Site icon nuga.co

Lorenzo Bisa Balapan di MotoGP Argentina

Pembalap Repsol Honda, Jorge Lorenzo diperkirakan akan pulih dari cedera tulang rusuk saat menghadapi MotoGP Argentina akhir pekan ini.

Cedera pembalap berjulukan Por Fuera itu terjadi dalam sesi latihan bebas ketiga MotoGP Qatar dua pekan lalu.

Seperti dilansir oleh Motorsport, Lorenzo diketahui dirundung cedera keretakan tulang rusuk kanan pertama usai terjatuh keras dalam sesi latihan bebas ketiga MotoGP Qatar dua pekan lalu.

Kondisi itu membuat sempat diragukan turun di MotoGP Argentina.

Usai mengalami kecelakaan tersebut, Lorenzo sempat merasa sakit pada leher dan punggungnya, namun tetap menjalani balapan dan finis di posisi tiga belas

Saat pulang ke Lugano, Swiss, Lorenzo memutuskan untuk menjalani CAT scan dan dokter menemukan keretakan pada tulang rusuk kanan pertamanya. Ia pun diperkirakan butuh tiga hingga empat pekan untuk pulih.

Ini adalah cedera Lorenzo yang kedua tahun ini, mengingat ia belum pulih benar dari patah tulang scaphoid pada pergelangan tangan kirinya akibat kecelakaan saat berlatih flat track di Verona, Italia pada pertengahan Januari lalu.

Salah satu orang terdekat Lorenzo yang tak disebutkan namanya menyatakan bahwa rider Spanyol  tersebut bakal pulih benar dari cedera tulang rusuk saat tiba di Sirkuit Termas de Rio Hondo, MotoGP Argentina. Meski begitu, pergelangan tangannya belum juga sembuh total.

“Rasa sakit pada tulang rusuknya telah banyak berkurang ketimbang saat ia masih ada di Qatar, dan di Argentina nanti, seharusnya secara praktis ia sudah pulih. Pergerakan pada tangannya masih belum optimal, tapi ini hanya soal waktu,” ungkapnya.

Narasumber yang sama pun menyatakan bahwa Lorenzo tak menyerah dalam usaha meraih hasil baik meski dirundung cedera. Ia menyatakan bahwa sang lima kali juara dunia masih berusaha keras untuk menyesuaikan diri dengan motornya.

“Ia berlatih sangat baik dan mulai kembali bugar. Seharusnya ia takkan punya masalah besar saat kembali turun lintasan, dan ia akan mengalami progres yang baik di Argentina. Hal paling positif adalah ia sangat menyukai motornya,” paparnya.

Tentang duetnya dengan Marquez di Honda  Lorenzo, mengatakan friksi internal bisa saja  muncul

Namun, situasi tersebut dinilainya merupakan hal normal dalam persaingan di lintasan MotoGP.

Menurut Lorenzo, kerja sama dirinya dan Marquez sebagai rekan setim di MotoGP bakal lebih banyak mendatangkan efek positif dibanding negatif .

Dia bahkan mengumpakan dirinya dan Marquez bagaikan Cristiano Ronaldo dan Messi tergabung di tim yang sama.

“Tentu saja percikan bisa muncul antara Marc dan saya. Tapi, itu bagian dari persaingan dan normal terjadi,” kata Lorenzo, seperti dilansir Speedweek

“Kami tak perlu harus berteman. Dia punya kru dan saya juga. Kami juga bersaing di olahraga individual. Tentu saja kami berbagai garasi dan menjadi bagian tim, serta berusaha membawa tim melangkah maju dengan berbagi informasi. Tapi, pada akhirnya ini pertarungan satu lawan satu,” imbuh Lorenzo.

“Saya ingin mengalahkan semua dua puluh dua lawan yang dihadapi, termasuk rekan setim,” ujar Lorenzo.

“Tapi, kami berada di tim yang sembilan puluh persen positif. Kami adalah dua pembalap terbaik. Gelar (juara dunia) dalam beberapa tahun terakhir menjadi milik kami. Ini seperti Ronaldo dan Messi tergabung di tim yang sama,” imbuh Jorge Lorenzo.

