Site icon nuga.co

Bos Honda Kagumi Rossi dari Marquez

Bos Repsol Honda, Livio Suppo, berterus terang lebih mengagumi dan menghormati Valentino Rossi sebagai pebalap berdedikasi ketimbang Marc Marquez, meski The Doctor sempat terlibat berbagai kontroversi dengan Baby “Patwal” di penghujung musim ini.

Suppo yang sebelumnya merupakan mantan Team Manager Ducati, memang sempat beberapa kali bersitegang dengan Rossi, termasuk saat ia masih menaungi juara dunia itu di empat musim lalu.

Suppo tak menyembunyikan rasa salutnya pada perjuangan Rossi yang mampu bersaing sengit dengan para rider yang jauh lebih muda.

Seperti diketahui, The Doctor yang kini berusia gaek adalah rider tertua di paddock MotoGP saat ini.

“Saya sempat mengobrol banyak dengan Valentino di seri Indianapolis. Saya katakan padanya secara jujur, bahwa saya lebih menghormatinya ketimbang sepul;uh tahun tahun lalu.”

“ Ini semua karena apa yang ia lakukan musim ini. Juara atau tidak, ia sangat menakjubkan! Ia mampu mengubah style balapnya, baik saat melawan Stoner, Lorenzo, Dani dan Marc Marquez,” puji Suppo, seperti dikutip “nuga” dari laman situs “RACER,” Jumat, 20 November 2015

Sementara itu dalam sebuah keterangan kepada media, Managing Director Yamaha Motor Racing, Lin Jarvis, mengklaim kalau hati Valentino Rossi hancur ketika titel juara dunia 2015 melayang ke tangan Jorge Lorenzo.

Rossi harus menelan pil pahit karena gagal meraih titel juara kedelapannya di premier class musim ini, sementara Lorenzo sukses memenangkan titel ketiganya.

Meski demikian, Jarvis mengaku kalau Rossi sudah bisa sedikit move on. Ini bisa dilihat dari uji coba setelah musim 2015 di Valencia, beberapa waktu lalu.

Dalam uji coba tersebut, catatan The Doctor memang tak gemilang, namun rider kebanggaan Italia itu tetap bersemangat menjajal ban baru Michelin dan perangkat elektronik versi teranyar.

“Ketika Anda mengerahkan segalanya di setiap race hingga lap terakhir demi gelar, lalu melihat target Anda sirna begitu saja, Anda pasti merasa hancur. “

“Ya, Vale sangat kecewa, hatinya hancur. Untungnya ia punya waktu beberapa bulan untuk ‘sembuh’ dan mencari motivasi baru. Meski begitu, saat menjalani uji coba, Vale sudah lebih antusias. Saya pikir dia sudah bisa sedikit move on,” papar Jarvis kepada Motorsport, Jumat, 20 November 2015.

Jarvis pun menghimbau Dorna Sports selaku promotor MotoGP dan FIM tetap mengevaluasi kontroversi yang ditimbulkan persaingan antara Rossi, Lorenzo dan Marc Marquez dalam beberapa balapan terakhir.

“Musim 2015 memang telah usai. Namun, selama beberapa pekan terakhir, semua pebalap, tim dan panitia mengalami tekanan.”

“Ya, sebuah retak kecil kian melebar secara dramatis. Penting bagi Dorna dan FIM mengevaluasi semua yang terjadi dan melakukan perubahan. Jika musim depan dimulai tanpa solusi atas masalah ini, maka segalanya bisa rumit,” jelas pria berpaspor Inggris tersebut.

Selain dua pernyataan dua bos besar tim MotoGP itu, pembalap Pramac Ducati, Danilo Petrucci, mengingatkan perselisihan sengit antara Marc Marquez dan Valentino Rossi bisa memperburuk citra MotoGP.

Selain itu, menurutnya persaingan tidak sportif tersebut bisa menjadi contoh yang buruk.

“Hanya mereka yang tahu apa yang terjadi di lintasan. Saya tidak ingin menuduh mereka,” ujar Petrucci seperti dilansir La Gazzetta della Sport, Jumat, 20 November 2015.

“Mereka adalah dua pembalap hebat. Mereka tentu paham mana yang baik dan mana yang buruk. Tentu saja persaingan ini sangat tidak elok bagi publik,” tambahnya.

Menurut Petrucci, tidak ada yang menang atau kalah dalam persaingan keduanya. Meski demikian para penggemar selalu menilai siapa yang benar dan siapa yang salah dalam perselisihan mereka berdua.

“Pada akhirnya mereka berdua tidak ada yang menang maupun kalah. Sayangnya orang lain menilai ada yang menang dan salah. Tetapi saya bisa katakan bahwa kami adalah pembalap. Pembalap harus menjadi juara di lintasan bukan persoalan moral,” tandasnya.

Dalam tulisan terbarunya, laman resmi MotoGP merilis lima nama, yaitu Eugene Laverty, Esteve Rabat, Loris Baz, Jack Miller, dan Scott Redding akan tampil impresif di musim mendatang

Namun di antara lima nama tersebut, Esteve “Tito” Rabat yang menempati urutan pertama sebagai rider yang berpotensial tampil impresif musim depan.

Hingga berita ini ditayangkan, Rabat memperoleh tiga puluh persen suara dari voting yang dilakukan di media sosial.

Musim depan akan menjadi musim deabut untuk rider berusia dua puluh enam tahun itu di MotoGP. Bermodal juara kelas Moto2 pada 2014, Rabat diprediksi mampu menjadi kuda hitam pada musim depan di kelas premier bersama tim Marc VDS.

Di posisi kedua terdapat rider asal Prancis, Loris Baz. Pembalap Tim Avintia Racing tersebut memiliki perolehan suara dua puluh dua persen.

Musim lalu pembalap yang sempat membela Tim Yamaha Forward itu menjalani debut yang kurang mengesankan. Akan tetapi, hal tersebut tak menyurutkan dukungan terhadapnya sebagai rider potensial.

Exit mobile version