Aktivitas yang padat sering membuat kita tidak menyadari jika kondisi psikologis kita terganggu.
Dr. Steve Peters, profesor dan psikiater dari Sheffield Medical School, mencatat kondisi yang mungkin sering dialami namun tak disadari merupakan tanda stres.
Sejumlah kondisi ini biasa dianggap normal terjadi.
Ternyata hal tersebut menandakan bahwa psikologis kita sedang terganggu dan stres berlebih.
Ya, di waktu yang senggang, sering kali kita memikul banyak beban pikiran dan masalah di kepala, hingga semuanya turun ke perasaan dan membuat kita menjadi emosional bahkan menangis.
Namun, hal tersebut sering kita anggap sebagai sesuatu yang normal, hanya sekadar keadaan diri yang sedang rapuh.
Jangan meremehkan kondisi seperti itu. Hal ini ternyata bisa menjadi cikal bakal gangguan emosional berkepanjangan pada diri Anda.
Sebut saja lembur. Padahal itu tak perlu
Dalam hal ini, lembur bukan hanya diartikan sebagai kerja melewati batas waktu normal karena kewajiban. Beberapa orang memilih untuk tetap tinggal di kantor dan menunda pulang karena alasan yang bersifat pribadi.
Misalnya, mereka memilih lembur karena hal tersebut dapat dijadikan pelarian atas situasi yang ingin dihindari, seperti masalah keluarga, hubungan asmara, mencoba show off pada atasan, dan lain-lain.
Sepintas, hal tersebut dinilai jadi jalan pintas untuk mencegah stres namun lembur justru bisa mendatangkan stress dan gangguan emosional.
Kerja berlebih hingga lebih bisa saja jadi pelarian dari stres untuk sementara namun berpotensi mendatangkan stres lbih dalam. Maka dari itu, berpikirlah dua kali jika Anda memaksakan lembur saat menghadapi banyak masalah pribadi.
Dalam kondisi-kondisi tertentu kita bisa menjadi sangat mudah tersinggung. Hal-hal kecil yang mengusik kenyamanan bisa kita balas dengan amarah yang tidak sebanding.
Seringkali amarah tersebut lebih mudah kita lampiaskan kepada orang-orang terdekat dan kita sayangi. Hal ini jelas menggambarkan bahwa kita sedang stres dan terganggu stabilitas emosinya.
Bagi para atasan, hati-hati dengan gejala ini. Staff atau bawahan jangan selalu dijadikan sasaran emosi karena dampaknya bisa lebih buruk dari yang dibayangkan. Mengontrol diri dalam keadaan seperti ini memang merupakan tantangan yang cukup sulit.
Apakah anda tahu tentang mood swing?
Mood swingf adalah kondisi di mana jarak antara kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan terasa begitu dekat. Ketiga hal tersebut terjadi bergantian secara tiba-tiba tanpa sebab yang jelas. Jika ini terjadi pada Anda, mungkin ada yang salah kondisi psikologis Anda.
Solusi yang bisa dicoba untuk mengatasi mood swing akibat stres, yakni bicaralah. Cobalah untuk berbagi dan menumpahkan perasaan Anda pada seseorang yang Anda pikir dapat memberi sebuah perspektif lain dalam memandang hidup.
Akan lebih baik jika orang ini dirasa dapat menjadi solusi atau memiliki solusi untuk masalah-masalah yang sedang Anda hadapi.
Kemudian, hal ini juga dapat membuka dan menunjukkan apa yang terjadi pada diri kita kepada diri kita sendiri.
Maksudnya, terkadang dengan berbicara dengan orang lain kita baru sadar apa yang sedang terjadi pada diri kita.
Anda juga harus tahu bahwa hidup dengan memiliki tujuan yang jelas berdampak baik untuk diri kita.
Kita akan menjalani hari-hari penuh dengan percaya diri dan merasa memiliki harga diri. Namun stres terkadang membuat kita merasa hilang tujuan. Tanda stres seperti ini patut diwaspadai.
Mengerjakan hal-hal sekecil apapun itu namun Anda memahami tujuan yang hendak akan membuat Anda senang dalam menjalaninya.
Maka ketika tujuan itu hilang atau kita tidak tahu apa yang sedang kita tuju, akan sirna pula kesenangan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh stres dan bisa mengakibatkan gangguan emosional berkepanjangan.
Ketika seseorang merasa segala perlakuannya tidak dihargain meskipun faktanya tak seperti itu, barangkali orang tersebut sedang mengalami masalah psikologis.
Rasa tidak dihargai dapat berdampak pada spektrum emosi lainnya seperti frustrasi, amarah, rendah diri, bahkan hilangnya kepercayaan diri.
Hal yang paling tepat dilakukan adalah mengambil alih mind set tersebut dengan berpikir positif. Karena, keadaan seperti itu tidak bisa ditolong siapapun kecuali oleh orang tersebut mengontrol pikirannya sendiri.
Tanda atau gejala stres lainnya yang kerap dialami adalah terobsesi untuk mengendalikan segala sesuatu termasuk hal-hal di luar diri kita.
Kecenderungan tersebut amat lumrah terjadi. Intinya, kita berusaha sebagaimana mungkin untuk mengubah semua hal menjadi seperti apa yang kita inginkan.
Untuk mengatasi gejala ini, sebaiknya kita berusaha untuk menerima realita dan fokus pada hal-hal dalam diri kita sendiri.