Selama enam musim terakhir, gelar juara MotoGP hanya menjadi milik dua pembalap. Marquez tampil sangat dominan dengan merebut lima titel dalam enam tahun terakhir.

Sejak promosi ke kelas MotoGP pada 2013, Baby Alien hanya sekali gagal merengkuh gelar juara dunia, yaitu pada 2015.

Saat itu, Marquez bahkan hanya menempati posisi ketiga. Gelar juara dunia saat itu diraih Jorge Lorenzo, yang masih memperkuat Yamaha.

Dikesempatan lainnya, Lorenzo secara terus terang mengatakan, dirinya punya beberapa talenta hebat yang tak dimiliki para rivalnya. Namun, Lorenzo menyebut talenta saja tak cukup membantunya meraih sukses di MotoGP.

Dalam wawancaranya bersama DAZN, Por Fuera menyatakan bahwa kesuksesan juga diraih berkat dorongan ambisi dan pengorbanan mencapai puncak karier di lintasan balap MotoGP.

Sejak turun di kejuaraan dunia, terutama di kelas MotoGP, Lorenzo memang dikenal memiliki beberapa keunggulan, di antaranya adalah keahliannya dalam menjalani start dengan baik, dan juga konsentrasinya yang tinggi dalam mempertahankan ritme balap.

Atas talenta ini ia kerap melesat jauh di depan dan tak terkejar oleh lawan-lawannya.

“Saya punya kualitas yang tak dimiliki rider lain. Yang paling mencolok adalah presisi dan konsistensi. Tapi saya juga sangat baik saat memasuki tikungan, memaksimalkan traksi motor. Di atas motor, semakin sedikit Anda berpikir, semakin pula Anda merasakan motor dan berkendara dengan insting, hingga Anda melaju lebih cepat,” ungkapnya.

Di lain sisi, Lorenzo menyatakan bahwa talenta saja takkan bisa membantu seorang pebalap meraih prestasi gemilang. Ia yakin bahwa kemauan dan usaha yang keras juga menjadi faktor penentu.

Tanpa kedua faktor ini, para rider MotoGP takkan punya motivasi untuk menjadi yang terbaik.

“Saya punya beberapa talenta, tapi ini diiringi ambisi dan pengorbanan besar. Saat menjalani balapan minibike, saya sangat fokus, tapi saya terlalu banyak berpikir soal arah yang harus saya tuju, hingga melakukan kesalahan dan keluar lintasan. Saat itulah saya sadar, semakin sedikit berpikir, saya justru tampil lebih baik,” ujarnya.

Selain itu, kondisi fisik yang bugar juga sangat membantu kesuksesan rider saat menjalani balapan yang berat.

“Sensasi berkendara juga sangat tergantung kondisi fisik. Kadang ada balapan yang begitu berat, seperti Malaysia, yang sangat panas dan lembap. Sungguh tak menyenangkan, mengingat Anda terus merasa kelelahan. Tapi Anda harus terus melanjutkan performa yang baik,” tuturnya.

Pada awal Mei mendatang, Lorenzo akan berusia tiga puluh dua tahun, dan sejauh ini ia telah meraih lima gelar dunia, yang tiga di antaranya ia raih di kelas para raja. Kini bertandem dengan Marc Marquez dan membela salah satu tim paling prestisius, rider Spanyol ini masih ingin mengulang prestasi yang sama.

“Balap motor adalah hal terbaik yang bisa saya lakukan, passion utama saya. Sudah jelas target saya adalah jadi juara dunia. Anda yakin Anda bisa, Anda percaya pada potensi Anda, dan Anda percaya pada diri sendiri.

Tapi sebelum melakukannya, Anda pasti ragu,

‘Aku bisa berhasil atau tidak?’

Tapi saat meraihnya, Anda tahu Anda bisa. Kini hanya soal cara mengulangnya. Memang terdengar mudah, tapi ini justru rumit,” tuturnya.

Exit mobile version