Site icon nuga.co

Lemak Trans Bisa Penyebab Demensia

Anda penyuka jajan gorengan? Mendapatkannya dari penjaja?

Kalau iya, berarti Anda termasuk orang-orang yang memiliki kecenderungan kolesterol jahat yang tinggi.

Lantas?

Penyebabnya, Anda telah mengasup lemak trans dari penggorengan yang berulang. Mana ada penjaja makanan yang memakai minyak sekali pakai. Mereka selalu menggunakan minyak yang berulang.
Nah disanalah asal muasal lemak trans dari gorengan yang Anda asup.

Lemak trans, seperti yang disepakati oleh para ahli, merupakan jenis lemak berbahaya yang terkandung didalam suatu jenis makanan tertentu.

Lemak trans ini dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat didalam darah, meningkatkan resiko peradangan pada tubuh serta menurunkan jumlah kolesterol baik di dalam tubuh anda.

Sehingga lemak trans tersebut berpotensi sangat besar membahayakan kesehatan jantung anda.

Lemak trans terdapat di banyak makanan yang diolah dengan digoreng. Lemak satu ini disebut-sebut sebagai pemicu utama kolesterol tinggi tapi memang bisa membuat makanan jadi lebih renyah. Seperti, hidangan ayam goreng cripsy di restoran cepat saji.

Untuk membuatnya, digunakan shortening, yaitu formula padat dan tebal berwarna putih. Formula tersebut dibuat dengan menambahkan hidrogen ke minyak cair untuk memadatkan pada suhu kamar.

Proses tersebut dikenal sebagai hidrogenasi. Minyak yang terhidrogenasi tersebut saat ini terkenal sebagai lemak trans yang mampu disimpan lebih lama dan membuat tekstur makanan yang dipanggang menjadi lebih renyah. Awalnya proses ini dimaksudkan sebagai pengganti butter yang lebih murah.

Tak heran kalau para produsen makanan sangat mengandalkan lemak trans sebagai bahan utama dalam mengolah makanan. Lemak trans lalu digunakan tak hanya untuk makanan yang digoreng tapi juga juga biskuit, makanan beku serta makanan kemasan lainnya.

Begitu juga pada restoran yang memiliki menu dengan olahan deep-frying. Memang, lemak trans membuat makanan jadi lebih renyah dan nikmat.

Tapi fakta yang ditemukan peneliti dari Universitas Harvard mengungkap kalau orang yang mengkonsumsi lemak trans dalam jumlah tinggi memiliki risiko serangan jantung dua kali lebih tinggi dari mereka yang mengonsumsi sedikit lemak trans.

“Semakin kita melihat lemak trans, semakin kita melihat itu adalah racun metabolisme,” kata Walter Willett, salah satu peneliti, seperti dikutip dari Real Simple.

Lemak trans, seperti yang dirilis dalam penelitian terakhir, menjadikan Anda mudah lupa
Sebuah studi yang dilakukan oleh Harvard Medical School menyebutkan bahwa semakin banyak dan sering Anda mengonsumsi asupan tersebut, maka semakin sedikit hal-hal yang mampu diingat oleh otak.

Lemak trans sendiri merupakan salah satu jenis lemak tak jenuh yang bisa dibuat oleh manusia secara sintesis. Proses pembuatannya yaitu dengan memadatkan minyak cair biasanya berupa minyak sayur dengan gas hidrogen. Sederhananya, lemak trans merupakan hasil perubahan minyak cair menjadi lemak padat.

Lemak trans dianggap berbahaya bagi kesehatan manusia karena menaikkan kadar LDL atau kolesterol jahat serta menurunkan HDL atau kolesterol baik.

Untuk membuktikan bahwa konsumsi lemak ini juga memengaruhi kemampuan mengingat dan kapasitas memori, peneliti mengamati pola makan 1.000 responden pria. Kemudian mereka ditunjukkan 104 kartu dengan gambar. Kemampuan mereka untuk mengingat kata dalam kartu-kartu tersebut pun diuji.

Tak lupa para peneliti juga memeriksa kadar lemak trans melalui cek darah. Dari kedua tes ini, pada peneliti menemukan bahwa responden dengan kadar lemak trans tidak proporsional alias berlebihan mengingat lebih sedikit kata dalam kartu dibandingkan mereka yang kadar lemak transnya sedikit.

Masih belum jelas apa sebenarnya hubungan langsung antara lemak trans dan memori. Namun para peneliti berspekulasi bahwa alasannya kemungkinan adalah karena mengonsumsi sejumlah besar lemak trans dapat menyebabkan stres oksidatif, yaitu semacam kerusakan sel.

“Teori stres oksidatif adalah alasan yang cukup masuk akal. Tapi tetap penelitian dalam topik ini masih harus dikembangkan lagi,” ungkap Dr Olivia Okereke, asisten profesor psikiatri di Harvard Medical School, seperti dikutip dari CNN, Senin 05 Januari 2015.

The American Heart Association menyarankan konsumsi lemak trans tidak lebih dari dua gram per hari.
Secara alami, lemak ini bisa ditemukan juga dalam daging dan susu serta olahannya. Kelebihan lemak trans biasanya dimulai ketika orang-orang mulai terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan seperti fast food, kentang goreng, camilan ringan kemasan, dan biskuit.

Exit mobile version