Site icon nuga.co

“Musim Depan Saya Lebih Banyak Juara”

Valentino Rossi bertekad untuk bisa lebih banyak menjadi juara di setiap seri lomba MotoGP musim depan, dan ia juga mengungkapkan kepuasannya atas  posisi runner up di  musim ini.

Kepada “crash,” Selasa, 01 November 2016, Rossi  menyadari dirinya harus lebih banyak juara seri grand prix bila ingin menjaga peluang jadi juara dunia.

Rossi kembali  duduk di posisi kedua pada musim ini setelah kalah bersaing lawan Marc Marquez.

Ini adalah kali ketiga secara beruntun Rossi mengakhiri musim balap dengan duduk di peringkat kedua.

Meskipun Rossi berhasil menunjukkan bahwa dirinya tetap mampu bersaing di level atas, namun impian

Rossi untuk menggenggam titel juara dunia kesepuluh sepanjang kariernya masih harus terus pupus sejauh ini.

“Saya cukup puas dengan penampilan musim ini karena saya sering naik ke podium di akhir balapan.”

“Namun saya ingin lebih banyak kemenangan karena hal itulah yang akhirnya akan mengantar saya unggul dalam perburuan gelar juara dunia,” tutur Rossi seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.

Pada musim ini, Rossi sepuluh  kali naik podium namun hanya mampu dua kali menjadi juara seri, yaitu di GP Spanyol dan GP Katalonia.

Kegagalan Rossi jadi juara dunia musim ini juga disebabkan oleh catatan empat kali gagal finis yang dibukukan olehnya.

Saat ini Rossi sudah memastikan posisi nomor dua miliknya aman dari kejaran Jorge Lorenzo.

Namun Rossi tetap memiliki alasan khusus saat bertekad untuk tetap tampil maksimal di seri pamungkas, GP Valencia.

“Saya harap di Valencia kami bisa melihat gambaran motor untuk musim depan. Saya butuh kecepatan yang lebih baik saat lomba memasuki lap-lap terakhir,” ujar Rossi.

Tentang keberhasilam Marc M<arquez menjuarai MottoGP tahun ini, Rossi, tidak

Marquez selalu berhasil memanfaatkan kesialan yang didapat pesaingnya.

Baby Alien –julukan Marquez– tampil konsisten jika dibandingkan dua pesaingnya, Rossi dan Jorge Lorenzo, terutama di lima belas seri awal.

Dalam periode tersebut, Marquez selalu mampu meraih poin, bandingkan dengan Rossi yang empat kali gagal finis sedangkan Lorenzo tiga kali.

Selain itu, tiap kali Rossi atau Lorenzo gagal menyelesaikan balapan, pembalap berusia 23 tahun selalu menuntaskan race di posisi podium. Karena itu tidak heran, ketika MotoGP 2016 masih menyisakan tiga seri, Marquez sudah ditahbiskan menjadi kampiun.

Di dua seri terakhir yang berlangsung di Phillip Island dan Sepang. Marquez memang gagal meraih hasil baik. Pada balapan di Phillip Island, Marquez gagal finis.

Sementara di Sepang hanya menyelesaikan balapan di posisi sebelas. Namun, itu sudah tak terlalu berpengaruh mengingat gelar juara sudah dipegangnya.

“Saya sebenarnya ingin bersaing dengan Marquez tahun ini. Namun, ia selalu berhasil memanfaatkan kesialan yang didapat pembalap pesaingnya,” ujar Rossi mengutip dari Crash

Sementara itu pebalap Ducati Corse, Andrea Dovizioso, mengaku tidak menyangka bisa mengalahkan rider Tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Sepang

Pasalnya, Dovi –sapaan Dovizioso– merasa kalau Rossi adalah salah satu pembalap yang tidak kenal kata menyerah.

Pada balapan d Sepang, Dovi memang tampil memukau sepanjang akhir pekan. Namun ia sempat mengalami kesulitan di awal balapan sampai akhirnya bangkit di beberapa lap terakhir.

Rider yang menjadi lawannya saat itu adalah Rossi yang tengah memimpin balapan setelah Andrea Iannone terjatuh.

Namun akhirnya Dovi sukses menaklukkan The Doctor –julukan Rossi– untuk merebut podium puncak.

Bahkan kemenangan Dovi terbilang fantastis. Pasalnya, rider tiga puluh tahun tersebut berhasil meraih kemenangan dengan selisih lebih dari tiga detik dengan Rossi.

“Saya tidak menyangka saya bisa menjaga jarak dengan Rossi di akhir balapan, karena ia adalah salah satu pembalap yang tidak pernah menyerah.”

“Lalu saya melihat di pit board bahwa saya memiliki keuntungan satu koma tujuh detik jadi saya bisa balapan dengan penampilan terbaik saya,” jelas Dovizioso

Exit mobile version