Site icon nuga.co

Musuh Nomor Satu Rossi adalah Usia

Usia adalah musuh “number one” Valentino Rossi untuk bisa meraih gelar kesepuluhnya di MotoGP.

Banyak pihak menganggap Rossi sulit mengalahkan  Marc Marquez dan Maverick Vinales oleh hambatan ini

“Sebelum bisa menaklukkan kedua pebalap muda itu, The Doctor harus bisa mengalahkan musuh terberatnya: usia!” tulis crash, Kamis, 20 April

Ketika Rossi hanya mampu menduduki peringkat dua belas pebalap tercepat pada tes terakhir di Sirkuit Phillip Island, Australia,  Februari lalu, pebalap asal Italia itu diklaim manajer tim Movistar Yamaha Massimo Meregalli mulai kesulitan dengan kondisi fisiknya.

“Rossi melakukan sejumlah hal untuk memperbaiki performa ban depan, dan pada akhirnya dia menyerah, dia mulai merasakan usianya,” ujar Meregalli.

Di usia sudah tidak muda,  Rossi akan kembali menjadi pebalap tertua di MotoGP musim ini.

Sementara Marquez dan Vinales yang diklaim menjadi rival utama Rossi, masih sangat muda.

Secara mental Rossi tidak memiliki masalah.

Dengan pengalaman tampil lebih dua puluh tahun di ajang balap motor Grand Prix, mental membalap Rossi sudah tidak dipertanyakan lagi.

Pengalaman bukanlah talenta, melainkan mutiara yang didapat setelah bertahun-tahun

Faktor usia sudah mengganggu performa Rossi ketika menjalani tes di Phillip Island.

Banyak orang menganggap untuk menjadi pebalap MotoGP tidak dibutuhkan latihan yang berat.

Padahal, dibutuhkan kondisi fisik dan stamina yang prima untuk bisa mengangkat motor seberat seratus enam puluh kilogram di setiap tikungan.

Kombinasi tuntutan fisik yang intens dan tantangan sirkuit yang hebat, terutama ketika tampil di negara dengan suhu tinggi seperti Malaysia, atau Qatar, membuat para pebalap MotoGP mengeluarkan keringat hingga lebih dari dua liter dalam satu balapan.

Rossi memang bisa tampil hebat di sejumlah balapan, namun mantan pebalap Ducati dan Repsol Honda itu kesulitan untuk tampil konsisten sepanjang musim.

Bahkan Rossi sudah tidak pernah meraih dua kemenangan beruntun sejak musim delapan tahun silam.

Tuntutan terus berpindah-pindah negara jelas menguras tenaga para pebalap MotoGP, terutama di pengujung musim, yang melibatkan triple header: GP Jepang, GP Australia, dan GP Malaysia hanya dalam tiga pekan beruntun.

Fokus di luar sirkuit juga tentunya menguras tenaga Rossi. Pasalnya, selain berkarier sebagai pebalap Movistar Yamaha, Rossi juga mengurus dua tim VR46 di kelas Moto2 dan Moto3.

Belum lagi Rossi harus menjalani sejumlah kegiatan promosi bersama Yamaha dan sponsor pribadinya.

Tidak bisa dipungkiri Rossi masih menjadi salah satu pebalap paling kompetitif di MotoGP musim ini. Namun, faktor fisik dan stamina bisa menjegal langkah The Doctor merebut gelar juara dunia kesepuluhnya musim ini.

Beruntung bagi Rossi, pebalap kelahiran 16 Februari 1979 itu belum berumah tangga atau memiliki kekasih. Dengan begitu Rossi bisa lebih fokus dalam kariernya di MotoGP.

Dalam dua pekan ke depan, Rossi dan timnya harus segera menemukan pengaturan motor yang bisa membuatnya nyaman dalam menggeber M1 baik di trek lurus maupun ketika memasuki tikungan.

“Saya berharap kejaiban dalam dua pekan ke depan. Kenyataannya adalah, M1 2017 adalah motor berbeda dari yang sebelumnya dan kami belum tahu caranya untuk mengeluarkan kemampuan terbaiknya,” kata Rossi soal peluangnya menatap musim baru.

Satu hal yang bisa membuat Rossi terhibur adalah hasil tes Vinales menunjukkan bahwa M1 adalah motor yang lebih baik dan lebih cepat dari tahun lalu. Rossi hanya perlu menemukan rahasia untuk mengendalikannya.

Exit mobile version