Site icon nuga.co

Mereka Terpukau oleh Tampilan Rossi

Tanpilnya Valentino Rossi ke podium MotoGP Qatar, di Sirkuit Losail,  di posisi tiga, Senin dinihari pekan ini, membuat decak kagum para pengamat dan para pebalap

Tidak terkeceuali dengan Maveric Vinales, rekan satu timnya di Yamaha yang keluar sebagai juara.

Vinales, terkejut dengan pencapaian Valentino Rossi yang bisa finis di posisi ketiga padahal dia star buruk, pada posisi sepuluh.

Vinales sendiri mengalami start yang buruk di GP Qatar.

Memulai balapan dari posisi pole, Vinales harus melorot ke posisi kelima di lap pertama.

Sedangkan Rossi berhasil menyodok ke posisi tujuh setelah start dari posisi kesepuluh.

Ketika Vinales berhasil merebut posisi kedua dari Marc Marquez, tidak lama berselang Rossi juga mampu menyalip juara bertahan MotoGP tersebut.

Di titik ini Vinales mengaku kaget melihat papan informasi tim yang menuliskan Rossi berada di belakangnya.

“Saya tidak pernah mengesampingkan Rossi. Saya tahu Rossi melakukan hal berbeda di hari Minggu, tapi ketika saya melihat papan menunjukkan ‘+0 Valentino’, saya berpikir itu tidak mungkin,” ujar Vinales seperti dikutip dari Motorsport.com.

Rossi sempat diragukan bisa meraih podium setelah mengalami kesulitan dengan motor M1 sepanjang tes pramusim dan latihan bebas di GP Qatar.

The Doctor akhirnya berhasil finis di posisi ketiga, di belakang Vinales dan Andrea Dovizioso.

“Saya sempat khawatir Rossi akan menyalip saya, dan saya tidak bisa menampilkan balapan saya sendiri. Pada akhirnya saya berhasil mendapatkan putaran di bawah 1 menit 56 detik dan bisa membuka jarak,” ujar Vinales.

“Selamat untuk Rossi. Pramusim sangat sulit baginya, tapi dia mampu menyelesaikan masalah yang ada dan meraih podium,” sambung pebalap asal Spanyol tersebut.

Keberhasilan Vinales memenangi GP Qatar membuat juara dunia Moto3 empat tahun lalu itu menyamai rekor Rossi, sebagai pebalap yang mampu meraih kemenangan di debutnya bersama

Yamaha pada ajang MotoGP. Rossi sebelumnya merupakan satu-satunya pebalap yang mampu melakukannya pada musim tiga belas tahun silam, ketika kemenangan di Sirkuit Phakisa, GP Afrika Selata

Sementara itu, manajer tim Movistar Yamaha, Massimo Meregalli, mengaku terpukau dengan performa dua pebalap mereka, Maverick Vinales dan Valentino Rossi

Vinales sukses menjawab harapan Yamaha dengan finis di posisi pertama setelah melalui sesi pramusim yang mengesankan.

Meregalli menilai keberhasilan Vinales menunjukkan potensi besar yang ada dalam dirinya.

“Maverick Vinales baru saja menyelesaikan tugasnya dengan sangat baik. Ia menunjukkan kehebatannya dalam sisi kematangan sebagai pebalap.”

“Vinales terus menunggu waktu yang tepat untuk melakukan serangan dalam duel lawan Andrea Dovizioso. Vinales mencatat pencapaian yang luar biasa di seri perdananya dan ini adalah hasil kerja keras yang ia lakukan sejak bergabung ke Yamaha,” tutur Meregalli seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.

Di samping keberhasilan Vinales jadi juara GP Qatar, Meregalli juga mengaku terkejut dengan kesuksesan Rossi finis di posisi ketiga setelah harus start dari posisi kesepuluh.

Tantangan bagi Rossi di GP Qatar terbilang berat karena dalam sesi pramusim ia masih belum bisa mencatat hasil konsisten.

“Valentino Rossi sekali lagi melakukan ‘penyelamatan hebat’ dalam kiprahnya pada seri MotoGP. Ia tampil bagus meskipun sempat bersenggolan di tikungan pertama.”

“Sangat disayangkan ban milik Rossi bermasalah di saat akhir, karena jika tidak, ia akan mampu bertarung untuk perburuan posisi pertama. Peringkat tiga adalah bukti dedikasi dan usaha Rossi serta timnya di seri tersebut,” kata Meregalli.

Kombinasi Vinales-Rossi memang membuat Yamaha difavoritkan bisa merebut titel juara di kategori pebalap, tim, dan pabrikan.

Pengamat MotoGP sekaligus mantan manajer Valentino Rossi, Carlo Pernat, kagum dengan penampilan The Doctor yang mampu merebut podium ketiga di GP Qatar,

Pernat bergurau Rossi telah memalsukan usianya di kartu identitas.

Rossi mampu membungkam pengkritik setelah finis posisi ketiga di GP Qatar. Sebelum balapan di Sirkuit Losail, sejumlah pihak menganggap Rossi sudah tidak mampu bersaing dengan usianya saat ini 38. Terlebih sepanjang tes pramusim dan latihan di GP Qatar pebalap asal Italia itu selalu kesulitan.

Dalam wawancara dengan Radio 24, Pernat mengaku sempat terlibat perbincangan yang cukup panjang dengan Rossi usai balapan GP Qatar.

Pria yang saat ini menjadi manajer Andrea Iannone itu pun mengungkapkan isi pembicaraannya dengan Rossi.

“Pertama Rossi meminta saya untuk berbicara kepada orang-orang yang mengatakan dia sudah tua, kalau mereka tidak tahu apa-apa. Kemudian kami berbicara soal dua pebalap Spanyol, dia mengatakan satunya ‘idiot’ dan satunya seperti wanita,” ucap Pernat tanpa menjelaskan siapa kedua pebalap Spanyol yang dimaksud.

Rossi memulai balapan GP Qatar dari posisi kesepuluh. The Doctor yang sebelumnya mengalami kesulitan, justru mampu tampil impresif dan finis di posisi ketiga. Rossi berhasil melewati sejumlah pesaingnya, termasuk Marc Marquez.

“Untuk Rossi, tidak ada penjelasan selain mengatakan kartu identitasnya palsu. Saya yakin dia masih 25 tahun dan berbohong soal umurnya,” ucap Pernat seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.

Sayang bagi Pernat, Iannone gagal menyelesaikan balapan setelah terjatuh di lap ke-11. Padahal pebalap Suzuki itu berpeluang meraih podium setelah mengalami kecelakaan ketika menduduki posisi ketiga.

“Saya berharap ini tidak terjadi lagi. Sangat disayangkan Iannone membuang peluang yang ada. Saya pikir jika dia mampu menghindari kesalahan, maka dia bisa meraih hasil yang hebat. Dia punya kebiasaan buruk menyerang pebalap di depannya,” ujar Perna

Exit mobile version