Site icon nuga.co

Berita “Hoax” Global, Schumi Meninggal

Ratusan wartawan berkumpul di ruang pertemuan rumah sakit Gornoble, Perancis, mengklarifikasi beritan “hoax” tentang kematian Michael Schumacher usai kecelakaan ketika bermain ski di Pengunungan Alpen

Ratusan wartawan dari berbagai media dunia, terutama otomotif, Selasa, 31 Desember 2013, pagi waktu Perancis, berkumpul di lobi dan pekarangan rumah sakit Grenoble setelah munculnya spekulasi tentang telah “berpulang”nya mantan pebalap yang pernah menjuarai tujuh kali Formula One, Michael Schumacher.

Kabar “hoax” kematian Schumy, begitu sang legendaris di sapa, berhembus lewat media sosial yang mengatasnamakan petugas rumah sakit. Kabar ini menjalar dengan cepat dan membuat banyak orang panic, dan para jurnalis secara tergesa=gesa berkerumun minta klarifikasi tentang kabar bohong itu.

Menurut otoritas rumah sakit Grenoble, yang dikeluarkan beberapa saat setelah berita “hoax” itu beredar, merilis, belum ada perkembangan baru tentang kondisi Michael Schumacher sejak di rawat.

Schumacher mengalami kecelakaan saat main ski di Alpen pada Minggu siang lalu. Hanya diberitakan, berdasarkan informasi dari Sabine Kehm, sang manajer, seluruh anggota keluarga Schumi, istrinya, Corina dan dua anaknya, Gina Maria dan Mick menunggui di samping tempat tidurnya.

Mantan pebalap Formula 1 paling sukses tersebut tetap berada di “Intensive Care Unit” atau ICU.
Menurut Sabine, Michael memang dibuat koma secara medis untuk melepaskan tekanan di otaknya. “Keluarga tidak berada dalam kondisi baik. Mereka shock,” jelas Sabine kepada wartawan yang menunggu.

Apalagi berita bohong itu sampai juga ke pihak keluarga yang mengakibatkan mereka bersedih. “Tak ada rilis tentang kondisi Schumy terbaru. Semuanya harus lewat otoritas rumah sakit. Dia belum meninggal. Dia membutuhkan doa dan ketenangan,” ujar Sabine.

Profesor Jean-Francois Payen dari rumah sakit Universitas Grenoble – unit rawat darurat – mengatakan pada jumpa pers bahwa Schumy masih dalam kondisi awal usai dioperasi. Tidak prognosa untuk Schumi. “Ia pada kondisi kritis, gegar otak. Kami bekerja jam demi jam,” lanjutnya.

Profesor Payen mengatakan, jika Schumacher tidak menggunakan helm, “Dia tidak akan berada di sini sekarang! Kami harus melakukan operasi untuk melepaskan beberapa tekanan di otaknya,” kata spealis anesthetis tersebut.

Stephan Chabardes, ahli syaraf mengatakan bahwa setelah operasi, hasil pindai memperlihatkan luka saraf yang menyebar (difusse haermorrhagic lesions) pada kedua sisi otak Schumacher. Menurut BBC kondisi koma dapat berlangsung selama beberapa minggu sementara kondisi pasien distabilkan. Untuk kembali ke kondisi semula, diperlukan pwaktu wemulihan yang berbulan-bulan.

Dokter juga telah menurunkan suhu badan Schumacher sampai 34 dan 35 derajat celsius untuk membuatnya koma, memperlambat metabolisme yang membantu mengurangi peradangan.

Berita kecelakaan Schumi yang membuat jiwanya kristis telah menyebarkan keseluruhan dunia. Para penggemar dan juga pebalap F1 saat terus memberikan dukungan melalui “tweeter”. Mereka berharap Schumacher cepat sembuh.

Kanselir Jerman, Angle Merkel melalui juru bicaranya mengatakan, secara pribadi dan pemerintah, seperti jutaan orang Jerman lainnya, sangat kaget dengan berita ini.
“Kami berharap, Michael Schumacher dan kelurganya dapat mengatasi hal ini dan segera pulih dari cedera,” jelas juru bicara tersebut.

Pada Senin kemarin, beberap pengemar Schumi juga berkumpul di luar rumah sakit Grenoble. Nuravil Raimbekov, seorang pelajar dari Kyrgystan yang belajar di kota tersebut mengatakan Schumacher telah memberinya inspirasi. “Saya cemas, sudah pasti! Namun saya masih berharap, saya berdoa untuknya,” kata Raimbekov.

Exit mobile version