Site icon nuga.co

Sekali Lagi tentang “Penyakit” Lupa

Pernahkah Anda lupa sudah membuat janji meeting, atau lupa menepati janji kencan bersama pasangan?

Kedua hal tersebut merupakan hasil dari penyimpangan kecil pada memori  yang seringkali menyerang dari waktu ke waktu.

Namun jika frekuensi kondisi tersebut menjadi terlampau sering, faktor seperti stres perlu diperhatikan lebih jauh.

“Ada banyak bukti yang menunjukkan bahwa stres kronis dapat menyebabkan gangguan memori,“ kata seorang asisten profesor ilmu otak di University of Iowa, Jason Radley.

Penelitiannya mengungkap adanya lonjakan tinggi yang bersifat berkepanjangan dalam hormon stres kortisol. Pasalnya hormon ini mengganggu aktivitas atau pergerakan sinapsis, struktur dalam sistem saraf yang memungkinkan neuron untuk melewatkan sinyal listrik atau kimia ke sel lain.

Terlebih, hormon tersebut menghambat aktivitas sinapsis dari otak Anda, baik prefrontal maupun hippocampus, padahal keduanya penting untuk fungsi otak tertentu, yang mana salah satunya adalah untuk memori.

“Tingkat stres secara alami bertambah melalui proses penuaan. Bagi mereka yang menderita stres kronis, tentunya hormon stres kortisol tersebut menjadi menumpuk dari waktu ke waktu. Hal ii menyebabkan terjadinya pelapukan otak dan erosi fungsi kognitif,” ujar Radley.

Selain itu, Radley juga menegaskan bahwa kurang tidur atau waktu tidur yang tergolong minim dan tidak berkualitas juga sangat mungkin membuat seseorang mudah lupa.

“Kurang tidur dapat mengganggu proses konsolidasi memori, atau penyimpanan data di otak,” ujar seorang profesor jurusan kedokteran di University of Freiburg, Jerman, Christoph Nissen.

Penelitiannya menunjukkan bahwa tidur memberikan otak Anda kesempatan untuk mengulang dan memperkuat memori baru, serta membuang ingatan-ingatan yang kurang penting.

“Dengan kurangnya waktu tidur yang berkualitas, otak akan kesulitan untuk mengidentifikasi kode-kode pada memori yang baru atau akan terbuat,” tambahnya.

Jadi kesimpulannya adalah, selain stres, tidur malam yang kurang berkualitas dari segi durasi dan kenyamanannya mempengaruhi cara bekerja daya ingat ingat Anda.

Siapa bilang hanya orang yang sudah tua yang suka pelupa. Zaman kini, usia masih muda saja juga bisa menjadi pelupa. Ada banyak hal yang membuat orang pikun dan topik masalah memori ini  didiskusikan dalam `Harvard Medical School Harvard Men’s Health Watch` pada Juni 2015.

“Siapa pun yang khawatir dengan daya ingatnya harus berbicara dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut,” kata Dr David Hsu, seorang psikiater geriatri di Pusat Penelitian Alzheimer dan Pengobatan di Harvard yang berafiliasi Brigham dan Rumah Sakit Wanita.

“Bediskusi yang jujur tentang memori dan melakukan tes bisa membantu membuka diskusi tentang daerah kesehatan lainnya,” katanya seperti dikutip Fillipinoreporter, Rabu (22/7/2015).

Berikut sejumlah penyebab umum orang menjadi pelupa dan bisa sebagai bahan evaluasi masalah ingatan:

Kelelahan dapat menurunkan memori dan menjadi akar penyebab kondisi medis. Meskipun semua orang akan lelah dari waktu ke waktu, tapi kelelahan serius yang terus-menerus itu tidak normal. Ini mungkin menjadi masalah medis yang membutuhkan perhatian lebih atau evaluasi.

Obat dapat mempengaruhi memori, terutama yang menyebabkan sedasi. Termasuk obat penenang, antidepresan, obat untuk masalah kencing, dan over-the-counter yang membantu tidur.

Ini juga dapat membuat Anda lebih pelupa. Mengetahui sifat gangguan tidur ini penting karena menentukan obat. Misalnya, apakah Anda sulit tidur atau tidur terus; apakah Anda tidur dalam jangka waktu yang normal namun masih merasa lelah dan tak segar keesokan harinya. Jika seperti itu, beritahu dokter Anda.

Latihan fisik bisa memompa jantung dan darah yang kaya oksigen mengalir ke otak membuat Anda waspada dan tajam mental. Selain itu, ada studi yang menemukan bukti awal rutin berolahraga ringan merangsang daerah otak yang terlibat dalam fungsi memori.

Ini mungkin menjelaskan mengapa orang yang berolahraga secara teratur sedikit yang mengalami kehilangan daya ingat seiring dengan penuaan.

Gangguan suasana hati juga bisa berdampak besar pada memori. Stres yang terus-menerus dan mengganggu atau kecemasan bisa merusak memori karena membuat Anda lebih sulit  berkonsentrasi dan mengunci informasi baru dan keterampilan dalam memori.

Gangguan memori adalah gejala umum dari depresi klinis, bersama dengan kesedihan, konsentrasi yang buruk, dan kurang kesenangan dalam hal-hal yang biasanya Anda nikmati. Jika Anda memiliki tanda-tanda depresi serius, berbicaralah dengan dokter.

Alkohol mengurangi kinerja daya ingat. Jadi pertimbangkan mengurangi asupan alkohol yang membuat Anda terganggu.

Exit mobile version