Spekulasi “kepergian” Jorge Lorenzo dari Yamaha Movistar akibat “kecemburuannya” terhadap Valentino Rossi yang dianak-emaskan principal asal Jepang itu makin menguat dengan kabar “benderang” tentang kedatangan pabalap asal Suzuki, Maverick Vinales, sebagai calon penggantinya.
Walaupun kepada “crash,” Rabu, 30 Maret 2016, Vinales mengatakan, ingin fokus tampil bersama tim Ecstar Suzuki musim ini, ia tak membantah kabar akan menjadi pengganti Jorge Lorenzo di Movistar Yamaha.
Vinales menjadi rookie terbaik di MotoGP 2015 setelah menduduki peringkat dua belas di klasemen akhir musim lalu dan hanya kalah delapan poin dari rekan setimnya, Aleix Espargaro.
Vinales, yang juga asal Spanyol itu, di musim pertamanya bersama Suzuki membuat sejumlah tim kepincut..
Pemilik Yamaha Tech 3, Herve Poncharal, sudah menyatakan keinginannya untuk merekrut Vinales.
Selain itu nama Vinales juga masuk radar Movistar Yamaha yang sedang siaga satu menyusul rumor kepergian Jorge Lorenzo ke Ducati.
“Tentunya saat ini, saya tidak memikirkan rumor tersebut. Pikiran saya hanya tertuju ke balapan dan berusaha memberikan yang terbaik untuk Suzuki,” ujar Vinales kepada Bike Sport News.
Meski mengaku fokus memperkuat Suzuki, Vinales tetap membuka peluang meninggalkan Suzuki dengan tidak memperpanjang kontraknya akhir musim ini. Jika gagal meraih hasil positif musim ini, Vinales mengisyaratkan akan meninggalkan Suzuki.
“Satu-satunya hal yang bisa membuat saya percaya dengan Suzuki adalah hasil. Jika saya melihat Suzuki bisa memberi saya sepeda motor untuk menjadi juara dunia, maka saya akan yakin untuk bertahan,” tegas Vinales.
Hingga kini baru Valentino Rossi yang sudah memastikan masa depannya di MotoGP setelah memperpanjang kontrak dengan Movistar Yamaha hingga dua musim mendatang. Sementara masa depan dua puluh pebalap lainnya belum ditentukan.
“Saya pikir pebalap harus menentukan kariernya sendiri dan harus menemukan motor dan tim yang bagus untuk menjadi juara dunia,” ucap Vinales
Jorge Lorenzo yang memenangkan seri pertama grand prix di sirkuit Losail, Qatar masih tanda tanya setelah menunda menandatangani kontrak baru bersama Yamaha.
Sebelumnya, ia dan Rossi ditawari kontrak dalam waktu bersamaan. Ketika Rossi akan bersama Yamaha untuk dua tahun ke depan lagi, Lorenzo dirumorkan akan bergabung dengan Ducati Corse.
“Ini akan menjadi keputusan dia sendiri dan itu tidak hanya akan akibat satu faktor,” tukas Manajer tim Lorenzo Wilco Zeelenberg seperti dikutip dari Crash.
“Memang betul bahwa Jorge memiliki paket yang kuat di Yamaha tetapi saya bisa juga membayangkan semua competitor Yamaha memiliki poin tertentu untuk juga melakukan hal lain.”
Lorenzo, kata Zeelenberg, selama delapan musim sehingga bukan hal mustahil pebalap berusia asal Spanyol itu itu pun ingin mencoba tantangan baru.
“Namun, saya harap tentu saja dia cukup pintar untuk tetap tinggal bersama Yamaha dan memenangkan dua gelar lainnya, mungkin tiga termasuk musim ini,” tukas Zeelenberg.
Sementara itu menjelang lomba di MotoGP Argentina, Jorge Lorenzo, memiliki tantangan berat Sirkuit Autadromo Termas de Rio Hondo merupakan salah satu trek yang belum pernah ditaklukkan Lorenzo.
Seperti dikutip dari situs resmi MotoGP, pencapaian terbaik Lorenzo di GP Argentina adalah ketika merebut posisi ketiga pada di dua musim silam. Dari delapan belas balapan musim ini, GP Argentina merupakan seri ‘mimpi buruk’ bagi Lorenzo.
Selain GP Argentina, Lorenzo setidaknya pernah menduduki peringkat kedua. GP Argentina bersama GP Jerman dan GP Americas merupakan tiga trek dari musim ini yang belum pernah Lorenzo menangi sepanjang kariernya.
Namun, peruntungan Lorenzo di GP Argentina berpeluang berubah akhir pekan ini dengan adanya ban baru Michelin. Pemilihan ban yang tepat menjadi kunci sukses Lorenzo menjuarai GP Qatar pada 20 Maret lalu.
Lorenzo bersama pebalap Aspar, Yonny Hernandez, menjadi dua rider yang menggunakan ban depan keras dan dan belakang lunak di GP Qatar.
Valentino Rossi, Marc Marquez, dan Cal Crutchlow menggunakan ban depan keras dan belakang medium. Sisa pebalap lainnya menggunakan ban depan dan belakang lunak.
Dengan merebut gelar GP Qatar, Lorenzo menjadi pebalap pertama sejak Casey Stoner di tujuh tahun lalu yang mampu memenangi seri terakhir dan pertama di musim berikutnya.