Site icon nuga.co

Red Bull Cabut dari Ajang F1

Red Bull tidak hanya mengancam dan memlihara rumor akan cabut, atau keluar, dari balapan Formula One, atau F1, tapi segera mewujudkannya mengingat performa tak menyenangkan dalam dua musim terakhir.

Pernyataan akan “cabut”nya Red Bull dari ajang balapan jet darat itu ditegaskan t penasehat tim, Helmut Marko.

“Kami akan mewujudkannya. Alasannya performa tim tak menyenangkan dalam dua musim terakhir. Begitu pun bila Audi datang mengajukan kerja sama,” kata Marko.

Sebelumnya, Red Bull dan Renault pernah mengecap kesuksesan sebelum terjadi perubahan regulasi besar di F1 sejak 2014. Mesin keluaran Renault yang digdaya pada empat musim sebelumnya kesulitan bersaing dengan Mercedes yang tampil dominan.

Marko dan kepala tim, Christian Horner, telah mengeluarkan pernyataan Red Bull tak bisa bertahan di F1 bila mereka tak mampu bersaing menjadi juara.

Khusus untuk Marko, ia percaya kerja sama dengan Audi bisa menjadi pelarian tim bermarkas di Milton Keynes, Inggris itu.

“Jika kami tidak bisa bersaing di mesin dalam waktu dekat, lalu Audi datang(menawarkan kerja sama maka kami pergi dari F1. Memang saat ini masih rumor, belum ada pembicaraan resmi atau serius,” kata Marco kepada BBC, Rabu, 13 Mei 2015.

Selain tak lagi kompetitif di mobil, Red Bull musim ini juga ditinggalkan pembalap andalannya yang sukses meraih gelar juara dunia empat tahun berturut-turut, Sebastian Vettel ke Ferrari. Daniel Ricciardo yang didapuk sebagai jagoan baru belum dapat menunjukkan kualitas mumpuni.

Hingga kini Formula One 2015 telah berlangsung lima seri, namun Tim Red Bull yang pernah membawa Sebastian Vettel juara F1 empat kali tak mampu berbicara banyak.

Mesin Renault di mobil Red Bull tak mampu menyaingi Mercedes dan Scuderia Ferrari.

Pertanyaan pun timbul, apakah karena dua pembalap yang dimiliki tim tidak mumpuni?

Ya, setelah ditinggal Vettel ke Ferrari, Red Bull kini mengandalkan Daniil Kvyat dan Daniel Ricciardo.

“Tidak, tidak begitu. Sebastian juga takkan mampu berbuat banyak dengan mobil yang kami miliki saat ini.
Kami juga tak bisa melupakan fakta bahwa Daniel tampil cukup baik musim lalu dan menunjukkan kemampuannya,” kata bos Red Bull, Christian Horner, kepada Kleine Zeitung, Rabu, 13 Mei 2015.

“Bukan pembalap masalahnya. Masalah kami sebenarnya ada di kontrol dan kekuatan mobil,” lanjut pria yang akan menikahi mantan personel Spice Girl, Geri Halliwell, itu.

Pihak Renault, selaku penyuplai mesin tim, mengaku tidak terkejut dengan pernyataan bos Red Bull itu.

Direktur pengelolaan Renault, Cyril Abiteboul, mengungkapkan perusahaan telah menduga akan terjadi permasalahan keandalan mobil pada musim ini. Menurutnya, kejadian seperti itu hanya tinggal menunggu waktu saja.

“Kami telah tahu akan terjadi masalah atau kendala seperti ini. Dan ternyata, itu terjadi hari ini. Ini bukan hari terbaik kami,” ungkap Abiteboul, seperti yang dilaporkan Autosport.

Dugaan atas permasalahan tersebut bukan tanpa sebab. Abiteboul mengaku, pihaknya masih ada beberapa kelemahan pada mesin yang dikeluarkan Renault pada musim ini. Untuk itu, ia dan tim telah membuat beberapa rencana untuk mengatasinya.

“Kami harus pastikan rencana itu akan cukup baik untuk mengatasi permasalahan hari ini. Semoga masalah ini dapat diselesaikan secepatnya,” papar pria Prancis itu.

Abiteboul tidak mau menjanjikan apakah dapat segera memberikan hasil yang jauh lebih baik pada seri keempat yang diadakan di Bahrain, akhir pekan depan. Ia menduga timnya akan butuh waktu yang lebih lama, setidaknya hingga Grand Prix keenam di Monaco, 24 Mei 2015.

Pernyataan cabutnta Red Bull dari F1 memunculkan masal;ah serius di lomba jet darat itu. Terutama isu kaya miskin di antara tim.

F1 memang salah satu olahraga yang menguras banyak dana. Setiap tim harus mengembangkan mesin, membayar kebutuhan tim, dan masih banyak lagi hal yang menguras dana.

Mantan bos Renault, Flavio Briatore, turut mengomentari hal tersebut.

Menurutnya, F1 harus membuat satu struktur aliran keuangan agar tim-tim kecil dapat meraup keuntungan juga. Pria 65 tahun itu juga mengatakan tim kecil saat ini banyak yang dirugikan akibat keberadaan tim besar yang terlalu mendominasi.

“Tentu distribusi uang harus setara untuk semua tim, hal ini sangat penting,” ucap Flavio Briatore, seperti dilansir Motorsport.

“Jika anda terus memberikan uang untuk si kaya, maka mereka akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin,” tutup suami dari Elisabetta Gregoraci tersebut.

Pengeluaran tim F1 setiap tahunnya kian membengkak. Jika kita tengok ke belakang, banyak tim-tim yang tumbang akibat tidak mampu lagi mengeluarkan biaya.

Super Aguri, BAR Honda, Minardi Cosworth adalah beberapa nama tim yang tumbang akibat besarnya biaya di ajang ini. Bahkan Super Aguri harus menyudahi perjalanannya di ajang jet darat ketika musim balap tujuh tahun lalu baru berjalan empat serie.

autosport, motorsport, crash dan bbc sports

Exit mobile version