

Namun, Rossi mengatakan rivalitasnya dengan Lorenzo dan Marquez bukan yang terhebat. Pebalap asal Italia itu menganggap Biaggi sebagai rival abadinya.

“Siapa yang saya pilih antara Lorenzo dan Marquez?”

“Oke, saya pilih Lorenzo sebagai lawan. Tapi, saya harus katakan, rival terbesar dalam karier saya adalah Biaggi, lebih dari rival asal Spanyol,” ujar Rossi seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.

Meski Rossi dan Biaggi baru bersaing dalam satu kelas mulai musim dua ribu, namun rivalitas keduanya sudah muncul sejak pertengahan tahun sembilan puluhan.

Hal itu terjadi karena Rossi dianggap sebagai penerus Biaggi, untuk menjadi andalan Italia meraih sukses di ajang balap motor Grand Prix.

Rivalitas Rossi dengan Biaggi memuncak menyusul insiden di GP Jepang musim enam belas tahun silam.

Biaggi hampir membuat Rossi mengalami kecelakaan dengan menggiringnya keluar trek.

Setelah berhasil melewati Biaggi, Rossi kemudian mengacungkan jari tengah ke arah mantan pebalap Ducati tersebut.

Rivalitas kedua pebalap memudar setelah Biaggi tidak lagi mampu bersaing dengan Rossi di ajang MotoGP.

Di kesempatan yang sama, Rossi juga membantah rumor pensiun jika mampu merebut gelar juara dunia MotoGP musim ini, yang akan menjadi gelar juara dunia kesepuluhnya.

Rossi mengaku akan menghormati kontrak dua tahun tersisa bersama Movistar Yamaha.

“Saya masih punya kontrak dua tahun bersama Yamaha, dan untuk itu saya akan menyelesaikannya. Tidak ada orang bisa mempengaruhi keputusan saya,” tegas Rossi.

Selain itu Rossi juga mengaku sangat tidak puas dengan hasil tes selama tiga hari di Sirkuit Phillip Island, Australia, pekan lalu.

The Doctor mengatakan Yamaha harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja motor M1.

Rossi hanya menempati posisi kedua belas2 pebalap tercepat secara keseluruhan tes di Phillip Island.

Berbicara kepada Crash.net, Rossi mengaku kecewa dengan jalannya tes di Australia.

Pebalap gaek itu menganggap motornya belum menunjukkan performa maksimal, terutama berkaitan dengan kolaborasi bersama ban Michelin.

“Saya sangat tidak senang dan kami harus berusaha lebih baik lagi. Saya pikir motor ini punya aspek bagus, terutama mesinnya, tapi tentunya tes di Australia lebih sulit daripada di Sepang,” ujar Rossi.

Saya mengalami masalah dengan ban, terutama ban depan. Tentunya suhu dan kondisi di Australia jauh berbeda. Ban terlalu lembek, tapi itu bukan masalah utama saya.”

Setelah melalui tes di Sirkuit Sepang, Sepang, dan Phillip Island, Rossi tidak menganggap Vinales sebagai ancaman utama di MotoGP musim ini, meski mantan pebalap Suzuki itu mendominasi hasil tes.

“Jika Anda cek catatan waktu lebih mendalam, maka Marc Marquez adalah yang tercepat. Jadi, saya pikir Marquez adalah pebalap yang harus dikalahkan musim ini,” ucap Rossi.

Valentino Rossi dinilai karena sang pebalap itu sudah mencoba berbagai hal hingga akhirnya kelelahan.

Pebalap asal Italia  itu juga tidak pernah jadi yang tercepat ketika di tes Sepang, Malaysia.

Ia mengalami sakit kepala pada hari pertama, kemudian di hari kedua berada di posisi empat dan merosot satu peringkat pada hari terakhir.

Raihan itu sangat berbeda dengan Maverick Vinales yang tiga kali jadi yang tercepat di Sepang dan Phillip Island.

Meregalli menyatakan bahwa hal itu lebih disebabkan karena Rossi kelelahan.

“Dibandingkan alasan lainnya, ia kelelahan. Rossi mencoba berbagai pengaturan untuk menyimpan ban belakang  dan pada akhirnya ia menyerah, ia merasakan efek usianya,” ucap Maio Meregali, Manajer Movistar Yamaha,  seperti dikutip dari GP One.

Meregalli menegaskan ia dan Yamaha tidak khawatir dengan situasi Rossi yang melorot di Australia. Ia menyebut faktor sirkuit Phillip Island juga berpengaruh pada kinerja pebalap yang baru saja berulang tahun ke-38 tersebut.

“Vale tidak membuat kami khawatir, ia mencoba berbagai hal dan pada akhirnya beberapa hal bekerja dengan baik. Ia hanya kelelahan secara fisik,” ucap Meregalli.

“Pada akhirnya, sirkuit itu memang aneh, karena berbagai hal yang Anda coba hanya cocok di lintasan itu. Secara umum kami puas dan kekecewaan kami hanya soal rangka motor. Maverick telah mengangkat beban dari pundak kami.”

Ketika ditanyai lagi apakah Yamaha risau hanya Vinales yang bisa mengadang sang juara bertahan Marc Marquez musim ini, Meregalli hanya menjawab singkat: “Kejuaraan baru dimulai 26 Maret nanti.”

Exit mobile version