Site icon nuga.co

Siapa Larang Olahraga Dua Kali Sehari

Olahraga dua kali sehari?

Apakah tidak sebuah ide ambisius?

“Tidak,” kata Kisa Raye, ahli kebugaran, yang juga pemilik fitness terkenal “Three C Fitness, seperti dikutip “nuga” dari laman situs kesehatan “pop sugar,” Senin, 28 Desember 2015.

“Olahraga sebanyak dua kali sehari terdengar terlalu ambisius, namun nyatanya itu malah memudahkan. Walau begitu Anda tetap perlu memiliki rambu-rambu agar tubuh tak kelelahan,” jelas Raye.

Raye termasuk ahli kesehatan yang menyarankan untuk melakukan olahraga sebanyak dua kali sehari, masing-masing berlangsung selama lima belas hingga tiga puluh menit.

Sebelumnya, banyak media menulis rekomendasi para ahli bahwa untuk menjaga tubuh agar tetap sehat dibutuhkan olahraga tiga puluh menit per hari sebanyak lima kali seminggu.

Para ahli juga sepakat, bagi mereka yang sedang dalam usaha untuk menurunkan berat badan, bisa berolahraga lima puluh hingga enam puluh menit sehari, lima sampai enam kali seminggu.

Jika Anda memilih untuk melakukan olahraga yang membutuhkan kekuatan otot maka targetkan hanya sekali sehari, tidak melakukannya di pagi dan malam hari sekaligus.

Itu tidak hanya menyebabkan ketidakseimbangan otot yang menimbulkan rasa sakit atau cedera, tetapi Anda bisa cepat merasa bosan.

Jika olahraga dua kali sehari ingin Anda lakukan secara rutin, sebaiknya lakukan selama tiga puluh menit per sesi dengan menggabungkan antara cardio dan olahraga ringan.

“Perlu diingat bahwa berolahraga dua kali dalam satu hari akan membakar lebih banyak kalori, sehingga bekali tubuh dengan cukup protein dan karbohidrat yang sehat.”

“ Dan bila selama dua kali sesi latihan Anda tidak merasakan efek negatif pada kesehatan, seperti ritme tidur atau suasana hati, maka tidak ada yang salah dengan berkeringat lebih sering dalam sehari,” lanjut Raye.

Bila Anda sukses melakukannya secara rutin, tanpa terasa tubuh Anda akan menemukan berat badan idealnya, membuat kualitas tidur menjadi lebih baik, serta membantu dalam mencegah berbagai penyakit, seperti flu.

Selain itu, endorfin yang dihasilkan selama olahraga akan menciptakan suasana hati yang bahagia dan meningkatkan energi.

Berolahraga secara rutin setiap hari bisa menjadi penangkal stres yang efektif.

Selain membuat tubuh sehat, mood baik akan terus terjaga.

Namun, bila pilihan itu tak cocok dengan jam sibuk Anda di kantor, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam BMC Psychiatry memberi pilihan yang lebih sederhana dan tak memakan banyak waktu, yaitu cukup dengan olahraga selama satu jam seminggu sekali.

Selama satu tahun setengah, peneliti dari Institute of Stress Medicine dan University of Gothenburg di Swedia menganalisa mereka yang menjalani terapi akibat stres yang berhubungan dengan kelelahan kerja.

Dari tingkatan yang ringan, sedang, hingga depresi.

Para relawan dibagi dalam tiga kelompok. Kelompok pertama diminta untuk menghabiskan waktu untuk keluar kantor setidaknya tiga kali seminggu, baik untuk mencari suasana kerja baru, makan siang atau sekadar relaksasi saat jam istirahat.

Kelompok kedua diminta untuk tetap bekerja seperti biasa namun rutin berolahraga seminggu sekali. Sedang kelompok ketiga diminta untuk bekerja saja.

Para peneliti lantas memeriksa kembali kondisi relawan di enam bulan pertama, satu tahun, dan setelah delapan belas bulan penelitian, mereka mengukur tingkat aktivitas dan kesehatan mental relawan.

Pada akhir penelitian, ketika para peneliti menguji tingkat depresi, stres, dan kelelahan dalam tiga kelompok, mereka menemukan bahwa relawan yang aktif berolahraga seminggu sekali berhasil mengurangi rasa jenuh dan depresi sebanyak lima puluh persen dan kondisi emosi mereka jauh lebih baik dan stabil ketimbang kelompok lain.

Para peneliti menyimpulkan: olahraga apapun bila dilakukan setidaknya satu kali seminggu bisa membuat perbedaan besar dalam suasana hati dan kesehatan mental.

Untuk Anda ketahui juga berolahraga itu harus dilakukan dengan “enjoy.”

Sebab berolahraga karena bisa berpotensi bikin gemuk.

Hasil sebuah penelitian yang baru saja dirilis dalam The Journal of Physical Activity and Health, mereka menemukan orang yang merasa tidak “ikhlas” bisa membuat badan melar.

Mereka yang berolahraga karena terpaksa, biasanya ia tak memiliki tujuan kesehatan yang jelas, sehingga cenderung merasa “boleh” makan berlebihan atau makan junk food karena merasa sudah membakar banyak kalori.

Terlebih lagi, makanan tak sehat biasanya memiliki hubungan erat dengan perasaan puas. Sehingga, orang-orang yang tidak benar-benar menikmati olahraga cenderung merasa “nikmat” saat bisa memakan junk food usai olahraga.

“Tidak semua orang merasa kalau berolahraga akan menguntungkan, sehingga beberapa orang akan menggunakan makanan sebagai alasan untuk menjadi aktif secara fisik,” jelas penulis studi Simone Dohle, PhD, seorang psikolog di University of Cologne di Jerman.

Temuan sebelumnya juga menunjukkan bahwa setelah berolahraga, orang-orang yang tidak benar-benar punya tujuan sehat, isi piring mereka berupa hidangan penutup yang manis dan sayuran.

Bukan tidak mungkin, kalori yang masuk setelah berolahraga malah lebih besar ketimbang kalori yang keluar selama berolahraga. Sehingga akan membuat gemuk.

Walau begitu, bukan berarti duduk diam di sofa akan lebih baik ketimbang berolahraga karena terpaksa. Peneliti menyarankan Anda untuk tetap aktif dalam kegiatan yang disuka.

Misalnya, berjalan-jalan selama satu jam di tempat yang Anda sukai, seperti pusat belanja. Efeknya akan sama dengan berjalan di treadmill. Atau bergoyang saat mendengarkan musik upbeat favorit selama tiga puluh menit sebagai pengganti lari.

“Jika Anda tak suka berolahraga, maka lakukan apapun yang bisa membuat Anda bergerak aktif dengan perasaan senang. Apa pun yang membawa senyum, akan membuat Anda makan lebih sedikit,” kata Dohle.

Exit mobile version