Site icon nuga.co

Menikahlah Untuk Jantung Sehat

Menikahlah!! Itu yang ditulis situs “prevention” pria lajang, duda dan mereka yang masih menunda perkawinan.

Anjuran “prevention,” dalam tulisan kesehatan terbarunya, merupakan ajakan terhadan banyak orang yang masih ragu untuk menikah, padahal menikah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan psikologis dan mental.

Salah satu manfaat pernikahan adalah menurunkan risiko terkena penyakit jantung.

Sebuah studi yang melibatkan lebih dari tiga juta juta orang dewasa di Amerika menunjukkan, mereka yang menikah memiliki peluang sakit jantung lebih rendah dibandingkan mereka yang masih lajang, bercerai, atau yang pasangannya meninggal dunia.

“Hasil survei tersebut menunjukkan dengan jelas, jika menyangkut dengan kesehatan jantung, status pernikahan berperan,” kata dr Carlos Alviar, ketua peneliti.

Ia menekankan bahwa penelitian ini adalah studi terbesar yang meneliti kaitan antara pernikahan dan kesehatan jantung.

Salah satu hal yang membuat kesehatan jantung orang yang menikah lebih terjaga, antara lain, pasangan kita bisa langsung menghubungi dokter atau menyiapkan transportasi ke rumah sakit jika terjadi sesuatu dengan jantung.

Pasangan yang sudah menikah juga lebih termotivasi untuk menjalankan hidup sehat.

Dalam studi tersebut, risiko penyakit jantung orang yang menikah 5 persen lebih rendah. Angka tersebut lebih besar pada pasangan berusia muda.

Hasil studi juga menunjukkan, jumlah perokok terbanyak ada pada mereka yang bercerai, dan yang paling rendah pada orang yang pasangannya meninggal. Obesitas terutama ditemukan pada mereka yang lajang dan bercerai.

Sementara itu, pada mereka yang pasangannya meninggal, banyak ditemukan kasus penyakit diabetes, kurang olahraga, dan hipertensi.

Untuk menikah memang memerlukan kesiapan mental yang tangguh. Hal tersebut yang mendasari usia pernikahan minimal.

Usia memang tidak menjadi dasar mutlak kesiapan mental. Namun dengan batas tersebut diharapkan pengalaman dan kesiapan mental lebih baik, dibanding usia yang lebih muda. Selain tentunya kesiapan dari aspek medis.

Bila pasangan menikah mereka harus menyiapkan mental menghadapi calon orangtua.

Pernikahan akan bisa membuat mereka saling memberikan support dan empati.

Sebuah studi menyatakan, menjalani pernikahan yang bahagia menjadi kunci hidup panjang. Namun, pernikahan yang bahagia dan kesehatan bergantung pada bagaimana pasangan tersebut bekerja sama dan saling mengoreksi.

Studi yang dimuat dalam Journal of Marriage and Family ini juga mengindikasikan, pasangan yang bahagia cenderung senang menyantap hidangan sehat bersama. Mereka lebih senang melakukan ini daripada melihat pasangannya makan junkfood atau tinggal di pub.

Pasangan yang bahagia juga mengalami stres yang lebih rendah karena waktu tidur yang lebih baik. Mereka juga senang melakukan aktivitas outdoor, misalnya olahraga bersama. Pasangan ini akan saling mengingatkan bila salah satunya merokok atau punya janji dengan dokter.

“Pernikahan yang bahagia adalah ketika salah satu memiliki hari yang buruk, maka yang lain akan berempati dan memberikan support. Dorongan ini akan mengurangi stres dan melawan penurunan kesehatan,” kata pemimpin riset, Rick Miller.

sumber: prevention dan dailymail

Exit mobile version