Site icon nuga.co

Rutinlah Berlari, Umur Anda Akan Panjang

Rutinlah berlari, tulis “men’s health,” hari ini, Selasa, dan kegiatan itu akan mampu memperpanjang umur Anda

Seperti juga ditulis “New York Times,” beberapa penelitian telah menemukan jika pelari hidup tiga tahun lebih panjang dibanding mereka yang bukan pelari.

Sebuah penelitian, yang baru-baru ini dipublikasi di jurnal Progress in Cardiovascular Disease, menemukan jika lari dapat mengurangi risiko kematian dini hingga empat puluh persen.

Kabar terbaiknya adalah berlari hanya lima menit setiap harinya bisa memperpanjang umur.

Dalam hitungan konkret, menurut laporan ini, satu jam lari secara statistik memperpanjang harapan hidup selama tujuh jam.

Para peneliti mengkalkulasikan jika orang rutin berlari selama dua jam setiap minggunya, hal itu dapat memperpanjang umur tiga tahun lebih panjang.

Konsistensi maksimal untuk perpanjang umur adalah berlari empat jam setiap minggunya.

Olahraga cardio ini secara umum memang bagus untuk kesehatan jantung.

Selain bisa memperpanjang umur, berlari juga merendahkan risiko kematian dini hingga dua belas persen.

Orang yang rutin berolahraga juga memiliki kecenderungan untuk memiliki perilaku sehat lainnya seperti berusaha mempertahankan berat bada normal, tidak merokok, hanya mengkonsumsi alkohol dalam jumlah yang sedikit.

Perilaku seperti ini juga menambah kontribusi pada perpanjangan umurnya.

Tapi bagaimana dengan mereka yang tak kuat lari.

Ternyata, peneliti menemukan bahwa selain melakukan latihan intens, pelari sukses secara genetik juga cenderung menghasilkan lebih sedikit kreatin kinase dan mioglobin, yaitu protein dalam darah berhubungan dengan kerusakan otot, di dalam tubuh mereka.

Artinya, semakin sedikit tubuh menghasilkan “protein beracun bagi otot” tersebut, maka akan lebih sedikit kerusakan serat otot, sehingga kemampuan berlari bisa menjadi lebih baik.

Para peneliti Spanyol memeriksa tujuh gen dari tujuh puluh satu pelari maraton berpengalaman untuk mendapatkan kesimpulan tersebut.

Mereka mengukur tingkat kerusakan otot pada masing-masing peserta dengan menguji darah dan senyawa yang dilepaskan ketika otot menjadi tegang atau rusak, seperti setelah berlari jarak jauh atau maraton.

“Saat terjadi kerusakan yang lebih besar pada serat otot, maka seseorang akan lebih cepat merasa lelah.”

Tetapi para ilmuwan menambahkan, bahwa temuan mereka bukan alasan untuk berhenti berlatih.

Walau sebagian orang memiliki profil genetik yang menguntungkan untuk dapat berlari jarak jauh, tetap menjalani pelatihan khusus dapat membantu tubuh untuk mempersiapkan diri.

Pernahkah Anda merasa tidak bisa lari melampaui jarak tertentu?

Atau merasa sulit melangkah dan nafas menjadi berat setelah lari sekian kilometer?

Anda tidak sendiri.

Beberapa orang bahkan mengaku frustasi karena jarak lari yang bisa mereka tempuh mentok di kilometer yang sama. Tapi dari sekian banyak orang itu, sebagian di antaranya berhasil menambah jarak tempuh mereka dari waktu ke waktu.

Meski demikian, dalam artikel How to Increase Mileage Safely yang ditulis pelari Jason Fitzgerald, penambahan sepuluh persen ini sebaiknya disesuaikan dengan kemampuan masing-masing pelari.

Bagi pelari pemula misalnya, prioritas utama adalah lari secara konsisten sampai tubuh kita terbiasa lari.

Ini bisa berarti lari dua hingga tiga kali per minggu dengan jarak dua hingga tujuh kilometer.

Sebagai pemula, disarankan untuk tidak menambah jarak tiap minggu.

Selain penambahan jarak secara bertahap, pelari juga disarankan memperkuat otot-otot kaki dan paha untuk meningkatkan performanya.

Dalam artikel Power Drills to Improve Running Performance yang dimuat di situs active.com, pelatih kebugaran Pete Rea menyarankan, untuk hasil yang baik, latihan ini bisa dilakukan setelah pemanasan dan sebaiknya pada hari di mana kita berlatih lari ringan atau sedang, bukan pada hari latihan berat.

Exit mobile version