Site icon nuga.co

Secangkir Teh dan Kopi untuk Sehat

Siapa yang bisa membantah kopi dan teh bukan  minuman  paling populer di dunia?

Ya, kopi dan the memang tak terbantahkan merupakan minuman paling popular.

Namun begitu, untuk meningkatkan rasa, kebanyakan orang menambahkan gula, krim dan perasa dalam cangkir teh atau kopi mereka.

Kebiasaan ini sebenarnya ikut menambah jumlah kalori yang diasup.

Sebuah survei di Amerika mengungkap berapa banyak orang menambahkan kalori dengan menambahkan perasa atau pemanis ke dalam kopi dan teh.

“Banyak orang lebih suka minum kopi dan teh dengan gula, krim, atau madu. Bahan tambahan ini padat energi dan lemak, tapi rendah kandungan nutrisi,” tulis peneliti dalam laporannya.

Produk susu menambahkan sedikit kalsium ke dalam makanan, namun jumlahnya hanya dua puluh dua miligram per hari dan dianggap tidak berarti.

Asupan kalsium yang direkomendasikan harian adalah seribu sampai seribu tiga ratusmiligram, tergantung pada usia seseorang dan status kehamilannya.

Mereka yang minum kopi hitam mengkonsumsi sekitar enam puluh sembilan kalori per hari, atau lebih sedikit, daripada mereka yang menambahkan pemanis, krim atau kandungan lainnya ke kopi mereka.

Lebih dari enam puluh persen kalori berasal dari gula.

Sementara itu, peminum teh cenderung menambahkan lebih sedikit zat tinggi kalori ke minumannya.

“Minum teh dengan tambahan kalori meningkatkan asupan kalori harian sekitar 43 kalori dan hampir delapan puluh lima persen kalori itu berasal dari gula,” kata penulisnya.

Jumlah itu mungkin tampak kecil, tapi jika dilakukan setiap hari tentu bisa menambah berat badan.

“Banyak peminum kopi dan teh secara teratur menggunakan tambahan kalori untuk meningkatkan rasa minuman mereka. Namun tanpa menyadari atau mempertimbangkan implikasi kalori dan nutrisinya,” katanya.

Dalam penelitian terbaru juga terungkap,para peminum kopi kini punya alasan untuk meneruskan kebiasaannya itu, terutama setelah berbagai penelitian menyebutkan kopi memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, selain juga membuat pinggang lebih ramping.

Apa saja manfaat minum kopi?

Dalam buku “The Coffee Lover’s Diet,” penulis sekaligus konsultan kesehatan Bob Arnot menjelaskan bagaimana secangkir kopi bisa membantu penurunan berat badan dengan meningkatkan metabolisme, mengurangi efek buruk makanan berlemak, sekaligus membantu membakar lebih banyak kalori.

“Efek pertama yang harus diperhatikan adalah peningkatan metabolisme,” kata Arnot. “Anda akan membakar seratus kalori lebih banyak bila minum kopi dibanding bila tidak.”

“Kedua, bila kita minum kopi sebelum berolahraga atau beraktivitas, tubuh kita akan membakar lebih banyak asam lemak bebas,” lanjutnya.

Selain itu, Arnot mengklaim bahwa di samping membakar lemak, kopi bisa menekan nafsu makan dan meningkatkan laju metabolisme.

Oleh karena itu, bagi mereka yang sedang berdiet, menurutnya baik bila kopi diminum setelah makan, sebelum mandi, dan sebelum berolahraga. Dengan syarat, yang diminum adalah kopi hitam tanpa gula dalam keadaan panas.

“Kopi yang diminum setelah menyantap makanan berlemak, bisa menurunkan penyerapan lemak dan gula oleh tubuh,” katanya.

Menanggapi hal itu, ahli nutrisi Kristen Beck mengatakan, walau kopi benar bisa meningkatkan metabolisme, namun efeknya tidak lama.

“Kafein bisa meningkatkan performa atletik, baik dalam peningkatan kecepatan, kekuatan, dan daya tahan, sekaligus memberi manfaat psikologis dengan menjadikan latihan terasa lebih mudah dilakukan,” kata Beck.

“Kopi juga bisa menekan nafsu makan karena membuat perut terasa lebih penuh, dan dalam waktu bersamaan memberi dorongan tenaga. Namun mengandalkan kopi saja sebagai sumber tenaga tidak cukup, karena efeknya singkat,” paparnya.

Sementara Alex Hodge, dokter pencernaan dan penyakit hati di Monash Health, Melbourne, Australia mengatakan, “Secara umum kopi baik untuk Anda.

Kebiasaan minum kopi juga dikaitkan dengan penurunan kondisi penyakit saraf seperti Parkinson dan Alzheimer, serta risiko lebih rendah terkena diabetes type 2.”

“Selain itu ada bukti bermunculan, meski belum banyak, bahwa kopi menurunkan risiko beberapa penyakit kanker termasuk kanker usus, hati, indung telur, pankreas, kerongkongan, dan endometrial.”

Walau begitu banyak manfaat kopi yang dipaparkan, namun Beck menegaskan, orang perlu paham bahwa fungsi kopi pada tubuh itu seperti busi dalam kendaraan. “Anda tetap perlu menginjak gas untuk melaju.”

Ia mengatakan, walau kopi memiliki banyak manfaat, termasuk untuk penurunan berat badan, namun tidak seharusnya kita mengkonsumsinya dalam jumlah tak terbatas.

“Hal yang harus diingat adalah bahwa diet tidak bisa dilakukan dengan hanya minum kopi. Ia harus dibarengi pola makan yang benar, yang adalah penentu utama keberhasilan penurunan berat. Selain itu, bila yang Anda minum adalah kopi latte dengan gula, maka bukan manfaat kesehatan yang Anda dapatkan, melainkan sebaliknya.”

Kopi, selain nikmat, juga menghilangkan kantuk dan membuat kita lebih bersemangat.

Tapi tahukah Anda bahwa minum kopi bisa membantu mengurangi risiko terkena kanker hati?

Kanker hati termasuk dalam enam jenis kanker yang paling banyak diderita manusia. World Cancer Research Fund mencatat,

Kanker hati juga banyak ditemukan di Asia dan Afrika dan merupakan salah satu penyakit yang menyebabkan kematian.

Studi yang dilakukan para peneliti dari University of Southampton dan University of Edinburgh mendapati bahwa rutin minum secangkir kopi tiap hari rupanya mampu mengurangi risiko kanker hati.

Kopi dipercaya secara luas memiliki berbagai manfaat kesehatan, dan temuan terbaru ini menunjukkan bahwa kopi juga memiliki efek yang signifikan terhadap risiko kanker hati,” kata Dr Oliver Kennedy dari University of Southampton seperti dilansir dari Guardian.

Molekul senyawa yang ditemukan dalam kopi memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, antikarsinogen dan manfaat lainnya yang menjelaskan mengapa ia membantu mencegah munculnya kanker hati.

Namun demikian, tidak disarankan mengkonsumsi kopi dalam jumlah yang terlalu banyak, apalagi untuk orang-orang tertentu seperti wanita hamil. Terlalu banyak kafein dalam tubuh juga bisa berpengaruh buruk bagi kesehatan.

Exit mobile version