Site icon nuga.co

Dunia akan Dihuni oleh Orang Gemuk

Pertumbuhan obesitas, kegemukan, kini menjadi “wabah” global, dan di khawatirkan dalam beberapa puluh tahun ke depan dunia akan di dominasi oleh manusia gemuk.

Sejak dekade delapan puluhan, ketika penduduk obesitas di dunia mencapai 857 juta orang, kini, setelah tiga puluh tahun, lonjakannya semakin dahsyat. Menurut catatan badan kesehatan dunia, ada dua koma satu miliar manusia gemuk yang menjadi penghuni bumi.

Dalam jurnal yang dimuat dalam “The Lancet,” salah satu hal yang mengkhawatirkan dari pertumbuhan obesitas ini adalah belum ada satu negara pun yang melakukan upaya signifikan untuk menurunkan angka obesitas ini.

Studi yang dilakukan tim dari Universitas Washington AS ini menggunakan data dari 188 negara yang dikumpulkan antara tahun 1980 dan 2013. Hasilnya diketahui jumlah orang dewasa yang kegemukan dan obesitas meningkat dua puluh delapan persen dalam tiga puluh tiga tahun. Pada anak-anak, angkanya naik empat puluh tujuh persen.

Angka obesitas pada pria paling banyak terdapat di Selandia Baru, Bahrain, Kuwait, Arab Saudi, dan Amerika Serikat. Sementara itu pada wanita angka tertinggi ada di Mesir, Arab Saudi, Oman, Honduras, dan Bahrain.

Di Amerika Serikat, pada tahun 2013 sepertiga pria dan wanita mengalami obesitas. Tetapi di Afrika Selatan empat puluh dua persen wanita kelebihan berat badan dan di Tonga lima puluh persen orang dewasa sangat kegemukan.

Memang dalam studi tersebut tidak disebutkan faktor apa yang menyebabkan peningkatkan jumlah penduduk obesitas. Namun, pola makan yang buruk, kurang aktivitas fisik, dan metabolisme, merupakan penyebab tersering kegemukan.

Melihat tren obesitas di seluruh dunia, para peneliti mengatakan target organisasi kesehatan dunia untuk menghentikan laju obesitas pada tahun 2025 adalah sesuatu yang ambisius jika tidak dibarengi dengan aksi yang tepat.

Bukan hanya itu, tren obesitas juga berlanjut di negara berkembang. Saat ini diperkirakan dua dari tiga penduduk di negara-negara berkembang sudah obesitas.

Studi yang dilakukan WHO, menyimpulkan belum ada gangguan kesehatan yang bisa mengalahkan parahnya epidemi obesitas. Apalagi sebuah studi menemukan bahwa Indonesia juga termasuk dalam daftar sepuluh negara yang menyumbang lima puluh persen kasus obesitas di seluruh dunia.

Demi mendapatkan kesimpulan ini, tim peneliti dari Institute for Health Metrics and Evaluation di Washington mengumpulkan berbagai data dari WHO, situs pemerintah, termasuk me-review hampir seluruh artikel kesehatan yang berkaitan dengan fenomena obesitas ini.

Hasilnya, jumlah penyandang obesitas atau kelebihan berat badan di seluruh dunia telah sampai pada angka yang menakutkan. Namun mirisnya, studi yang sama juga menemukan bila tak ada satupun negara di dunia yang berhasil mengatasi masalah global ini.

Akan tetapi peneliti mengatakan secara keseluruhan angka obesitas di hampir 188 negara di seluruh dunia terus meningkat, meskipun insidensi tertingginya terjadi di negara-negara maju seperti AS dan Inggris.

Perbedaan lainnya, di negara berkembang, yang lebih banyak mengalami obesitas adalah wanita karena mereka rata-rata harus multitasking, yaitu bekerja sekaligus mengurus keluarga, sehingga tak ada waktu untuk mengelola berat badannya.

Sebaliknya, di negara maju yang ketahuan paling sering mengalami obesitas adalah para prianya. Hal ini karena pria-pria di negara maju banyak menghabiskan waktu di jalan dan menjadi pekerja kantoran atau sering menggunakan komputer.

Menanggapi studi ini, Prof Hermann Toplak dari University of Graz, Austria mengatakan penyebabnya bisa jadi karena proses modernisasi yang dialami dunia. “Dengan adanya teknologi di sekeliling kita, maka ini memicu ketidakaktifan fisik di segala level,” tegasnya.

Exit mobile version