Site icon nuga.co

Kopi Pagi? Ah..Nggak Ada Manfaatnya

Minum kopi pagi?

“Tak ada manfaatnya,”  kata Christopher Winter, ahli kedokteran tidur Charlottesville Neurology & Sleep Medicine, seperti yang dilansir dari Today, Jumat, 29 Juli 2016.

Walau pun Winter mengenyampingkan manfaatnya, kopi adalah hal pertama yang biasanya dicari banyak orang setelah bangun tidur.

Kopi memang banyak diandalkan orang untuk jadi penghilang kantuk.

Dan bukan cuma itu, bagi pencintanya, minum kopi di pagi hari bisa jadi sebuah ritual pagi tersendiri.

Namun, ternyata kebiasaan tersebut tidak baik bagi kesehatan.

Ahli kedokteran tidur menjelaskan bahwa minum kopi saat bangun bagi mereka yang bebas insomnia, karena hormon saat pagi sudah cukup membuat tubuh awas.

“Sesaat setelah bangun pagi bisa jadi merupakan titik akumulasi hormon tertinggi dalam satu hari,” kata Christopher Winter

“Pagi hari merupakan waktu ketika Anda berada di titik terendah dari spektrum tidur.”

Selain merupakan waktu terendah spektrum tidur, saat bangun tidur, hormon melatonin atau dikenal dengan hormon tidur, dan adenosine yang berfungsi menekan gairah berada pada kadar terendah dalam tubuh.

Bukan cuma itu, neuropeptida pendorong hipokretin berada dalam titik tertinggi pada tubuh.

Hipokretin merupakan senyawa yang membuat tubuh jadi lebih awas dan sadar.

Kondisi ini berarti tubuh sudah cukup memiliki senyawa pendorong untuk tetap melek. Dan ini berarti juga bahwa sebenarnya tanpa disadari, tubuh tak lagi perlu dorongan dari kafein untuk terjaga.

Ahli kedokteran tidur lainnya, Joe Ojile dari Clayton Sleep Institute menyatakan bahwa  sebenarnya tubuh butuh dua jam untuk dapat benar-benar merasakan efek kafein.

Semua kondisi ini terjadi dengan catatan bahwa tubuh baru akan mengambil kafein ketika benar-benar membutuhkan senyawa tersebut.

Namun, dampak kafein ini pun tak selalu sama. Semakin banyak seseorang mengonsumsi kopi dan terbiasa dengan kafein, daya tubuh untuk merespons senyawa itu tidak lagi sama.

Dengan kata lain, semakin sedikit mengonsumsi kopi, justru membawa manfaat karena menjaga tubuh. Tubuh Anda akan mampu merespon kafein dengan baik.

Cara terbaik dalam mengonsumsi kafein dalam kopi adalah tiga ratus  miligram per hari.

Jumlah ini setara dengan satu cangkir per hari. Perlu diingat, minumlah kopi hanya ketika ketika tubuh benar-benar membutuhkan pendorong kewasapadaan.

Menurut Winter, cara baik lainnya dalam mengonsumsi kopi dan kafein adalah 30 menit sebelum tidur siang. Bila melakukan ini, setelah bangun siang maka tubuh akan menjadi lebih waspada.

“Kafein sebenarnya mengentak sistem tubuh saat terbangun,” kata Winter. “Saya pikir banyak manfaat dari tidur siang dan sangat mendorong kewaspadaan serta kafein sangat berfungsi untuk itu.

Kopi merupakan salah satu minuman favorit di dunia.

Berbagai penelitian mengungkapkan manfaat kopi bagi kesehatan, meski tak sedikit juga yang menyebutkan efek negatif kopi.

Tapi, masih banyak yang tidak bisa melepaskan tradisi minum kopi di pagi hari.

Sementara itu, sebuah studi baru Organisasi Kesehatan Dunia  atau WHO  mengungkapkan bahwa meminum kopi secara teratur dapat mengurangi risiko kanker hati dan rahim.

Sebelumnya WHO  pernah menyatakan meminum kopi dikaitkan dengan kanker kandung kemih.

Perubahan keputusan ini berdasarkan hasil evaluasi terbaru pada lebih dari lima ratus studi tentang hubungan antara kanker dan berbagai jenis minuman panas seperti teh, kopi, dan minuman herbal.

Tim WHO  menemukan bahwa dengan meminum kopi tidak memiliki efek karsinogenik terhadap kanker pankreas, payudara, dan prostat.

Presiden Asosiasi Kopi Nasional, Bill Murray mengatakan bahwa temuan sangat signifikan untuk peminum kopi.

“Ini menegaskan bukti dari turunan studi oleh para ilmuwan sebelumnya,” kata Murray, dilansir Independent.

Bagaimanapun, laporan itu menemukan bahwa ada keterkaitan antara kanker tenggorokan atau esofagus dengan minuman yang sangat panas.

“Hasil ini menunjukkan bahwa minum minuman yang sangat panas adalah salah satu penyebab kemungkinan kanker esofagus, dan itu disebabkan oleh suhu,” kata Dr Christopher Liar, Direktur IARC.

Oleh karena itu, para ilmuwan menganjurkan para peminum teh atau kopi sebaiknya membiarkan minuman panas itu dingin lebih dahulu, terutama jika tidak menambahkan susu pada minumannya.

Kepala Interpretasi Penelitian dari World Cancer Research Fund, Dr Rachel Thompson pun mengatakan bahwa hasil penelitian yang menyebutkan minuman yang sangat panas dapat meningkatkan risiko kanker esofagus, adalah hal yang sangat menarik.

“Analisis penelitian kami sendiri menemukan bukti yang sama untuk orang yang minum teh herbal di Amerika Selatan, sebanding dengan makan makanan yang pedas dan panas. Untuk itu, kami akan melakukan analisis penelitian lebih lanjut di masa depan,” katanya.

Selanjutnya, Thompson pun menambahkan bahwa untuk semua pecinta teh dan kopi, penemuan tersebut tidak semata-mata berarti minuman panas terlarang.

“Minuman yang dimaksud ialah dengan suhu sangat panas, yang telah diidentifikasi sebagai penyebab risiko kanker,” jelasnya.

Exit mobile version