Site icon nuga.co

Ocehan Rossi Bangkrutkan Pamor Marquez

Marc Marquez kehilangan pamornya setelah Valentino Rossi mampu mengeksploitasi kasus “tendangan” Sepang-nya ke media secara frontal dan ia dinilai oleh banyak kalangan sebagai pembalap yang gemar dan pintar berbicara di depan media.

“Rossi mampu memanfaatkan media sebagai tempat “curhat”nya. Dan tak banyak pebalap yang seperti dia,” tulis Crash, Minggu, 22 November 2015.

Sebagaimana diketahui, persaingan MotoGP 2015 mendadak panas usai Rossi mencurahkan isi hatinya kepada media tentang kecurigaannya pada Marc Marquez yang membantu Lorenzo.

“Valentino selalu sangat pintar berbicara di depan media, dan terkadang Anda tidak tahu alasannya. Dia selalu mengekspresikan opininya,” tulis Autosport, Minggu .

“Anda hanya harus memahami itu dengan sebaik mungkin,” tulis “autosport”

Sebelumnya, Marquez kelabakan usai insiden MotoGP 2015.

Pembalap berpaspor Spanyol itu pun yakin hubungannya dengan Rossi di musim 2016 akan kembali normal.
Marquez juga kesal dengan beberapa media Italia yang membelokkan fakta terkait insiden Sepang.
“Kami menolak semua rumor,” kicau

Akibat ulah media ini hubungan Marc Marquez, dan pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, memanas sejak insiden di sirkuit Sepang.

Marquez juga menyatakan dirinya terbuka jika Rossi ingin memperbaiki hubungan keduanya. Marquez dan Rossi sendiri berseteru di tiga balapan terakhir setelah ‘The Doctor’ secara terbuka menganggap Marquez berusaha membantu Jorge Lorenzo untuk menjadi juara dunia MotoGP musim ini.

“Saya benar-benar mengerti dengan situasinya. Dia kehilangan gelar dan dia pasti marah dengan banyak orang. Tapi seperti yang saya telah katakan sebelumnya, kapanpun dia mau, kami akan memperbaiki semuanya,” ujar Marquez kepada Marca.

Sebelumnya, Rossi sempat melontarkan kekhawatirannya dengan sikap Marquez, yang ia anggap akan menjadi masalah besar pada musim balapan tahun depan.

Pebalap Italia itu khawatir Marquez akan melakukan hal serupa seperti musim ini.

“Saya takut yang akan terjadi musim depan, karena pebalap seperti Marquez memutuskan untuk tidak memenangi balapan hanya untuk menyakiti pebalap lain. Saya tidak tahu di mana ini akan berakhir,” ujar Rossi seperti dilansir SuporSport, beberapa pekan lalu.

Polemik MotoGP 2015 memang belum seluruhnya menguap

Mick Doohan, mantan pebalap MotoGP, menyebut Valentino Rossi dan Marc Marquez sama-sama bersalah atas terjadinya kontroversi yang menyedot perhatian dunia tersebut.

“Apa yang terjadi di Malaysia? Saya tidak tahu, mungkin keduanya bersalah. Jika saya bermain sebagai Marquez, saya pikir saya memiliki beberapa opsi atau keluar trek dan melepas gas,” ujar Doohan, seperti diberitakan Tuttomotoriweb.

“Saya tidak melihat balapannya secara langsung, saya hanya melihat melalui replay dan saya tidak tahu apakah Rossi menendangnya. Siapa yang tahu? Saya tidak tahu,” jelasnya.

Mick Doohan, menyatakan hanya Valentino Rossi dan Marc Marquez yang tahu soal drama MotoGP 2015.
Pasalnya, hanya dua pembalap andal tersebut yang terlibat perang urat saraf.

“Hanya para pembalap yang tahu sebenarnya. Saya melihatnya seperti ini, dalam beberapa tahun ke depan bahkan ketika pensiun, Marquez akan berkata kepada diri sendiri: ‘Sial, seharusnya saya memenangi balapan itu’,” ujar Doohan

“Itu adalah balapan di Spanyol yang dimenangkan pembalap dari Spanyol. Tapi, sang pemenang sejati adalah MotoGP sendiri. Cerita ini luar biasa. Saya tidak tahu apakah Valentino merasakan tekanan atau tidak, tapi ini mungkin menjadi kesempatan terakhirnya untuk menjadi juara,” jelasnya.

Sementara itu, mantan rider MotoGP yang sudah pindah haluan ke World Superbike, Marco Melandri, menyatakan kekecewaannya terhadap para penggemar balap motor yang tiada hentinya melontarkan kritikan tajam, baik kepada Valentino Rossi maupun Marc Marquez di penghujung musim 2015.

Melandri menyatakan hal ini dalam sebuah wawancara dengan La Gazzetta dello Sport, Minggu, 22 November 2015.

“Hal yang paling saya sesalkan adalah orang-orang yang begitu agresif dan kasar terhadap para pembalap. Komentar mereka sama sekali tak punya rasa hormat. Saya kecewa atas hal ini, karena semua pembalap pasti bersusah payah, bekerja keras dan mengorbankan segalanya” kata Melandri.

“Mereka semua berhak mendapat respek, bahkan yang berbuat salah sekalipun. Orang-orang hanya bisa menghakimi.”

“ Saya sudah membaca begitu banyak komentar, bahkan ada juga yang menanyakan pendapat saya. Saya hanya penonton, jadi saya tak akan berkomentar apa-apa,” tutup runner-up MotoGP sepuluh tahun silam itu

Exit mobile version