Site icon nuga.co

Tempe Itu Bisa “Membasmi” Kolesterol

Jangan remehkan tempe.

Begitu juga dengan tahu

Untuk Anda tahu, produk berbahan baku kedelai itu adalah sumber protein sehat yang dapat dijadikan alternatif pengganti daging.

Tahu adalah produk kedelai populer yang cukup digemari di seluruh dunia.

Dalam sejumlah makanan Asia, tahu pun digunakan sebagai bahan makanan.

Tempe yang asli Indonesia pun tak boleh dipandang sebelah mata sebagai sumber protein yang baik.

Kendati mengandung kalori sedikit lebih tinggi, tempe termasuk makanan yang tak mengalami proses pengolahan panjang seperti tahu.

Kandungan protein dan seratnya pun lebih tinggi dibandingkan tahu.

Tempe dan tahu dapat diolah dan dinikmati, seperti dalam sajian makanan tradisional Indonesia.
Tempe dan tahu bisa juga ditambahkan ke dalam salad atau saus pasta.

Dengan tambahan irisan tempe itu, tubuh mendapatkan ekstra asupan protein dan serat.

Kita ketahui, tempe merupakan pangan tradisional yang sangat populer di Indonesia.

Proses fermentasi membuat kadar asam amino, asam lemak, dan isoflavon pada tempe jauh lebih tinggi dibanding kedelai.

Beberapa penelitian tentang intervensi tempe telah dilakukan di Indonesia, tetapi sejauh ini belum diketahui pengaruh tempe secara komprehensif terhadap profil lipid

Analisis pangan tempe menunjukkan bahwa kandungan asam amino tertinggi pada tempe adalah arginin dan asam lemak tertinggi adalah asam linoleat.

Tempe juga kaya akan isoflavon dan kadarnya relatif dapat dipertahankan jika tempe diolah dengan pengukusan.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa pemberian tempe sebanyak seratus enam puluh gram setiap hari selama empat minggu dapat memperbaiki profil lipid yaitu menurunkan kadar Kolesterol total, K-LDL

Hasil penelitian ini secara bermakna menunjukkan bahwa tempe mempunyai kemampuan untuk menurunkan faktor risiko penyakit jantung koroner.

Masyarakat disarankan untuk meningkatkan konsumsi tempe setiap hari secara terus-menerus, khususnya pada wanita menopause serta kelompok lain yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit jantung koroner.

Tempe yang dibuat dari kedelai lalu difermentasi memakai jamur Rhizopus oligosporus ini ternyata sudah dikenal berabad-abad lalu, terutama dalam budaya makan masyarakat Jawa.

Saat ini tempe bahkan sudah mendunia seiring dengan migrasi orang-orang Jawa ke seluruh penjuru.

Khasiat tempe terhadap kesehatan sudah diketahui sejak zaman pendudukan Jepang di Indonesia.

Pada saat itu para tawanan perang yang diberi makan tempe terhindar dari disentri dan busung lapar.

Menurut Prof.dr.Made Astawan, guru besar dari Institut Pertanian Bogor, tempe memang mengandung zat antibakteri penyebab diare.

Tempe juga berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas untuk menghambat proses pencernaan dan mencegah berbagai penyakit, menurunkan Kolesterol hingga mengatasi hipertensi.

Keunggulan lain dari tempe adalah bisa dikonsumsi orang dari segala usia. Menurut dr.Samuel Oetoro, Sp.GK, ahli gizi dari Semanggi Klinik, tempe merupakan sumber protein yang mudah dicerna tubuh.

Protein dalam tempe sudah dipecah-pecah oleh kapang tempe sehingga protein, lemak dan karbohidratnya menjadi lebih mudah dicerna. Selain itu tempe juga mengandung serat.

Kandungan serat dalam tempe cukup tinggi, yaitu sekitar delapan hingga sepuluh pesen.

Hal ini berarti dalam setiap seratus gram tempe akan menyumbang sekitar tiga puluh persen dari jumlah serat yang dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari.

Prof.Made dalam bukunya Kandungan Gizi dan Bahan Makanan menyebutkan, penelitian menunjukkan bayi dan balita yang menderita gizi buruk mengalami pertumbuhan berat badan setelah diberikan konsumsi tempe.

Konsumsi tempe seratus lima puluh gram setiap hari selama dua minggu juga terbukti bisa menurunkan Kolesterol total.

Exit mobile version