Site icon nuga.co

Wanita Lebih Sulit Terlelap Dibanding Pria

Seorang suami mengeluh kepada temannya tentang perangai istrinya yang sering “ngacau” di waktu malam karena kesulitan terlelap. “Sulit sekali tidurnya. Sehingga saya ikut-ikutan jadi korban kekurangan tidur,” ujar sang teman dengan perasaan gelisah.

Ia telah konsultasi dengan dokter tentang kesulitan tidur sang istri. Dokter pernah memberi obat tidur dalam dosis ringan. Tapi tak mempan. Dan sang suami menasihatkan sang istri agar membuang saja obat tidur itu karena akan membuat ketergantungan.

Sang suami pernah mendatangi ahli kesehatan makanan. Ada anjuran untuk mengasup makanan dari a sampai e. Pengaruhnya terasa. Dan mereka melnjutkan konsultasi ke psikolog dan dianjurkan mengikuti beberapa macam terapi disertai olahraga yang teratur di sore hari untuk membuat kelelahan fisik.

Para peneliti dari Cambridge University, dalam temuan terbarunya yang dipublikasikan secara luas dan dirilis oleh “Daily Mail,” menemukan, hanya 39,6 persen wanita mengatakan mereka tak pernah mengalami permasalahan tidur.

Sementara pada pria angka ini jauh lebih besar yaitu 63,3 persen. Permasalahan yang paling banyak dihadapi yaitu bangun terlalu awal yang dilaporkan 14,7 persen wanita dan 11,7 pria.

Wanita mungkin lebih lama menghabiskan waktu di tempat tidur, namun belum tentu mereka lebih cukup tidur. Bahkan sebuah studi baru menyatakan, dibandingkan pria, wanita lebih mungkin mengalami kesulitan tidur sehingga mereka tidur lebih sedikit meskipun menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur.

Insomnia pertengahan yaitu bangun tengah malam dan sulit tertidur kembali dilaporkan oleh 14,7 persen wanita dan 9 persen pria. Permasalahan tidur lebih jarang dialami oleh orang yang sehat, bekerja, tingkat pendidikan tinggi, dan lebih muda.

Studi yang dipublikasi dalam jurnal Sleep Medicine tersebut menunjukkan, wanita memang menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur, namun lebih sedikit tidur. Tepatnya, mereka menghabiskan 15 menit lebih lama di tempat tidur, tetapi tidur 11 menit lebih sedikit, dibanding pria.

Beberapa faktor yang mempengaruhi panjangnya waktu tidur dan waktu yang dihabiskan di tempat tidur, salah satunya adalah kesehatan. Khususnya pada wanita yang kesehatannya terganggu, mereka cenderung memiliki waktu di tempat tidur jauh lebih lama dengan tidur yang jauh lebih sedikit. Dengan kata lain, proporsi tidur mereka dikatakan buruk.

Orang dengan gangguan tidur, termasuk sulit tidur, tidur sambil berjalan di tengah malam, dan sulit tidur kembali adalah orang dengan proporsi tidur yang paling buruk. Sementara orang yang tidak mengalami gangguan tidur adalah mereka yang proporsi tidurnya paling baik.

Hasil tersebut didapat dari hasil analisis peneliti pada 8.480 orang dengan usia antara 45-90 tahun. Peserta studi tersebut diminta mengisi survei dari tahun 2006 hingga 2007.

Exit mobile version