Site icon nuga.co

“Kegilaan” Rossi di MotoGP Argentina

Dramatis dan kegilaan!!

Dua kata itulah yang dikemas Valentino Rossi di Sirkuit Termas del Rio Hondo, MotoGP Argentina, Senin dinihari WIB, 20 April 2015, ketika ia membuat semua orang berdecak kagum atas impresifitasnya melawan ketidakmungkinan untuk menyingkirkan Marc Marquez.

“Rossi adalah ketidak mungkinan menjadi mungkin,” tulis “Daily Mail,” 20 April 2015, dengan kalimat emosional.

Rossi tidak hanya menaklukkan Marquez, Dovizioso dan Andrea Iannone, tapi juga menaklukkan ruang hampa dalam dirinya di usia “gaek” dengan konsentrasi tinggi melawan trek Termas dengan bank keras.

Kondisi ini ban keras di trek spesifik, yang hampir semua pebalap memakai ban lunak, di hajar oleh Rossi dengan balasan podium puncak. Ia menjuarai seri ketiga MotoGP 2015 ini dan sekaligus memuncaki klasemen sementara setelah mencapai hasil sempurna di lomba pembuka Losail Circuit, MotoGP Qatar.

Kemenangan di Termas Circuit ini dicatatkan sebagai yang keseratus sepuluh dalam karirnya di Kemenangannya yang diraihnya dengan dramatis, pasca mengasapi Marc Marquez.

Bukan hanya dilewati Rossi, Marquez bahkan sampai terjatuh akibat terlalu bernafsu untuk menyusul Rossi yang merebut posisinya. The Doctor menilai

Kepada Crash, 20/ April 2015, Rossi mengungkapkan, Marquez terjatuh, tapi buat saya dia melakukan kesalahan.

“Marc pengendara yang selalu bertaruh tanpa peduli resikonya. Saya tahu sejak latihan, bahwa saya memiliki kecepatan dan motivasi ekstra, ketika Anda melihat seseorang di depan mengalami sedikit kesulitan. Anda juga memiliki ban yang sangat keras. Dari lap ke lap dia sangat sulit dilewati,” ungkap Rossi.

“Saya menghampiri Marc, dan saya memiliki enam hingga tujuh keuntungan dalam kecepatan, tapi lap tinggal menyisakan dua lagi. Jadi saya coba menyalipnya, tapi saya yakin Marc akan mencoba sesuatu untuk bertahan di depan,”

“Tapi ketika saya berpikir dia telah menyentuh saya di tengah belokan. Dia mendekatkan motornya ke saya dan saya berkata ‘menjauhlah. Saya pikir Anda agresif, tapi tak perlu berlebihan!’

“Lalu ketika saya memacu motor untuk berakselerasi, karena saya ingin mengambil sedikit keuntungan sebelum mengerem di belokan berikutnya, lalu saya mendengar sentuhan lain. Tapi jujur saya tak tahu apakah itu di kiri atau kanan, jadi saya pikir ‘mungkin ini persaingan akan sangat kuat!’

“Tapi setelah saya melewati garis, saya melihat di papan bahwa saya memiliki keuntungan di atas Andrea Dovizioso – Ducati, jadi saya pikir sesuatu terjadi dan di lap berikutnya, saya melihat motornya Marquez,”

Kemenangan ini merupakan kemenangan kedua Rossi di MotoGP 2015, dan mengokohkan posisinya di puncak klasemen pembalap dengan raihan enam puluh enam poin. Dua puluh angka unggul dari Dovizioso.

The Doctor tetap kalem menyikapinya rival-rivalnya yang memberi perlawanan sengit.

Ini adalah kemenangan kedua Rossi pada musim ini setelah sebelumnya dia berjaya di Qatar. Rossi sekarang memimpin klasemen.

“Saya pikir ini akan menjadi pertarungan memperebutkan gelar yang menarik. Sekarang yang sangat dekat dengan saya adalah Andrea. Dia cuma terpaut enam poin setelah sebuah start yang menurut saya fantastis. Mungkin sebuah start sempurna,” ujar Rossi seperti dikutip Crash.

“Kompetisi sangat panjang dan Marc telah menunjukkan bahwa dia bisa bangkit. Saya juga memprediksi persaingan dengan Iannone, Cal, dan Jorge — yang pada awal musim mengalami beberapa masalah, tapi dia adalah pebalap yang punya potensi untuk membaik dalam balapan berikutnya,” lanjut Rossi.

Dengan dua kemenangan yang sudah diraihnya pada musim ini, berarti Rossi telah menyamai jumlah kemenangannya pada musim lalu.

“Di Qatar, duel dengan Andrea luar biasa. Tapi, kemenangan terakhir selalu yang terbaik! Saya sangat senang dengan tiga balapan ini karena kami terlihat sangat tangguh. Kami kompetitif di mana pun,” seru Rossi.

“Kami tahu kami akan kesulitan di Austin dan kami benar-benar kesulitan, tapi kami masih bisa finis ketiga. Di atas kertas, trek rgentina adalah trek yang bagus untuk Yamaha, tapi kami kesulitan dalam latihan. Jadi, penting untuk menunjukkan bahwa kami tangguh dalam balapan,” imbuhnya.

“Motor kami cukup lambat di lintasan lurus. Kami tak paham kenapa itu lebih lambat daripada tahun lalu.
Namun, terlepas dari hal itu, Yamaha bekerja dengan sangat baik. Kami membenahi beberapa hal dari tahun lalu, di mana kami mengalami masalah, khususnya dibandingkan dengan Marc. Jadi, sekarang kami bisa bertarung,” kata dia.

Usai lomba rekan setimnya di Movistar Yamaha, Jorge Lorenzo memuji performa Rossi.

“Cara Valentino berlomba sangatlah luar biasa, sulit dipercaya. Ia mampu lebih cepat dari semuanya dengan ban yang lebih kerasa, ia dalam bentuk terbaiknya,” Lorenzo memuji Rossi.

Tidak hanya Lorenzo, pebalap Repsol Honda, . Marquez pun mengakui harus belajar lebih banyak dari Rossi, dan tetap memuji idolanya tersebut.

“Saya selalu berkata bahwa Rossi adalah idola saya, dan referensi saya, jadi Anda selalu belajar banyak hal darinya. Sekarang kami harus berpikir perlombaan di Jerez, dan mulai mengumpulkan poin kembali,” ucap Marquez di Crash, Senin, 20 April 2015.

Pebalap asal Spanyol itu pun mengaku kecewa karena terjatuh di tengah sengitnya pertarungan dengan Rossi. Marquez juga menjelaskan momen sebelum dirinya menabrak Rossi dan terjatuh.

“Memalukan apa yang terjadi, karena kami menjalani perlombaan yang baik. Tadi itu cukup menarik, karena ban pilihan kami berbeda dengan Valentino, karena saya merasa kami tidak kompetitif dengan ban keras,” terang Marquez.

‘Strategi berjalan baik bagi kami – menyedihkan tentang dua lap terakhir. Ketika saya melihat Rossi mendekati saya, saya memutuskan untuk mengonversi ban sedikit,” sambungnya.

“Di lap terakhir, saya kembali mengendara di bawah 1.39 detik untuk memeriksa apakah ban ada di kondisi bagus. Dan saya tahu kami bakal bertarung hingga akhir. Ketika dia menghampiri saya, kami bertarung dan sayangnya kami bersentuhan, dan saya terjatuh,”katanya.

crash, daily mail dan motgp.com

Exit mobile version