Site icon nuga.co

Musuh Rossi di MotoGP Musim Ini, Usia

Valentino Rossi akan berhadapan dengan musuh terbesarnya di ajang MotoGP musim ini, yaitu usia.

Rossi sendiri mengakui faktor usia mulai mendekati penurunan kecepatannya.

Ini terbukti dari empat kali uji tes MotoGP sebelum memasuki ajang lomba.

Terakhir,  di Losail Circuit, Qatar, di ujung pekan ini, Rossi harus menerima kenyataan berada di posisi kesebelas.

Posisi ini memang menggambarkan betapa Rossi kesulitan menaklukkan pertambahan usia di ajang lomba kecepatan itu.

Dan banyak pihak juga  menganggap musuh terberat Valentino Rossi di MotoGP ini adalah Marc Marquez dan Maverick Vinales.

Namun, sebelum bisa menaklukkan kedua pebalap muda itu, The Doctor harus bisa mengalahkan musuh terberatnya: usia!

Sebelum meraih posisi sebelas di Qatar,  Rossi hanya mampu menduduki peringkat dua belas pebalap tercepat pada tes terakhir di Sirkuit Phillip Island, Australia, pertengahan Februari lalu.

Dan ini  diklaim manajer tim Movistar Yamaha Massimo Meregalli sebagai  kesulitan dengan kondisi fisiknya.

“Rossi melakukan sejumlah hal untuk memperbaiki performa ban depan, dan pada akhirnya dia menyerah, dia mulai merasakan usianya,” ujar Meregalli.

Di usia sudah tidak muda, tiga puluh delapan tahun, Rossi akan kembali menjadi pebalap tertua di MotoGP musim ini.

Sementara Marquez dan Vinales yang diklaim menjadi rival utama Rossi, masih sangat muda.

Secara mental Rossi tidak memiliki masalah. Dengan pengalaman tampil lebih dua puluh tahun di ajang balap motor Grand Prix, mental membalap Rossi sudah tidak dipertanyakan lagi.

Pengalaman bukanlah talenta, melainkan mutiara yang didapat setelah bertahun-tahun.

Faktor usia sudah mengganggu performa Rossi ketika menjalani tes di Losail

Banyak orang menganggap untuk menjadi pebalap MotoGP tidak dibutuhkan latihan yang berat.

Padahal, dibutuhkan kondisi fisik dan stamina yang prima untuk bisa mengangkat motor seberat seratus enam puluh kilogram di setiap tikungan.

Kombinasi tuntutan fisik yang intens dan tantangan sirkuit yang hebat, terutama ketika tampil di negara dengan suhu tinggi seperti Malaysia, atau Qatar, membuat para pebalap MotoGP mengeluarkan keringat hingga lebih dari dua liter dalam satu balapan.

Rossi memang bisa tampil hebat di sejumlah balapan, namun mantan pebalap Ducati dan Repsol Honda itu kesulitan untuk tampil konsisten sepanjang musim.

Bahkan Rossi sudah tidak pernah meraih dua kemenangan beruntun sejak delapan musim silam.

Tuntutan terus berpindah-pindah negara jelas menguras tenaga para pebalap MotoGP, terutama di pengujung musim, yang melibatkan triple header: GP Jepang, GP Australia, dan GP Malaysia hanya dalam tiga pekan beruntun.

Fokus di luar sirkuit juga tentunya menguras tenaga Rossi. Pasalnya, selain berkarier sebagai pebalap Movistar Yamaha, Rossi juga mengurus dua tim VR46 di kelas Moto2 dan Moto3.

Belum lagi Rossi harus menjalani sejumlah kegiatan promosi bersama Yamaha dan sponsor pribadinya.

Tidak bisa dipungkiri Rossi masih menjadi salah satu pebalap paling kompetitif di MotoGP musim ini. Namun, faktor fisik dan stamina bisa menjegal langkah The Doctor merebut gelar juara dunia kesepuluhnya musim ini.

Beruntung bagi Rossi,  ia  belum berumah tangga atau memiliki kekasih. Dengan begitu Rossi bisa lebih fokus dalam kariernya di MotoGP

Exit mobile version