Site icon nuga.co

Rajin Ngopi Bisa Membikin Sperma Tokcer

Kopi bisa bikin sperma tokcer?

Jawabannya iya.

Dan begitulah rilis sebuah hasil studi menyebut bahwa kopi mampu memperkuat sperma dan meningkatkan kesuburan pada pria.

Tak hanya sebagai bagian dari ritual memulai hari, tapi kopi juga memiliki manfaat besar bagi pria. Cukup menenggak dua cangkir kopi per hari, sperma kian kuat.

“Kami terkejut dengan hasilnya meski riset terkait asupan kafein pada pria dan efeknya pada kesuburan sedikit beragam,” ungkap Sunni Mumford, ketua tim penulis dari US National Institutes of Health dikutip dari The Telegraph.

Studi melibatkan lima ratus pasangan yang sedang berjuang memperoleh keturunan.

Dari sini, peneliti melihat efek asupan kafein pada kesuburan. Studi menyarankan pria untuk mengonsumsi dua cangkir kopi untuk memperoleh hasil maksimal.

“Hasil studi menyorot pentingnya faktor gaya hidup pada pria maupun wanita selama fase sensitif reproduksi untuk memengaruhi kesuburan, dan kebutuhan petunjuk yang tepat untuk pasangan yang menginginkan anak,” imbuh Mumford.

Studi dipresentasikan di konferensi tahunan American Society for Reproductive Medicine di Denver, Colorado, Amerika Serikat.

Hadir dalam kesempatan serupa, Profesor Sheena Lewis, ahli reproduksi di Queen’s University Belfast.

Dia berpendapat kemampuan kafein untuk meningkatkan kesuburan pria disebabkan oleh pengaruhnya terhadap dua senyawa kimia tubuh seperti adenosine triphosphate dan guanosine triphosphate.

“Kafein mencegah senyawa kimia ini terpecah sehingga lebih banyak energi tersedia untuk sel termasuk sperma sehingga mereka bisa berenang lebih cepat atau panjang,” kata Lewis.

Bagaimanapun, pria tidak disarankan untuk menambah porsi kafein secara drastis.

“Ini berita baik karena banyak kemandulan disebabkan oleh sperma yang tak pandai berenang,” imbuhnya.

Selain itu, mekanisme  sebuah tudi  llainnya menyebut bahwa minum kopi memiliki aneka manfaat kesehatan.

Meski pandangan itu banyak ditentang dari mereka yang anti dengan kopi, tapi nyatanya jenis kopi tertentu memang memberikan efek positif, salah satunya melindungi otak dari penurunan kemampuan kognitif dan meningkatkan daya pikir.

Bagaimana bisa demikian?

Pertanyaan sederhana itu menjadi modal sebuah studi dari Krembil Brain Institute. Salah seorang peneliti, Donald Weaver mencatat konsumsi kopi berhubungan dengan penurunan risiko perkembangan penyakit alzheimer dan parkinson.

“Kami ingin menginvestigasi mengapa ini bisa muncul, komponen mana yang terlibat dan bagaimana mereka memberikan dampak pada penyakit kognitif yang berkaitan dengan usia,” kata Weaver, mengutip Medical News Today.

Namun, bukan kafein yang berperan dalam meningkatkan kemampuan kognitif otak. Mengutip jurnal Frontiers in Neuroscience, kemampuan itu berkaitan dengan komponen yang terlepas saat proses pemanggangan biji kopi mentah.

Peneliti menemukan komponen bernama phenylindanes yang berperan untuk melindungi otak. Komponen ini terbentuk saat kopi masuk ke dalam tahap pemanggangan atau roasting dan memberikan rasa pahit kopi.

Komponen ini mampu menghambat penggabungan protein tau, yang sangat banyak di neuron dalam sistem saraf pusat, dan beta-amyloid.

Baik protein tau dan beta-amyloid diketahui memiliki sifat racun. Jika terbentuk secara berlebih pada otak, maka kondisi penurunan fungsi saraf bakal terjadi. Ujung-ujungnya mendorong datangnya penyakit alzheimer dan parkinson.

Kopi dengan proses pemanggangan sempurna atau dark roast mampu memunculkan komponen yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya pikir. Hal ini disebabkan oleh proses pemanggangan yang berjalan cukup lama.

Peneliti mengamati efek dari tiga tipe kopi berbeda: kopi berkafein dengan tingkat pemanggangan gelap, kopi berkafein dengan tingkat pemanggangan ringan, dan kopi tanpa kafein dengan pemanggangan gelap.

Hasilnya, baik kopi berkafein atau tanpa kafein, keduanya memiliki potensi melindungi. Peneliti menyimpulkan bukan kafein yang berperan dalam fungsi ini, tapi komponen yang bernama phenylindanes.

Riset tak akan berhenti di sini. Para peneliti berencana akan melakukan riset lanjutan untuk memperoleh informasi detail dari manfaat phenylindanes.

“Langkah berikutnya kami akan menginvestigasi bagaimana manfaat komponen ini dan jika mereka punya kemampuan untuk masuk ke pembuluh darah atau menembus sekat aliran darah pada otak,” imbuh peneliti lainnya, Ross S Mancin

Exit mobile version