Site icon nuga.co

Ngemil Tengah Malam Bisa Rusak Daya Ingat

Betulkah ngemil tengah malam membuat rusaknya daya ingat?

Ya, kadangkala kita merasa lapar saat tengah malam sehingga akhirnya mencari camilan.

Meskipun memang bisa membuat perut menjadi kenyang kembali, pakar kesehatan menyebutkan bahwa kebiasaan ngemil di tengah malam kurang baik bagi kesehatan tubuh.

Tak hanya bisa membuat kita mengalami kenaikan berat badan, kebiasaan ini ternyata bisa merusak bagian hippocampus otak yang berperan besar dalam penyimpanan memori.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan dengan memakai tikus, hewan yang aktif di malam hari, para peneliti memberi makan sebagian tikus ini di malam hari dan sebagian lainnya di siang hari, waktu dimana para tikus berada dalam kondisi istirahat.

Setelah makan, para tikus ini dipisahkan dalam kandang khusus dan diberi kejutan.

Esok harinya, tikus dikembalikan ke kandang dimana mereka mendapatkan kejutan.

Tikus yang diberi makan pada malam hari akan menunjukkan tanda-tanda ketakutan saat ditempatkan di kendang tersebut karena ingat akan kejutan yang bisa jadi kembali menimpa mereka, sementara itu, tikus yang diberi makan saat waktu tidur cenderung tidak memberikan reaksi apapun.

Para peneliti menyebutkan bahwa tikus yang makan pada waktu dimana mereka seharusnya tidur akan mengalami kondisi kekurangan protein CREB, salah satu protein yang berperan besar bagi jam biologis mahluk hidup dan membentuk memori.

Hal ini ternyata akan berpengaruh buruk bagi kemampuan belajar sekaligus daya ingat.

Meskipun penelitian ini belum dilakukan pada manusia, ada baiknya kita mewaspadai kemungkinan dampak yang sama terjadi pada manusia jika kita ngemil di malam hari.

Melihat adanya fakta ini, ada baiknya memang kita sudah tidak lagi mengkonsumsi makanan apapun dalam waktu beberapa jam sebelum tidur hingga nantinya kita kembali bangun di pagi harinya.

Ngemil tengah malam itu sering juga disebut sebagai Night Eating Syndrome

Ini adalah  gangguan makan

NES adalah salah satu bentuk kelainan makan selain anorexia nervosa atau bulimia nervosa.

Sindrom NES berbeda dengan binge eating disorder, yaitu kecenderungan seseorang untuk makan porsi besar dalam satu waktu.

Seseorang dengan NES hanya makan dalam porsi kecil namun beberapa kali di malam hari. NES juga berbeda dengan sleep eating disorder, yaitu gangguan makan yang berhubungan dengan tidur.

Namun, apakah kebiasaan ngemil di malam hari juga dapat dikatakan sebagai NES? Tentu tidak. Berikut penjelasan tanda dan gejalanya.

Karakteristik dari sindrom ini adalah tidak merasa lapar sepanjang pagi dan siang hari, namun keinginan untuk makan menjadi sangat tinggi di malam hari.

Bahkan, seseorang yang mengalami NES dapat terbangun di malam hari untuk makan.

Penderita NES sangat tinggi asupan makan pada sore dan malam hari, yang seringkali disertai dengan kesulitan tidur .

Kesulitan tidur tersebut terjadi karena penderita NES memiliki hormon pemicu ngantuk melatonin yang lebih rendah dibandingan individu normal.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tiga karakteristik penderita NES adalah kelainan pola makan, perubahan pola tidur, dan gangguan mood.

Asupan kalori berlebihan di malam hari, terlebih saat aktivitas tubuh berkurang, dapat meningkatkan risiko kegemukan atau kenaikan berat badan dan mengganggu proses metabolik tubuh.

Obesitas atau kelebihan berat badan dapat membuat penderita NES lebih rentan terhadap masalah kesehatan yang disebabkan oleh kelebihan berat badan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, kolesterol tinggi, dan meningkatkan risiko penyakit jantung.

Selain itu, makan di malam hari yang dekat dengan waktu tidur telah lama diketahui memiliki dampak negatif pada tubuh Anda, diantaranya adalah insomnia, meningkatkan risiko kenaikan berat badan, obesitas, dan gangguan asam lambung.

Exit mobile version