Site icon nuga.co

Wanita Bekerja Berisiko Osteoporosis?

Wanita memang lebih berisiko terkena osteoporosis atau pengeroposan tulang, jika dibandingkan dengan pria.

Lalu bagaimana dengan wanita pekerja, benarkah memiliki kemungkinan lebih besar terkena penyakit ini?

Osteoporosis adalah suatu penyakit degeneratif dan progresif yang ditandai dengan tulang yang mengeropos, sehingga dapat meningkatkan risiko terjadinya patah tulang.

Biasanya penyakit ini tidak menimbulkan gejala apapun di awal.

Hingga kerusakan semakin berat, baru muncul gejala seperti punggung menjadi bongkok dan terjadi patah tulang tanpa adanya benturan yang keras.

Sekitar satu dari dua wanita dan satu  dariempat pria di atas usia lima puluh tahun sebenarnya akan mengalami patah tulang yang disebabkan oleh osteoporosis.

Wanita dinilai lebih rentan terhadap osteoporosis dibandingkan dengan pria disebabkan oleh menurunnya aktivitas hormon estrogen akibat menopause.

Kejadian osteoporosis akan mulai meningkat ketika seorang wanita telah mengalami menopause.

Karena hormon estrogen dapat menghambat kerja sel osteoklast di mana memliki fungsi mengambil kalsium dari tulang untuk digunakan oleh tubuh.

Karena tidak lagi ada yang menghambat kerja osteoklast ini, maka pengeroposan tulang dapat terjadi semakin cepat dan bersifat progresif.

Lalu apa saja yang dapat menghambat atau mencegah terjadinya osteoporosis?

Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak aktivitas fisik seperti olahraga.

Tujuannya adalah agar memberikan penekanan dan beban terhadap tulang.

Cara ini dapat meningkatkan kepadatan tulang, sehingga tulang dapat beradaptasi sesuai dengan lingkungannya.

Karena jika diberikan banyak beban dan penekanan, maka tulang akan bertumbuh semakin tebal.

Orang yang rajin berolahraga seperti angkat beban, olahraga beladiri, dan olahraga yang banyak melibatkan kontak fisik cenderung memiliki massa tulang yang lebih padat dibandingkan dengan orang yang malas berolahraga.

Prinsip inilah yang menjadi alasan bahwa sebenarnya wanita yang bekerja, atau pekerja keras (dalam hal ini banyak aktivitas fisiknya) justru cenderung lebih jarang mengalami osteoporosis.

Hal ini terjadi terutama pada wanita yang memberikan beban dan penekanan pada tulang seperti atlet ataupun pekerjaan yang membutuhkan aktivitas mengangkat barang.

Jadi, dengan ini dapat dipastikan bahwa wanita yang malas bergerak lebih mudah terkena osteoporosis dibandingkan dengan wanita yang aktif.

Hal ini juga dikemukakan oleh National Osteoporosis Foundation di Amerika Serikat,  dimana aktivitas fisik yang dilakukan sebelum memasuki usia menopause sangat besar dampaknya di kemudian hari.

Wanita yang kurang aktif secara fisik memiliki kepadatan tulang yang rendah karena minimalnya stimulasi yang diberikan pada tulang. Kepadatan tulang yang rendah berarti tabungan kalsium di tulang lebih sedikit.

Sehingga pada masa menopause, jumlah kalsium yang diambil oleh sel osteoklast akan lebih cepat habis dibandingkan dengan tulang yang memiliki tabungan kalsium yang banyak.

Mengenai kalsium, tidak hanya aktivitas fisik saja yang dapat mencegah osteoporosis.

Tetapi asupan kalsium yang cukup juga sangat berpengaruh.  American Academy of Orthopaedic Surgeons menyarankan jumlah kalsium harian yang sebaiknya dikonsumsi.

Bagi Anda wanita dan pria di atas lima puluh tahun, disarankan mengonsumsi kalsium sebanyak 1200 mg per hari.

Untuk memperolehnya tidak harus melewati susu saja , tetapi dairy product seperti keju dan daging juga mengandung kalsium. Selain itu, sayur-sayuran seperti brokoli juga kaya akan kalsium.

Maka dari itu, untuk mencegah terkena osteoporosis, mulailah giat berolahraga dan memperbanyak aktivitas fisik.

Pastikan juga kebutuhan kalsium Anda terpenuhi setiap harinya.

Bagi Anda para wanita pekerja juga perlu waspada.

Jika tidak mengalokasikan waktu untuk berolahraga, Anda juga bisa berisiko untuk terkena osteoporosis, lho.

Jadi, selain mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, yuk lakukan olahraga secara rutin!

Exit mobile version