Site icon nuga.co

Sering Mandi Bisa Merusak Mikrobiome

Mandi terlalu sering?

Jangan, tulis Genetic Science Centre, sebuah lembaga ilmiah dari University of Utah.

Penyebabnya?

Terlalu sering mandi yang berdampak terlalu bersih dapat merusak mikrobiome pada tubuh.

Microbiome adalah sekumpulan bakteri, virus dan mikroba yang hidup di tubuh kita.

Menurut para ahli itu, kuman-kuman itu bermanfaat untuk kesehatan.

Peneliti mengatakan mengganggu ekosistem mikroba itu dapat menyebabkan penyakit. Akibatnya, sistem kekebalan tubuh, pencernaan dan bahkan jantung juga terganggu.

Studi terhadap desa Yanomami di Amazon mengungkapkan orang yang hidup di sana memiliki kumpulan mikroba lebih kaya di kulit dan keragaman tertinggi bakteri dan fungsi genetik yang pernah dilaporkan dalam kelompok manusia.

Mereka bahkan memiliki bakteri yang membawa resistensi antibiotika kendati belum pernah berkontak dengan antibiotik.

Riset tersebut menyimpulkan gaya hidup barat yang memperkenalkan sabun dan sampo secara bermakna mempengaruhi keragaman mikrobiome manusia.

Namun riset itu belum dapat memberi tahu kita seberapa sering kita seharusnya perlu mandi.

Kendati pemikiran berhenti mandi terdengar tak menarik, beberapa orang mencobanya. Contohnya James Hamblin, editor senior The Atlantic yang mencatat perjalannya berhenti mandi.

“Awalnya, saya adalah makhluk berminyak yang bau,” kata Hamblin.

Tetapi tak lama sebelum tubuhnya mulai menyesuaikan diri.

“Beberapa saat kemudian ekosistem mencapai keadaan tetap dan kita berhenti berbau. Artinya, kita tak bau seperti air mawar atau parfum tetapi kita berbau seperti manusia,” ujarnya

Sebenarnya, mandi adalah  merupakan rutinitas sehari-hari untuk menjaga kebersihan tubuh.

Jika Anda sering melewatkan mandi karena terburu-buru dikejar waktu, sebaiknya mulai hilangkan kebiasaan ini.

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh TwentyTwoWords, ada sejumlah kondisi cukup serius yang terjadi pada tubuh ketika Anda memutuskan untuk tidak mandi, apalagi sampai dua hari berturut-turut.

Masalah pertama ialah pertumbuhan bakteri. Setiap harinya, rata-rata tubuh manusia membawa sekitar seribu jenis bakteri, termasuk empat puluh  jenis jamur, menurut laporan tersebut.

Walau ada bakteri yang memberikan manfaat baik bagi tubuh, tubuh tetap memerlukan bantuan sabun untuk memerangi bakteri jahat penyebab penyakit.

“Anda tidak bisa membuang bakteri buruk jika Anda tidak mandi,” laporan tersebut menjelaskan. “Dan jika bakteri jahat menemukan jalan ke mata, hidung, atau mulut, Anda bisa sakit.”

Bakteri juga menjadi penyebab utama bau badan

Bahkan, gas yang dilepaskan oleh bakteri dilaporkan dapat menyebabkan sekitar tiga puluh bau tak sedap dari tubuh.

Sehingga, Anda membutuhkan mandi agar tubuh terhindar dari bau tak sedap.

Mandi juga akan membantu kulit bebas noda dengan mencegah minyak di kulit mengering dan berpotensi membuat kulit kering, bersisik, bahkan kusam.

Dan ini sangat penting dilakukan jika Anda secara teratur berolahraga atau beraktivitas di ruang terbuka. Bila tidak, penyakit kulit lainnya seperti infeksi jamur bisa saja menyerang.

“Membiarkan tubuh lembab, keringat membasahi pakaian untuk waktu yang lama, dapat mengarah ke iritasi atau kerusakan kulit,” kata Holly L. Phillips, M.D., dokter kesehatan perempuan.

“Hal ini dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri dan jamur, seperti bakteri Staph atau jamur yang menyebabkan gatal.”

Jika Anda benar-benar harus melewatkan mandi, Phillips mengatakan, sangat penting untuk mengganti pakaian dan selalu menjaga kebersihan ketiak, pangkal paha dan wajah, karena daerah tersebut sangat rentan untuk terpapar bakteri.

Loofah, puff, sikat halus atau apapun yang Anda gunakan untuk menggosok tubuh kala mandi merupakan media subur pertumbuhan bakteri pemicu alergi, iritasi kulit, bahkan infeksi.

Kulit halus juga bisa menjadi tempat berkembang biak yang baik bagi bakteri.

Pasalnya, loofah, spons atau sikat mandi bisa menyimpan sel-sel kulit mati dalam celah dan menjadi makanan bagi bakteri untuk berkembang.

Kemudian, penempatan di lingkungan kamar mandi yang hangat, lembab dan kotor, sangat memungkinkan jamur untuk tumbuh di sisa sel kulit mati yang masih tertinggal, kata J. Matthew Knight, MD, seorang dermatolog dari Knight Dermatology Institute.

“Jamur kulit, kulit mudah alergi, kulit gatal, iritasi, bahkan infeksi, bisa dipicu oleh spons mandi yang Anda gunakan,” katanya.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Microbiology menemukan, loofah merupakan tuan rumah berbagai spesies bakteri dan bakteri dapat tumbuh dengan berlebihan hanya dalam semalam.

Itu akan menjadi sangat buruk jika Anda menggunakan loofah penuh kuman pada kulit yang habis dicukur, bakteri memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam setiap goresan, yang dapat menyebabkan iritasi dan infeksi.

Itu sebabnya sembilan dari sepuluh dermatologis merekomendasikan untuk tidak menggunakan loofah, atau spons mandi yang memiliki celah.

Namun, jika Anda tidak bisa membayangkan mandi tanpa spons atau loofah, Anda perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk memastikan spons itu super bersih.

Mulailah dengan menggantinya setiap dua atau tiga  minggu sekali, kata Sejal Shah M.D., dermatolog di New York.

Bila Anda melihat bintik-bintik jamur yang tumbuh di atasnya atau mulai mengembangkan bau apek, gantilah dengan yang baru.

Untuk membuatnya bertahan lebih lama, usahakan tidak meninggalkannya di kamar mandi, di mana lingkungan yang lembab mendorong bakteri untuk tumbuh.

Sebaliknya, biarkan kering setelah digunakan dengan meletakkannya di tempat kering.

Shah merekomendasikan, untuk merendamnya dalam larutan pemutih yang diencerkan selama lima menit, seminggu sekali.

 

Exit mobile version