Site icon nuga.co

Kebanyakan Olahraga Tidak Sehat

“The Daily Mail, dalam situs “dailymail.co.uk,” edisi Sabtu, 23 November 2013, di rubrik “sport health”nya menurunkan artikel mengejutkan tentang olahraga yang berlebihan. Menurut “Mail,” olahraga yang berlebihan itu sama buruknya dengan bermalas-malasan.

Beda ekstrim dengan keyakinan para ilmuwan selama ini bahwa olahraga, sebanyak dan selama apa pun, sepanjang dilakukan dengan baik, akan memberi dampak kesehatan positif bagi kesehatan. Olahraga merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan untuk hidup sehat.

Untuk tetap fit, para ahli kesehatan, melarang orang berrmalas-malasan yang secara kesehatan tidak baik bagikebugaran tubuh. Itulah sebabnya agar tetap fit setiap orang dituntut untuk rutin berolahraga.
Namun perlu diingat, menurut penelitian terbaru, olahraga itu sebaiknya dilakukan dengan intensitas yang sedang-sedang saja.

Menurut sebuah studi, efek dari olahraga berlebihan itu sama buruknya dengan bermalas-malasan. Selain itu, remaja yang terlalu banyak berolahraga sebenarnya juga cenderung kurang pede, sering merasa cemas dan stres, seperti halnya remaja yang malas berolahraga.

Padahal olahraga rutin seharusnya memberikan dampak positif terhadap kesehatan mental dan fisik seseorang, dengan cara meredakan stres dan kegelisahan serta meningkatkan kepercayaan diri dan kekuatan otak.

Para peneliti mengungkap, remaja yang berolahraga berlebihan cenderung memiliki kepercayaan diri rendah, mudah cemas, dan stres, seperti mereka yang tidak pernah atau jarang berolahraga.
Laki-laki maupun perempuan yang berolahraga lebih dari 17,5 jam per minggu memiliki tingkat kesehatan yang hampir sama dengan mereka yang hanya beraktivitas fisik 3,5 jam per minggu.

Olahraga, ujar mereka, memang dikenal sebagai kegiatan yang dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan mental dan fisik dengan cara mengurangi stres dan kecemasan. Ini karena olahraga mampu meningkatkan rasa percaya diri dan kekuatan otak.

Menurut peneliti, sebagian orang melakukan olahraga secara berlebihan, meski hanya minoritas yaitu sekitar lima persen dari populasi. Sementara itu, lebih banyak orang yang mengaku tidak aktif, yaitu sepertiga dari populasi.

Peneliti juga mengungkap, kelompok yang paling diuntungkan adalah mereka yang berolahraga dalam porsi yang sedikit lebih dari cukup, yaitu 14 jam per minggu.

Studi yang dipublikasi dalam “British Medical Journal” tersebut menganalisa data pada remaja hingga dewasa muda yang berusia 16 hingga 20 tahun di Swiss selama bulan Februari 2009 hingga Januari 2010.
Perhitungan kesehatan mental dan fisik dilakukan sesuai kriteria dari WHO dengan skala 0-25. Skor di bawah 13 mengindikasikan kesehatan yang kurang baik.

Dari total peserta, sepertiga di antaranya mengaku hanya berolahraga maksimal 3,5 jam per minggu, dua perlima berolahraga 3,6 hingga 10,5 jam per minggu, kurang dari seperlima berolahraga 10,6 hingga 17,5 jam, dan hanya lima persen yang mengaku melakukan olahraga hingga lebih dari 17,5 jam.

Setelah dihitung dengan skala kesehatan WHO, remaja yang ada di kelompok kurang olahraga dan kelebihan olahraga dua kali lebih mungkin untuk mendapat skor kurang dari 13. Sementara rata-rata peserta memiliki skor 17 dalam skala tersebut

Lalu partisipan dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan jenis kelaminnya. Usia rata-rata mereka 18 tahun dan sepersepuluhnya tergolong ke dalam kelebihan berat badan atau obes.

Setelah dibandingkan dengan remaja yang intensitas olahraganya rata-rata, remaja yang berada pada kelompok intensitas rendah dan sangat tinggi ternyata berpeluang dua kali lebih besar untuk mencapai skor tingkat kesejahteraan fisik dan mental menurut WHO) di bawah 13. Sedangkan skor rata-rata seluruh partisipan adalah 17.

Dari situ ketahuan jika remaja laki-laki dan perempuan yang berolahraga lebih dari 17,5 jam per minggu memiliki tingkat ‘kesejahteraan’ yang sama rendahnya dengan yang berolahraga kurang dari 3,5 jam per minggu. Dan mereka yang mendapatkan manfaat terbesar dari olahraga rutin adalah para remaja yang berolahraga selama 14 jam per minggu.

Dengan begitu peneliti menyimpulkan jika berolahraga selama 14 jam tampaknya memang memberikan manfaat bagi kesehatan mental dan fisik seseorang, terutama bagi remaja. Jika lebih dari itu, barulah dikatakan merugikan kondisi mereka.

Exit mobile version