Site icon nuga.co

Seks Punya Kaitan dengan Fungsi Otak

Meski seks berlebihan bisa menciptakan efek buruk, tapi jika Anda dan pasangan berhenti bercinta masalah kesehatan berikut justru dapat melanda tubuh.

Profesor psikologi dari Rutgers University di Newark, New Jersey, mengatakan berhubungan seks bukan sekadar “alat” pemuas nafsu dan menyehatkan fungsi reproduksi saja, tapi juga memberikan pengaruh besar terhadap otak.

Penelitian terkait pengaruh seks terhadap otak bisa dibilang tidak mudah untuk dipelajari.

Menurut peneliti, subjek dalam suatu penelitian ini mungkin harus masturbasi dalam mesin MRI.

Kendati demikian, para ilmuwan telah berhasil menyingkap fakta seks yang pengaruhi otak berikut ini.

Seks membuat individu merasa nyaman.

Kondisi ini dikaitkan dengan pelepasan dopamin yang mengaktifkan pusat reward otak.

Rupanya, dopamin merupakan salah satu bahan kimia yang juga bertanggung jawab dalam membuat orang kecanduan obat-obatan terlarang.

“Memakai kokain dan berhubungan seks tidak persis sama, tetapi keduanya melibatkan daerah yang sama,” kata Timothy Fong, MD, profesor psikiatri dari UCLA David Geffen School of Medicine.

Setiap tahun, sekitar tujuh dari seratus ribu orang mengalami hilangnya memori seseorang secara tiba-tiba yang bersifat sementara waktu.

Rupanya, kondisi tersebut disebabkan oleh seks yang kurang, serta stres emosional, rasa sakit, cedera kepala ringan, dan prosedur medis.

Kondisi lupa yang berlangsung beberapa menit atau beberapa jam ini untungnya tidak membawa efek jangka panjang.

Studi 2010 menemukan tikus yang dibiarkan bercinta selama empat belas hari berturut-turut lebih banyak menumbuhkan neuron di hippocampus–suatu wilayah otak–yang berhubungan dengan ingatan.

Temuan ini didukung oleh penelitian kedua, juga pada tikus yang dilanjutkan untuk melihat apakah seks teratur juga memiliki efek yang sama pada manusia atau tidak dikutip dari laman Health, Senin

Meski seks berlebihan bisa menciptakan efek buruk, tapi jika Anda dan pasangan berhenti bercinta masalah kesehatan berikut justru dapat melanda tubuh.

Mengutip laman Boldsky, Selasa, hari ini, ada efek yang timbul saat berhenti berhubungan seks.

Aktivitas seksual teratur dapat meningkatkan pertumbuhan neuron di otak yang pada akhirnya berpengaruh pada fungsi otak seperti memori, keseimbangan emosional, dan kecerdasan.

Namun, jika Anda berhenti berhubungan intim tak menutup kemungkinan kemampuan otak jadi menurun.

Kurang berhubungan intim dalam waktu lama dapat menyebabkan menurunnya libido, baik pada pria dan wanita.

Hal ini akan mempengaruhi kehidupan seks di kemudian hari.

Penelitian telah menemukan bahwa kehidupan seks yang sehat dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh, sehingga kurangnya berhubungan seks membuat tubuh lebih rentan terhadap pilek dan flu.

Seks dikenal sebagai salah satu cara terbaik untuk mengurangi depresi dan kecemasan, tapi jika kegiatan intim ini berhenti maka masalah psikis tersebut bisa terjadi.

“Memahami bagaimana seks memengaruhi otak, dapat meningkatkan intensitas hubungan seksual dan kesehatan Anda,” kata Barry R. Komisaruk, PhD, profesor psikologi dari Rutgers University di Newark, New Jersey.

Penelitian mengenai pengaruh seks terhadap otak bisa dibilang tidak mudah untuk dipelajari. Pasalnya, subjek dalam penelitian ini mungkin harus masturbasi dalam mesin MRI.

Meski begitu, para ilmuwan telah berhasil menyingkap sedikit misteri

Seks membuat kita merasa nyaman. Itu sebabnya kita menginginkannya, menyukainya, dan menghabiskan begitu banyak waktu melakukannya bersama pasangan.

Kesenangan yang kita dapatkan dari seks sebagian besar disebabkan oleh pelepasan dopamin, yaitu suatu neurotransmitter yang mengaktifkan pusat reward otak.

Dopamin juga merupakan salah satu bahan kimia yang bertanggungjawab dalam membuat orang kecanduan obat-obatan terlarang.

“Memakai kokain dan berhubungan seks tidak persis sama, tetapi keduanya melibatkan daerah yang sama serta daerah otak yang berbeda,” kata Timothy Fong, MD, profesor psikiatri dari UCLA David Geffen School of Medicine.

Kafein, nikotin, dan cokelat juga menggelitik pusat reward, kata Komisaruk.

Sebuah studi di lima belas tahun lalu dari University at Albany mengatakan bahwa dari tiga ratus perempuan yang melakukan hubungan seks tanpa kondom memiliki gejala depresi lebih sedikit dibandingkan perempuan yang tidak menggunakan kondom.

Para peneliti berhipotesis, bahwa berbagai senyawa dalam air mani, termasuk estrogen dan prostaglandin, memiliki sifat antidepresan, yang kemudian diserap ke dalam tubuh setelah berhubungan seks.

Namun, ini tak berlaku jika ada penggunaan kondom.

Ini adalah berita bagus bagi pasangan yang sudah menikah.

Sedangkan, bagi Anda yang belum menikah, ada baiknya untuk tetap menggunakan kondom.

Pasalnya, ada cara lain untuk meningkatkan suasana hati, tapi tidak ada cara lain untuk mencegah penyakit seksual menular.

Awalnya, saat berhubungan seks mungkin terasa menyenangkan. Tapi setelahnya? Dalam sebuah penelitian, sekitar sepertiga dari wanita yang berpartisipasi dilaporkan mengalami kesedihan usai berhubungan seks. Mungkin diakibatkan adanya penyesalan atau perasaan dipaksa. Hingga saat ini, peneliti tidak dapat menjelaskannya secara pasti.

Jangan melewatkan seks ketika Anda memiliki sakit kepala. Penelitian menunjukkan bahwa melakukan perbuatan bisa meringankan gejala Anda.

Penelitian lain menemukan bahwa wanita yang dirangsang area G spotnya memiliki peningkatan dalam menahan sakit.

“Butuh stimulus nyeri yang lebih besar bagi mereka untuk merasakan sakit,” kata Beverly Whipple, PhD, seorang profesor Emeritus di Rutgers University yang telah melakukan penelitian pada topik ini.

Whipple tidak belajar mengapa ini bisa terjadi, namun para peneliti lain mengaitkan efeknya dengan oksitosin. Hormon yang membantu tumbuhnya ikatan kuat antara ibu dan bayi dan yang juga memiliki sifat menghilangkan nyeri.

Exit mobile version