Site icon nuga.co

Lorenzo Masih Kesulitan “Jinakkan” Ducati

Jorge Lorenzo masih belum mampu menaklukan Ducati sepekan menjelang lomba seri pertama MotoGP  di Qatar.

“Saya masih belum sepenuhnya berhasil menaklukkan Ducati,” kata Lorenzo dengan terus terang kepada “crash,” Selasa, 21 Maret.

Menurutnya, memang tak mudah baginya untuk menjalani proses adaptasi bersama Ducati.

Ia menilai Ducati adalah motor yang sulit dikendalikan karena itu banyak pebalap yang gagal beradaptasi dengannya.

Lorenzo belum menunjukkan performa menjanjikan bersama Ducati di sesi tes pramusim. Lorenzo pun tanpa sungkan mengakui bahwa performanya masih ada di bawah rekan setimnya, Andrea Dovizioso.

“Dovizioso kemungkinan besar lebih cepat dari saya seperti yang telah ia tunjukkan di pramusim.”

“Tak mungkin saya bisa mengubah hal itu meskipun saya adalah lima kali juara dunia. Pengalaman Dovizioso bersama Ducati berperan banyak dalam hal itu,” kata Lorenzo seperti dikutip dari Motorsport.

Lorenzo sendiri tak terlalu terbebani dengan kesulitan adaptasi yang ia alami saat ini. Baginya, Ducati memang bukan motor yang mudah untuk ditaklukkan.

“Motor Ducati cukup rumit untuk dimengerti dengan baik. Di luar Casey Stoner, seluruh pebalap Ducati harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa beradaptasi dengan baik.”

“Beberapa dari mereka bisa memecahkan masalah yang ada, seperti Nicky Hayden. Tetapi ada pula pebalap seperti Marco Melandri dan Valentino Rossi yang tak bisa melakukannya,” ujar Lorenzo.

Bagi Lorenzo motor Yamaha jauh lebih mudah untuk dikendalikan.

“Ducati sangat berlawanan dengan Yamaha, yang bahkan lebih mudah dikendalikan dibandingkan motor 250cc atau motor di kelas Moto2. Yamaha memiliki banyak perangkat elektronik dan bisa dikendalikan dengan lebih mudah.”

“Saat ini kami berusaha untuk bisa melaju dengan cepat bersama Ducati, seperti halnya yang pernah dilakukan bersama Yamaha,” ujar pebalap asal Spanyol ini

Sementara itu Direktur Olahraga Ducati Paolo Ciabatti menegaskan tak masalah dengan proses waktu yang dialami Lorenzo dalam adaptasinya dengan Ducati.

Ia juga mengatakan  tak menyesal memilih Jorge Lorenzo sebagai pebalap di musim ini dibandingkan merekrut Maverick Vinales.

Setelah aksi impresif Vinales di pramusim, beberapa pihak menilai bahwa Ducati melakukan kesalahan dengan memilih merekrut Lorenzo dibandingkan Vinales.

Bila merekrut Vinales, maka Ducati berpeluang memiliki ikon yang bakal bertahan dalam jangka waktu lama.

Sementara itu, Lorenzo sendiri terbilang sudah berumur. Ia sudah berusia 29 tahun dan telah identik dengan Yamaha karena sudah bersama selama sembilan musim.

“Vinales telah menunjukkan pada musim lalu bahwa ia bisa tampil lebih cepat dengan bergabung bersama Yamaha. Dan di tes resmi, ia mencatat waktu impresif. Pastinya Vinales bukan hanya mengejutkan Ducati saja (melainkan juga tim lainnya).”

“Tetapi kami yakin telah membuat keputusan yang tepat untuk Ducati (merekrut Lorenzo) dan kami bahagia dengan itu,” ujar Ciabatti seperti dikutip dari Tuttomotoriweb.

Ciabatti menegaskan perekrutan Lorenzo adalah sinyal Ducati memburu juara dunia. Tetapi hal itu merupakan program jangka panjang yang harus dilakukan setahap demi setahap.

“Kami adalah tim yang sangat ambisius, karena jika tidak, kami tak akan mengambil langkah ini (merekrut Lorenzo).”

“Tetapi seperti yang telah saya katakan, titel juara dunia bukanlah target kami musim ini. Secara umum, kami membidik musim depan namun untuk musim ini kami pasti akan berusaha bertarung untuk ada di papan atas pada setiap serinya,” kata Ciabatti.

Selain itu, Direktur Teknik Ducati Gigi Dall’Igna berterus terang kondisi Ducati dan Jorge Lorenzo saat ini belum siap untuk memburu titel juara dunia MotoGP.

Lorenzo mengalami kesulitan dalam hal adaptasi bersama Ducati. Hasil tes resmi yang dilakukan olehnya pun tak pernah menempatkan dirinya di urutan teratas dalam hal catatan waktu terbaik.

“Tujuan kami setelah merekrut Jorge Lorenzo tentu saja bertarung dalam perburuan gelar juara dunia.”

“Dengan kondisi yang ada saat ini, kami masih belum siap melakukan itu. Namun kami sudah melakukan sejumlah hal sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang kami alami,” kata Dall’Igna seperti dikutip dari Motorsport.

Dall’Igna menilai Andrea Dovizioso sebagai pebalap yang sudah terbiasa dengan Ducati mencatat tes pramusim yang lebih bagus dibandingkan Lorenzo.

“Kami puas dengan perkembangan yang ditunjukkan Dovizioso selama pramusim. Saat di Sepang dan hari pertama di Qatar, Dovizioso memberikan masukan berharga bagi kami untuk meningkatkan kualitas motor ini.”

“Dalam kasus Jorge Lorenzo, memang masih banyak hal yang harus dilakukan, tetapi saya gembira dengan apa yang telah kami kerjakan sejauh ini,” tutur Dall’Igna.

Dall’Igna menganggap kesulitan Lorenzo dalam masa adaptasi dengan Ducati sebagai sebuah hal normal.

“Lorenzo melakukan pekerjaan yang sulit. Berganti motor akan selalu menyulitkan, terutama bila dia termasuk pebalap yang sudah sejak lama berkumpul dengan orang yang sama selama bertahun-tahun.”

“Saya sudah kenal Lorenzo sejak kecil dan jelas bahwa ia kini semakin matang. Dia tahu apa yang ia inginkan dan apa yang bisa ia dapat, tetapi karakter kuat dalam hatinya tak pernah berubah,” kata Dall’Igna.

Exit mobile version