Site icon nuga.co

Dampak Menahan Ejakulasi Terhadap Tubuh

Menahan ejakulasi atau menunda ejakulasi kerap dilakukan pria demi memuaskan pasangan di atas ranjang.

Ada beberapa cara untuk menunda keluarnya sperma dari penis. Namun sebenarnya apa yang terjadi pada tubuh ketika menahan ejakulasi?

Apakah hal tersebut menyimpan akibat buruk?

Seksualitas pria dimulai dengan minat dan keinginan. Kemudian keadaan gairah yang dihasilkan dari kombinasi pikiran erotis dan stimulasi sensorik muncul.

Dilansir dari Harvard Health Publishing, impuls keinginan dikirimkan dari saraf panggul ke arteri di penis, yang melebar untuk menerima lebih banyak darah dan menghasilkan ereksi.

Tahap selanjutnya adalah ejakulasi, yang sama rumitnya. Kondisi itu dimulai dengan emisi, yaitu fase singkat yang sesaat mendahului ejakulasi itu sendiri.

Emisi dipicu oleh sistem saraf otonom dari sumsum tulang belakang. Saraf-saraf ini menyebabkan otot-otot prostat berkontraksi, mendorong sekresi prostat ke dalam uretra.

Segera setelah itu, otot-otot di vas deferens dan vesikula seminal beraksi dan mengeluarkan air mani ke dalam uretra.

Puncaknya disebut ejakulasi. Otot-otot leher kandung kemih menutup, mencegah air mani memasuki kandung kemih.

Bersamaan dengan itu, otot-otot pada penis dan panggil memulai kontraksi ritmis dan memaksa tubuh mengeluarkan air main ke depan melalui uretra, kemudian keluar dari penis.

Menahan atau menunda ejakulasi merupakan salah satu cara mengatasi ejakulasi dini. Cara ini disebut juga dengan teknik pause-squeeze (jeda-penekanan).

Teknik ini dilakukan dengan cara melakukan aktivitas seksual seperti biasa, termasuk stimulasi pada penis, hingga Anda merasa siap ejakulasi.

Minta pasangan Anda menekan ujung penis Anda, pada titik di mana kepala (glans) bergabung dengan poros, dan tahan tekanan tersebut hingga beberapa detik sampai dorongan untuk ejakulasi hilang.

Minta pasangan Anda mengulang proses tersebut sebanyak yang diperlukan.

Sensasi ‘dijepit’ pada penis dengan tekanan oleh pasangan Anda akan mengurangi ereksi dan orgasme. Dengan mengulang proses tersebut sebanyak yang diperlukan, Anda akan mencapai titik memulai kegiatan seksual tanpa ejakulasi.

Setelah beberapa kali latihan, perasaan sadar untuk menunda ejakulasi dapat menjadi kebiasaan dan tidak membutuhkan teknik pause-squeeze (jeda-penekanan). lagi.

Selain teknik ini, ada beberapa cara lain untuk mengatasi ejakulasi dini, seperti mengalihkan perhatian, meminum obat penunda ejakulasi, hingga menyemprotkan semprotan penunda ejakulasi.

Menahan atau menunda ejakulasi merupakan proses yang umum dilakukan para pria demi memuaskan pasangannya.

Ejakulasi, seperti yang telah dijelaskan di atas, merupakan proses kompleks di dalam tubuh saat Anda melakukan aktivitas seksual. Hal itu berlaku entah Anda menundanya atau tidak.

Menunda ejakulasi tak bisa membuat sperma kembali ke dalam tubuh Anda, bagaimana pun caranya. Air seni tidak akan keluar ke kandung kemih, ginjal, atau tempat lain jika Anda tidak melepaskannya saat aktivitas seksual berada di puncak.

Ketika Anda memutuskan untuk berhenti menahan ejakulasi, air seni akan keluar begitu saja. Jadi, tidak ada yang tertahan.

Menahan ejakulasi juga tidak akan menyebabkan ejakulasi retrograde, sebuah kondisi di mana air seni memasuki kandung kemih, bukannya keluar melalui uretra.

Bukan karena menahan ejakulasi, kondisi tersebut disebabkan oleh masalah fisik, seperti cedera atau kondisi medis lainnya, seperti diabetes.

Jadi, sengaja menahan ejakulasi tidak berakibat buruk terhadap kesehatan atau aktivitas seksual Anda. Aktivitas tersebut juga tidak akan mengubah proses yang dilakukan tubuh saat ejakulasi.

Hal itu justru seringkali dilakukan demi memuaskan pasangan Anda di ranjang.

Exit mobile version