Site icon nuga.co

Kentang Goreng ‘Musuh’ Sebab Tak Sehat

Kentang goring?

Ya, makanan itu tidak sehat?

Dan itulah perdebatan  yang tak pernah habid.

Dan apakah jumlahnya  kentang goreng yang sehat untuk dikonsumsi nampaknya masih berlanjut.

Banyak netizen yang sepertinya masih belum menerima bahwa asupan kentang goreng yang sehat untuk dimakan hanya enam potong per porsi.

Profesor dari Harvard University, Dr Eric Rimm, mengatakan kebanyakan orang yang memesan kentang goreng tidak mengembalikan tiga perempat dari porsi yang mereka dapatkan.

Padahal, mengonsumsi kentang goreng dalam jumlah yang besar bisa menyebabkan tubuh menjadi tidak sehat.

Rimm menyebut kentang goreng sebagai ‘bom pati’ sebab meski terasa nikmat ternyata mengandung lemak dan kalori yang tinggi. Satu porsi kentang goreng ukuran sedang bisa mengandung hingga 430 kalori.

“Pati dalam kentang goreng akan rusak dengan sangat cepat yang menjadikan kadar gula dalam aliran darah tinggi. Selain itu, kalorinya luar biasa (banyak-red),” ujarnya dalam akun twitter pribadi miliknya.

Sejalan dengan hal tersebut, sebuah studi yang dipublikasikan pada 2017 lalu menunjukkan kentang goreng memiliki kandungan indeks glikemik yang tinggi, sebuah masalah yang terkait dengan peningkatan risiko diabetes, obesitas, dan penyakit kardiovaskular lainnya.

Selain itu, mereka yang mengonsumsi kentang goreng 2-3 kali dalam seminggu dalam porsi ‘normal’ memiliki risiko kematian yang lebih tinggi.

Wajib diketahui bahwa kentang goreng biasanya digoreng beberapa kali di atas minyak olahan atau bekas yang membuatnya menjadi tidak sehat. Kentang goreng pun di kemas dalam bentuk beku dengan bahan pengawet yang menjadikannya tahan lebih lama.

Minyak olahan yang digunakan untuk menggoreng akan meningkatkan kolesterol jahat. Sementara, pengawet yang tinggi dapat merusak kesehatan hati.

Tentu, bukan kentangnya yang membuat makanan ini menjadi tidak sehat. Tetapi cara pengolahan dan penyajiannya sehingga konsumsi kentang goreng dalam jumlah banyak tidak disarankan.

Ahli nutrisi dari Harvard University menyarankan untuk mengonsumsi kentang goreng hanya enam potong per porsi.

Sebab, konsumsi kentang goreng dalam jumlah yang banyak akan meningkatkan risiko penyakit karena mengandung jumlah lemak dan kolesterol sangat tinggi.

Lalu, bagaimana jika direbus? Kentang dianggap sebagai asupan yang mudah diolah. Kebanyakan orang merebus lalu menumbuknya dengan mentega yang biasa disebut dengan mashed potato, biasanya disajikan dengan krim sup atau steak.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harvard School of Public Health, mengolah kentang dengan cara tersebut, walau direbus terlebih dahulu, juga bisa meningkatkan risiko kenaikan berat badan, diabetes dan penyakit jantung.

Kentang tentu sangat baik bagi tubuh, jika diolah dengan cara yang benar tanpa tambahan mentega, keju, krim, atau susu.

Kentang yang direbus dengan cara biasa mengandung kalori yang sangat rendah. Juga sumber vitamin C, vitamin B6, magnesium, fosfor, niacin dan asam pantotenat.

“Cara terbaik untuk mengonsumsi kentang adalah dalam bentuknya yang utuh ketika direbus dan belum diolah,” kata Victoria Jarzabkowski Lindsay, nutrisionis dari Fitness Institute of Texas University, dikutip dari LiveScience,

Cara lain untuk mengolah kentang yang lebih sehat adalah dengan mengukus daripada merebusnya. Kentang yang dikukus kehilangan nutrisi yang lebih sedikit daripada ketika direbus.

“Delapan puluh persen kandungan vitamin C dalam sayuran akan menurun ketika direbus. Hal yang sama berlaku pada kentang jika dikupas dan dibiarkan terendam,” tambahnya.

Jarzabkowski menambahkan, bagaimana pun cara mengolah kentang ada baiknya untuk mengonsumsinya bersama kulitnya. Kulit kentang mengandung lebih banyak nutrisi daripada dagingnya.

“Kulit kentang kaya akan potasium yang lebih banyak daripada pisang. Kulitnya juga mengandung lebih banyak serat daripada isinya,” pungkasnya.

Exit mobile version