Site icon nuga.co

Lorenzo “Tak Terima” Kekalahan dari Rossi

Jorge Lorenzo tak mau menerima kekalahan dari Valentino Rossi dalam lomba MotoGP seri kedua belas di Silverstone Circuit, Minggu, 30 Agustus 2015, tiga hari lalu, dan mencari “kambing” hitam sebagai penyebab ia finis di posisi empat dan ketinggalan dua belas poin dari “The Doctor.”

Lorenzo menuding aksi Pol Espargaro yang nekad melakukan manuver saat tikungan berbahaya di GP Inggris, sebagai penyebab kegagalannya menempati posisi podium

“Akibat aksi Akex saya gagal podium di Silverstone,” tuding Lorenzo, seperti dikatakannya kepada “crash,” Selasa, 01 September 2015.
.
Lorenzo start sempurna dengan langsung memimpin jalannya lomba sejak tikungan pertama. Akan tetapi, keunggulannya tak berlangsung lama karena Valentino Rossi dan Marc Marquez membalap rider berjuluk X-Fuera ini.

Saat menduduki urutan tiga, Espargaro tiba-tiba menusuknya di tikungan area Village. Beruntung, meskipun ada sentuhan, dia tidak mengalami insiden yang merugikan dan tetap bisa melewati garis finis.

“Saya tidak terlalu di pojok, dan melihat motor hitam-hijau atau Monster Yamaha memasuki tikungan dengan sangat cepat. Saya sangat kecewa dengan aksinya, sebab dalam race Anda memiliki banyak waktu.

Jadi, banyak kesempatan untuk overtake,” kata Lorenzo, seperti juga dilansir Motorsport, Selasa, 01 September 2015

“Buat saya, dia mengambil terlalu banyak risiko. Padahal dia juga tahu saya sedang berburu gelar juara dunia, dan saya adalah rekan setimnya di factory, bukan begitu?” lanjutnya.

Posisi Espargaro kemudian anjlok kesembilan setelah masuk ke area rumput, dan tak lama kemudian terjatuh. Lorenzo juga sempat menduduki urutan enam, beruntung Marquez dan Pedrosa juga retired sehingga dia bisa finis di tempat keempat.

Sementara itu, Valentino Rossi, mengaku takkan bisa santai meski tengah unggul jauh dalam sebuah balapan.

The Doctor –julukan Rossi– menilai semua pembalap ingin mengalahkannya sehingga dirinya selalu berupaya tampil maksimal.

Contoh nyata semua pembalap ingin melewati rider berusia 36 tahun tersaji saat ia tengah memimpin balapan di Sirkuit Silverstone. Pembalap Tim Repsol Honda, Marc Marquez, terus berupaya mengejarnya meski akhirnya terjatuh.

Hal yang sama juga dibuat rider kejutan Tim Pramac Ducati, Danilo Petrucci. Pembalap yang sukses mengakhiri balapan di posisi kedua itu mampu memperpendek jarak dengan The Doctor.

Sempat tertinggal lebih dari lima detik dibanding kompatriotnya itu, Petrucci sanggup memperkecil jarak dengan hanya terpaut tiga detik dari Rossi.

Dua contoh itu sedikit banyak sudah menjelaskan bahwa semua pembalap ingin mengalahkan Rossi sekaligus menegaskan bahwa seorang rider MotoGP takkan bisa bersantai saat menjalani balapan.

“Saya membuat kesalahan dengan bersantai di salah satu lap. Sebab, saya pikir memiliki sedikit keuntungan karena unggul jauh dari para pesaing.

Namun, ini adalah MotoGP, Anda takkan bisa bisa bersantai di setiap situasi dan latihan. Sebab, semua pembalap ingin mengalahkan Anda,” jelas Rossi seperti mengutip dari Crash

Turunnya hujan saat Minggu 30 Agustus 2015 pagi waktu Silverstone, membuat Valentino Rossi panik. Perasaan itu membuat dirinya dijauhi rasa percaya diri untuk memulai balapan.

Padahal dalam sesi latihan dan kualifikasi, trek diselimuti langit cerah. Namun semua berubah karena hujan setia mewarnai lomba di Silverstone.

“Saat di grid saya cukup takut karena itu kondisi terburuk, dingin, sedikit hujan, start lomba pada jalanan yang licin dan jalur yang cepat,” ucap Rossi dilansir Crash, Selasa.

“Jadi saya senang bahwa hujan mulai turun bukan hanya pada warm up. Sejak saat itu saya bisa tahu bagaimana saya harus mengatur kecepatan,” tegasnya.

Betul saja, akhirnya Rossi menjalankan balapan dengan apik.

Rossi, mengeluarkan pernyataan yang cukup unik seusai memenangi Grand Prix Inggris yang berlangsung di Sirkuit Silverstone, Inggris, Minggu 30 Agustus 2015 malam WIB.

Sebelum balapan dimulai, The Doctor –julukan Rossi– berharap balapan akan berlangsung dalam cuaca panas agar bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Sebab, jika turun hujan, ia tak tahu pasti sejauh mana kualitas membalap yang bakal ditunjukkannya pada race tersebut.

Namun harapan pembalap kelahiran Urbino, Italia, tak menjadi kenyataan. Hujan turun membasahi Sirkuit Silverstone dan momen itu justru mengantarkannya meraih podium teratas meski memulai balapan dari posisi keempat.

“Ketika saya bangun dari tidur, saya berharap balapan berjalan dalam cuaca panas. Sebab, saya tak tahu performa saya secara pasti jika turun hujan,” jelas Rossi seperti mengutip dari Motorspor.

“Namun, setelah menjalani sesi pemanasan, saya menemukan settingan terbaik pada motor dan merasa sangat luar biasa, sangat cepat dan menjadi yang tercepat di akhir balapan. Yang pasti, saya senang bisa memenangi balapan meski berjalan dalam kondisi yang sulit,” urainya.

Exit mobile version