Site icon nuga.co

Lorenzo Dituding Khianati Yamaha

Jorge Lorenzo dituding telah mengkhianati Yamaha di sisa musimnya bersama principal asal Jepang itu, sebelum bergabung ke Ducati di musim depan, karena  tak  menggunakan sasis baru hingga penghujung musim ini.

“Perkembangan sasis itu  tak cocok dengan gaya membalap saya,” katanya kepada “crash,” Rabu, 24  Agustus 2016.

Lorenzo  di Brno  tak menjajal sasis baru dari Yamaha, yang justru diinginkan rekan setimnya Valentino Rossi.

Tak pelak Lorenzo menyatakan ia tak menjajalnya karena memang berbeda arah pengembangan sasis dengan Rossi.

Lantas ia menatap positif keadaannya yang terjadi saat ini, menurutnya YZR-M1 yang ditungganginya mampu kompetitif di sisa tujuh balapan MotoGP.

“Saya tidak cocok dengan langkah sebelumnya,karena secara teori sasis baru akan lebih buruk bagi saya. Tapi entahlah, saya takkan pernah tahu, karena saya memang tak mencobanya. Yamaha tak memiliki maksud apa-apa, jadi saya memang tak terlalu peduli pada sasis baru itu,” kata Lorenzo mengutip Crash.

“Program saya adalah menjajal perangkat sebanyak mungkin, dan melihat apakah mereka akan memberi keuntungan. Beberapa ya, beberapa tidak. Kami tetap positif, karena kami menemukan sesuatu yang bisa membuat kami melaju lebih cepat dan kompetitif di seri-seri selanjutnya,” tuntas pembalap berusia 29 tahun tersebut.

Tentang gencarnya berita bahwa ia telah mengkhianati Yamaha, Lorenzo, dengan sengit membantah anggapan  itu.

“Tidak, bukan saya tidak peduli dengan Yamaha. Secara teori, Rossi memilih sasis baru. Kami punya pandangan yang berbeda soal sasis. Itu sebabnya saya tidak mencobanya,” ujar Lorenzo seperti dikutip dari Crash.net.

“Saya tidak suka langkah sebelumnya, jadi secara teori langkah lainnya akan sangat buruk buat saya. Bagi Yamaha, sudah tidak ada artinya saya mencoba sasis ini,” sambungnya.

Keputusan Lorenzo tidak mencoba sasis baru bisa diartikan Yamaha sedang membangun motor untuk Rossi, yang masih akan memperkuat tim hingga 2018 bersama Maverick Vinales.

Lorenzo sendiri mengaku mencoba sejumlah perangkat baru, salah satunya ban pengembangan Michelin untuk musim depan.

“Program saya adalah mencoba banyak hal dan melihat apakah bisa memberi kami keuntungan. Beberapa di antaranya berhasil, dan ada juga yang tidak.”

“Tes berjalan positif, karena kami menemukan sejumlah hal yang bisa membuat kami tampil lebih cepat dan kompetitif,” ucap Lorenzo.

Terhadap sikapnya ini Lorenzo mendapat pujian dari Casey Stoner.

Stoner  memuji penampilan pembalap Tim Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo.

Menurutnya, Lorenzo pantas disebut sebagai pembalap paling konsisten dalam beberapa tahun terakhir.

Sejauh ini, Lorenzo telah berhasil enam kali naik podium. Dari keenam podium tersebut, ia berhasil meraih tiga kemenangan.

Namun pada seri terakhir di GP Ceko, Lorenzo gagal memetik satu poin pun setelah finis di posisi juru kunci

Menurut Stoner, Lorenzo telah berhasil memperlihatkan performa konsisten saat mengejar gelar juara MotoGP dalam beberapa tahun terakhir. Ia juga memuji penampilan Lorenzo saat menjajal lintasan basah.

“Jorge telah membuktikan kemampuannya kepada semua orang. Dia adalah pembalap paling konsisten dalam beberapa tahun terakhir, ia terus berfokus untuk meraih kemenangan dan meraih gelar juara,” tutur Stoner, mengutip dari Speedweek.

“Ia dapat bangkit dengan cepat usai menjalani seri yang sulit. Terkadang pada lintasan basah, orang-orang melupakan kemampuannya,” tandasnya.

Berlainan dengan Lorenzo pebalap Yamaha lainnya  Valentino Rossi, menyatakan bahwa sasis masih menjadi kunci utama menjaga kestabilan motornya.

Pada uji coba di Brno, Republik Ceko, Senin 22 Agustus 2016 waktu setempat, Rossi mencoba beberapa hal baru termasuk sasis.

Selain sasis, Rossi juga mencoba swing-arm.

Menurut pembalap berjuluk The Doctor tersebut, menilai bahwa swing-arm tidak berdampak banyak pada performanya di atas lintasan.

Meski demikian, swing-arm cukup berdampak pada akselerasi motornya. Namun perihal kestabilan motor, sasis masih menjadi kunci utamanya.

“Swing-arm memberikan sedikit keuntungan pada akselerasi motor. Namun mengenai kestabilan masih berasal dari sasis,” jelas Rossi, mengutip dari Crash.

Sebelumnya pada GP Ceko, akhir pekan lalu, Rossi berhasil meraih hasil cukup impresif. The Doctor –julukan Rossi- berhasil keluar sebagai pembalap kedua tercepat di Sirkuit Brno.

Exit mobile version