Para ahli di Amerika telah menemukan bahwa seks secara intens dapat mengurangi risiko jantung pada wanita.
Bahkan hubungan seks seminggu sekali atau lebih, dipercaya dua kali lipat terhindar dari risiko jantung–dibandingkan mereka yang tidak aktif secara seksual.
Sayangnya hal ini tidak terjadi pada pria. Apa penyebabnya?
Para ilmuwan dari Michigan State University, menemukan bahwa wanita yang berhubungan seks secara rutin empat puluh tujuh persen berkemungkinan lebih kecil terhadap tekanan darah tinggi dan serangan jantung.
Sementara seks pria lansia sebanyak seminggu sekali justru berisiko hampir dua kali lebih mungkin mengalami gangguan kardiovaskular, seperti serangan jantung dan angina.
“Hal ini terjadi karena pria lansia memiliki lebih banyak kesulitan dalam mencapai orgasme, akibat kesulitan mencapai titik klimaks yang menyebabkan kelelahan dan stres.”
“ Yang berimbas pada sistem kardiovaskular mereka,” kata Dr Hui Liu, associate professor of sociology dari Michigan State University.
Dalam jurnal Sexual Behaviours and Social Relationships, Liu menjelaskan bahwa dukungan emosional menjadi hal yang penting bagi pria untuk mencapai klimaks mereka. Hal tersebut dapat mengurangi stres yang berhubungan kuat dalam menjaga kesehatan jantung pria lansia.
Menurut Liu, penggunaan viagra atau suplemen lainnya dapat meningkatkan fungsi seksual.
Namun untuk lebih aman, Liu menyarankan agar pria berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan solusi terbaik dalam menjalankan aktivitas seks dan terhindar dari masalah kardiovaskular. Dikutip dari Daily Mail
Para pria yang menderita penyakit jantung, jangan takut akan meninggal karena serangan jantung mendadak saat sedang berhubungan seksual. Sebab, bila dia menikmati kehidupan seksual yang penuh energi, maka kemungkinan itu terjadi sangat kecil.
Dalam Journal of Epidemiology and Community Health disebutkan bahwa memang benar pria yang sering melakukan hubungan seksual sering mendapatkan serangan jantung atau stroke di tengah-tengah permainannya.
Namun, hasil penelitian menunjukan bahwa pria yang aktif di ranjang, jarang ada yang benar-benar meninggal disebabkan kardiovaskular.
Dalam buku `Built for Sex: Terlatih untuk Bercinta` karya Scott Hays disebutkan juga para peneliti melaporkan, sejumlah pria yang melakukan hubungan seksual sebanyak tiga atau empat kali dalam seminggu, mampu mengurangi risiko mendapatkan stroke atau serangan jantung hebat hingga setengahnya.
Suatu penelitian menemukan bahwa risiko mati secara prematur untuk pria yang mengalami dua kali orgasme atau lebih setiap minggu, berkurang hingga setengah dibandingkan dengan mereka yang mengalami orgamse sebanyak satu kali setiap bulan.
Mungkin saja hal ini disebabkan karena kondisi para pria tersebut, yang aktif secara seksual dalam keadaan lebih sehat.
Tapi para ilmuwan juga berspekulasi bahwa pria-pria tersebut, pada saat ereksi, sekaligus melakukan latihan-latihan kardiovaskular yang sehat untuk tubuh mereka.
`Seks mencegah serangan jantung kecuali jika Anda ketahuan berselingkuh’ adalah kesimpulan dari isi Jounal of American College of Cardiologi.
Untuk menepis ketakutan sejumlah individu yang percaya berhubungan seksual setelah serangan jantung berisiko, peneliti di Jerman melacak lebih dari lima ratus pasien serangan jantung, dan menemukan berhubungan seks membawa risiko tidak lebih dari pemicu serangan jantung ketimbang harus rutin naik tangga atau jalan cepat.
Namun, asosiasi direktur medis dari British Heart Foundation Dr Mark Knapton mengatakan, situasi mungkin berbeda pada individu yang tidak setia atau berselingkuh.
Satu penelitian yang dipublikasikan ke dalam Journal of Sexual Medicine pada 2012 menemukan, pria lebih besar kemungkinan untuk mati mendadak akibat serangan jantung saat berhubungan seksual dengan selingkuhannya.
Satu teori yang dijelaskan Mark adalah efek dari adrenalin yang keluar saat berhubungan seks lebih terpacu dengan pasangan baru, dan sulit bagi mereka untuk mengontrol kondisi itu.
“Kondisi ini serupa saat mereka terlalu gembira menyaksikan pertandingan sepak bola. Di mana cukup banyak laporan yang menyebut, jumlah panggilan ke layanan darurat karena masalah jantung terjadi pada orang-orang seperti ini,” kata Mark dikutip dari situs Daily Mail,